------
PEDOMAN KARYA
Ahad, 24 Oktober 2021
Kisah
Nabi Muhammad SAW (27):
Lama
Tak Turun Wahyu, Rasulullah Kembali Menyendiri di Gua Hira
Penulis:
Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi
Orang
yang Berselimut
Muhammad SAW yang kini
telah menjadi Rasulullah terbangun karena mendengar Malaikat Jibril membawakan
wahyu kepadanya,
يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ
Hai orang yang berkemul
(berselimut), (QS: Al-Muddassir 74:1)
قُمْ فَأَنْذِرْ
bangunlah, lalu berilah
peringatan! (74:2)
وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ
dan Tuhanmu
agungkanlah! (74:3)
وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ
dan pakaianmu
bersihkanlah, (74:4)
وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ
dan perbuatan dosa
tinggalkanlah, (74:5)
وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ
dan janganlah kamu
memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. (74:6)
وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ
Dan untuk (memenuhi
perintah) Tuhanmu, bersabarlah. (74:7)
Khadijah memandang
Rasulullah dengan kasih yang bertambah besar. Beliau perlahan mendekati
suaminya. Khadijah dengan lembut memintanya agar kembali tidur.
“Waktu tidur dan
istirahat sudah tidak ada lagi, Khadijah,” demikian jawab Rasulullah.
“Jibril membawa perintah
supaya aku memberi peringatan kepada umat manusia, mengajak mereka, dan supaya
mereka beribadah hanya kepada Allah. Namun, siapa yang akan kuajak? Siapa pula
yang akan mendengarkan?” lanjut Rasulullah.
Khadijah cepat cepat
menenteramkan hati suaminya. Diceritakannya apa yang tadi dikatakan Waraqah.
Dengan penuh semangat, Khadijah menyatakan diri sebagai orang yang mengimani
Rasulullah.
Dengan demikian, tercatat
dalam sejarah bahwa orang pertama yang memeluk Islam adalah Khadijah.
Untuk lebih menentramkan
Rasulullah, Khadijah meminta suaminya memberitahu dirinya apabila malaikat
datang.
Kemudian Jibril memang
datang, namun hanya Rasulullah yang dapat melihatnya. Khadijah mendudukkan
Rasulullah di pangkuan sebelah kiri, lalu ke pangkuan sebelah kanan. Malaikat
Jibril masih terlihat oleh Rasulullah. Namun, ketika Khadijah melepas penutup
wajahnya, Rasulullah melihat Sang Malaikat menghilang.
Dari kejadian itu, Bunda
Khadijah merasa yakin bahwa yang datang itu benar-benar malaikat, bukan jin.
Bertemu
Waraqah
Tidak lama kemudian,
Rasulullah bertemu dengan Waraqah bin Naufal. Saat itu, Rasulullah sedang
melaksanakan thawaf.
Sesudah Rasulullah
menceritakan keadaannya, Waraqah berkata, “Demi Dia yang memegang hidup
Waraqah, engkau adalah nabi atas umat ini. Engkau telah menerima Namus Besar
seperti yang pernah disampaikan kepada Musa. Pastilah kau akan didustakan,
disiksa, diusir, dan diperangi orang. Kalau sampai pada waktu itu aku masih
hidup, pasti aku akan membela yang di pihak Allah dengan pembelaan yang sudah
diketahui-Nya pula.”
Kemudian, Waraqah
mendekat dan mencium ubun-ubun Rasulullah.
Kini Rasulullah
memalingkan wajah ke sekitarnya, melihat orang-orang yang menyembah
patung-patung batu. Orang-orang ini juga menjalankan riba dan memakan harta
anak yatim. Mereka jelas-jelas berada dalam kesesatan. Kepada orang orang
inilah Rasulullah diperintahkan untuk menyeru agar mereka menghentikan
perbuatan perbuatan itu.
Namun, apakah mereka mau
berhenti begitu saja? Orang-orang Quraisy itu benar-benar amat kuat dalam
memegang keyakinan mereka.
Orang-orang itu bahkan
siap berperang dan mati untuk mempertahankan keyakinan mereka. Untuk itu,
Rasulullah memerlukan datangnya wahyu penuntun lagi.
Namun, wahyu yang dinanti
Rasulullah ternyata tidak juga turun. Jibril tidak pernah datang lagi untuk
waktu yang lama. Rasulullah merasa amat terasing. Rasa takutnya kembali muncul.
Beliau takut jika Allah melupakan bahkan tidak menyukainya.
Rasulullah kembali pergi
ke bukit dan menyendiri lagi di Gua Hira. Ingin rasanya beliau membubung tinggi
dengan sepenuh jiwa, menghadap Allah, dan bertanya mengapa dirinya seolah
ditinggalkan.
Apa gunanya hidup ini
kalau harapan besar Rasulullah untuk menuntun umat ternyata menjadi kering.
Rasulullah saat itu, benar benar hampir merasa putus asa.
Surat
Adh Dhuha
Tiba-tiba, wahyu itu
turun:
وَالضُّحَىٰ
Demi waktu matahari
sepenggalahan naik,
Surah Ad-Duha (93:1)
وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ
dan demi malam apabila
telah sunyi (gelap), (93:2)
مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا
قَلَىٰ
Tuhanmu tiada
meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu. (93:3)
وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ
مِنَ الْأُولَىٰ
Dan sesungguhnya hari
kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan). (93:4)
وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ
فَتَرْضَىٰ
Dan kelak Tuhanmu pasti
memberikan karunia-Nya kepadamu , lalu (hati) kamu menjadi puas. (93:5)
أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَىٰ
Bukankah Dia mendapatimu
sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu? (93:6)
وَوَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَىٰ
Dan Dia mendapatimu
sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. (93:7)
وَوَجَدَكَ عَائِلًا فَأَغْنَىٰ
Dan Dia mendapatimu
sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan. (93:8)
فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا
تَقْهَرْ
Sebab itu, terhadap anak
yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.
(93:9)
وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا
تَنْهَرْ
Dan terhadap orang yang
minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.
(93:10)
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ
فَحَدِّثْ
Dan terhadap nikmat
Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan.
(93:11)
Rasa cemas dan takut di
hati Rasulullah kini hilang sudah. Betapa damainya firman Allah itu terasa di
hati beliau. Rasulullah harus menjauhi setiap perbuatan mungkar dan
membersihkan pakaian.
Beliau harus mengajak orang
mengingat Allah. Beliau harus tabah menghadapi gangguan, tidak boleh menolak
orang yang meminta bantuan, dan berlaku lembut kepada anak yatim.
Allah juga mengingatkan
bahwa Rasulullah yatim, lalu Allah melindunginya lewat asuhan kakeknya, Abdul
Muthalib, dan pamannya, Abu Thalib.
Dulu, Rasulullah hidup
miskin, lalu Allah memberinya kekayaan. Allah pula yang telah menyandingkan
beliau dengan Khadijah, yang menjadi kawan semasa muda, kawan semasa beliau
ber-tahannuts, kawan yang penuh cinta kasih, yang memberi nasihat dengan rasa
kasih sayang.
Allah telah mendapati Rasulullah tidak tahu jalan, lalu diberi-Nya beliau petunjuk kenabian. Cukuplah semua itu. Hendaklah mulai sekarang, Rasulullah mengajak orang kepada kebenaran, sedapat mungkin, sekuat mungkin. (bersambung)
Kisah sebelumnya:
Malaikat Jibril Membacakan Surah Al-‘Alaq, Muhammad Diangkat Jadi Utusan Allah