Sambil menangis, Halimah mendatangi Abdul Muthalib, “Sungguh, pada malam ini, aku datang dengan Muhammad, namun ketika aku melewati Mekah Atas, ia menghilang dariku. Demi Allah, aku tidak tahu di mana kini ia berada.”
Setelah memerintahkan orang untuk mencari, Abdul Muthalib berdiri di samping Ka'bah, lalu berdoa kepada Allah agar Dia mengembalikan Muhammad kepadanya. (int)
------
PEDOMAN KARYA
Selasa, 14 September 2021
Kisah Nabi Muhammad SAW (13):
Muhammad
Menghilang di Mekah Atas
Penulis: Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi
Percakapan
dengan Aminah
Karena kejadian itu, Halimah kembali ke Mekah dan menyerahkan Muhammad kepada ibunya. Aminah menerima kedatangan mereka dengan rasa heran.
“Mengapa engkau
mengantarkannya kepadaku, wahai ibu susuan? Padahal sebelumnya engkau meminta
ia tinggal denganmu?” tanya Aminah.
“Ya,” jawab Halimah, “Allah
telah membesarkan Muhammad. Aku sudah menyelesaikan apa yang menjadi tugasku.
Aku merasa takut karena ada banyak kejadian terjadi padanya. Jadi, ia aku
kembalikan kepadamu seperti yang engkau inginkan.”
“Sebenarnya, apa yang
terjadi?” tanya Aminah, “berkatalah dengan benar kepadaku.”
Halimah terdiam sejenak,
lalu bercerita dengan rasa berat, “Ada dua orang berbaju putih membawanya ke
puncak bukit. Mereka membelah dan mengeluarkan sesuatu dari dalam dadanya.”
Setelah berkata demikian,
Halimah mengangkat wajahnya memandang Aminah, tetapi ia terkejut melihat wajah
Aminah demikian tenang.
“Apakah engkau takut
setanlah yang mengganggunya?” tanya Aminah.
Halimah mengangguk, “Itulah
sebenarnya yang membuatku khawatir sehingga cepat-cepat mengembalikannya kepadamu.”
Aminah menarik napas.
“Demi Allah,” katanya, “Setan
tidak akan mendapatkan jalan untuk masuk ke dalam jiwa Muhammad. Sesungguhnya,
anakku akan menjadi orang besar di kemudian hari. Ketika aku mengandungnya, aku
melihat sinar keluar dari perutku. Dengan sinar tersebut aku bisa melihat
istana-istana Busra di Syam menjadi terang-benderang.”
Aminah melanjutkan, “Demi
Allah, aku belum pernah melihat orang mengandung yang lebih ringan dan lebih
mudah seperti yang kurasakan. Ketika aku melahirkannya, ia meletakkan tangannya
di tanah dan kepalanya menghadap ke langit.”
Halimah mendengar semua
itu dengan takjub. Aminah menyentuh tangan Halimah dan berkata lembut, “Biarkan
ia bersamamu dan pulanglah dengan tenang.”
Muhammad kecil pun
kembali dibawa pulang. Namun, lagi-lagi terjadi sebuah peristiwa yang akhirnya
membuat Halimah benar-benar khawatir dan mengembalikan Muhammad kepada ibunya.
Orang-orang
Habasyah
“Kak, tunggu!” seru
Muhammad sambil berlari menuruni bukit.
Saat itu, usia Muhammad
sudah lima tahun. Ia sedang berlari mengejar saudara-saudaranya, yaitu
anak-anak Halimah. Mereka sedang menggembala kambing.
“Ayo Muhammad kejar kami
kalau bisa!” ujar Syaima, anak perempuan sulung Halimah sambil tertawa.
Anak-anak itu terus
bermain. Diam-diam, ada beberapa orang Nasrani dari Habasyah sedang
memerhatikan mereka.
“Lihat, Kak! Itu Ibu
datang!” seru Muhammad.
Anak-anak menoleh. Mereka
memekik senang melihat Halimah datang menjemput.
Namun, wajah Halimah
tampak khawatir. Ia mencurigai beberapa bayangan yang sedang mengintai sambil
berbisik-bisik di kejauhan. Hatinya makin berdebar ketika orang-orang Habasyah
itu datang mendekat. Tanpa memedulikan dirinya, mereka langsung mendekati
Muhammad.
“Paman mau apa?” tanya
Muhammad.
“Berbaliklah, Nak! Kami ingin
melihat punggungmu!” perintah salah seorang dari mereka.
Muhammad membalikkan
badan, lalu orang-orang Habasyah itu saling pandang dengan wajah terkejut.
Tanpa berkata apa-apa lagi, mereka berbalik ke tempat semula dan kembali
berunding berbisik-bisik.
“Kalian bermainlah lagi,
Ibu akan mencari tahu apa yang mereka bicarakan!” kata Halimah kepada Muhammad
dan saudara-saudaranya.
Diam-diam, Halimah
mendekati tempat orang-orang Habasyah itu berada dan terkejut mendengar apa
yang mereka katakan, “Kita harus merampas anak ini dan membawanya kepada raja
di negeri kita. Kita telah mengetahui seluk beluk tentang dia! Ada tanda di
punggungnya yang meramalkan anak ini kelak akan menjadi orang besar.”
Diam-diam, Halimah
menjauh, “Aku harus melarikan Muhammad dari mereka sekarang juga!”
Tanda-Tanda
Rasul Terakhir pada Injil
Orang-orang Nasrani
Habasyah itu tahu bahwa seorang Rasul terakhir akan dibangkitkan dan mereka
diperintahkan mengikutinya seperti yang tertera pada Injil di bagian Kitab
Ulangan (18): 15-22, “Bahwa seorang nabi di antara kamu, dari antara segala
saudaramu dan yang seperti aku ini, yaitu akan dibangkitkan oleh Tuhan Allah-mu
bagi kamu, maka dia haruslah kamu dengar.”
Muhammad
Menghilang
Halimah cepat-cepat
mengajak Muhammad pergi, namun dari kejauhan orang-orang Habasyah itu terlihat
bergegas mengikuti mereka. Untunglah Halimah mengenal daerah itu dengan baik,
sehingga mereka bisa melepaskan diri dari kejaran orang-orang Habasyah walaupun
dengan susah payah.
Tidak berapa lama kemudian, Halimah berkemas menyiapkan Muhammad untuk segera kembali ke Mekah. Sedih sekali Muhammad harus berpisah dengan saudara-saudaranya. Syaima, Unaisah, dan Abdullah.
“Muhammad, jangan lupakan
kami ya?” pinta Syaima dengan mata berkaca-kaca.
Muhammad mengangguk
sambil memeluk mereka satu persatu. Kemudian, berangkatlah Muhammad meninggalkan
dusun Bani Sa’ad dengan semua kenangan indah yang tidak akan pernah hilang dari
benaknya seumur hidup.
Halimah mengelus kepala
Muhammad penuh sayang, “Bergembiralah, Muhammad. Engkau akan berjumpa dengan
ibu dan kakekmu.”
Mekah pada malam hari
sangat ramai ketika mereka tiba. Saat melalui kerumunan orang itulah, Muhammad terpisah dan hilang. Halimah
kebingungan. Ia takut orang-orang Habasyah itu diam-diam masih mengikuti mereka
dan mengambil kesempatan ini untuk menculik Muhammad.
Sambil menangis, Halimah
mendatangi Abdul Muthalib, “Sungguh, pada malam ini, aku datang dengan
Muhammad, namun ketika aku melewati Mekah Atas, ia menghilang dariku. Demi
Allah, aku tidak tahu di mana kini ia berada.”
Setelah memerintahkan orang untuk mencari, Abdul Muthalib berdiri di samping Ka'bah, lalu berdoa kepada Allah agar Dia mengembalikan Muhammad kepadanya. (bersambung)
Editor: Asnawin Aminuddin
-----
Aminah Meninggal dalam Perjalanan dari Madinah ke Mekah
Kisah sebelumnya:
Kisah Nabi Muhammad SAW (12): Muhammad Bertemu Kembali Ibunya