“Inilah tali sabut yang dimaksud temanmu itu?” ejek Ummu Jamil sambil tersenyum, “Tidakkah ini merupakan tali sabut paling indah di dunia?”
Ummu Jamil kemudian berlenggak-lenggok genit sambil mempermainkan kalungnya. Ia tertawa dengan congkak. Abu Bakar tidak membalas, beliau cuma memejamkan mata.
--------
PEDOMAN KARYA
Senin, 01 November 2021
Kisah
Nabi Muhammad SAW (30):
Istri
Abu Lahab Pertontonkan Perhiasannya kepada Abu Bakar
Penulis:
Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi
Seruan
dari Bukit Shafa
Rasulullah ﷺ menaiki
Bukit Shafa. Kemudian dengan suara lantang, beliau memanggil-manggil, “Wahai
orang-orang Quraisy! Wahai orang-orang Quraisy!”
Penduduk Mekah yang sibuk
dengan urusannya terkejut dan menoleh.
“Muhammad berseru dari
atas Shafa!” seru mereka.
Seketika, orang-orang
datang berduyun sambil bertanya-tanya khawatir, “Ada apa?”
Rasulullah SAW memandang
kerumunan orang di bawah yang menatapnya dengan wajah penuh tanda tanya.
“Bagaimana pendapat
kalian kalau kuberi tahu bahwa di balik bukit ini ada pasukan berkuda yang siap
menyerbu. Percayakah kamu kepadaku?” tanya Rasulullah ﷺ.
“Kami percaya!” jawab
orang-orang yang di berkerumun itu.
Mereka melanjutkan, “Kami
tidak akan meragukan kata-katamu. Tidak pernah kami mendengar engkau berdusta.”
Rasulullah ﷺ menarik
napas dan menyampaikan seruannya, “Aku mengingatkan kalian sebelum datang siksa
yang amat berat! Wahai orang-orang Quraisy, Allah memerintahkan aku untuk
memberi peringatan kepada kalian bahwa yang terbaik bagi kehidupan dunia dan
akhirat adalah mengucapkan kalimat 'Laa ilaaha illallaah Muhammadurrasulullah.”
Sejenak orang-orang
tampak terpesona. Namun, Abu Lahab yang juga hadir di situ, dengan cepat naik
darah. Ia berseru keras-keras mencaci Rasulullah ﷺ, “Celaka engkau, Muhammad! Binasa
dan celakalah seluruh hari-harimu! Hanya untuk omong kosong itukah kamu
mengumpulkan kami?”
Rasulullah ﷺ tidak
berkata apa-apa dihina sekeras itu. Beliau hanya menatap tajam wajah Abu Lahab.
Setelah teriakan Abu Lahab itu, orang-orang Quraisy seperti disadarkan dari
rasa terpesonanya. Mereka bubar dengan bermacam tingkah. Ada yang mengerutkan
kening, ada yang berbisik-bisik, ada yang melirik Rasulullah SAW sambil
tersenyum mencibir.
Hinaan Abu Lahab itu
tidak dibiarkan Allah.Turunlah firman yang mengutuk perbuatan itu. Turunnya
Surat Al-Lahab
Allah berfirman: mengutuk
Abu Lahab
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ
وَتَبَّ
Binasalah kedua tangan
Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. (Surah Al-Lahab, 111:1)
مَا أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُ
وَمَا كَسَبَ
Tidaklah berfaedah
kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. (Surah Al-Lahab, 111:2)
سَيَصْلَىٰ نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ
Kelak dia akan masuk ke
dalam api yang bergejolak. (Surah Al-Lahab, 111:3)
وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ
Dan (begitu pula)
istrinya, pembawa kayu bakar. (Surah Al-Lahab, 111:4)
فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ
Yang di lehernya ada tali
dari sabut. (Surah Al-Lahab, 111:5)
Wahai Abu Lahab, sekarang
apa yang akan engkau katakan? Dengarlah, keponakanmu Muhammad tidak akan pernah
lagi bungkam terhadap orang yang menentangnya. Keponakanmu Muhammad tidak akan
pernah lagi menerima caci maki dan hinaan dari siapa pun sekali pun dari
pamannya sendiri.
Jika caci maki itu
ditujukan pada ajaran Allah yang dibawanya, keponakanmu Muhammad bahkan siap
terjun ke medan laga untuk menghadapi orang-orang yang sombong dan congkak
seperti dirimu.
Wahai Abu Lahab
dengarkanlah! Dengarkanlah firman Allah yang baru turun itu! Bukankah firman
itu seperti gelegar petir yang menyambar dirimu?
Dirimulah yang binasa,
Abu Lahab! Seluruh hari-harimulah yang binasa! Binasalah kedua tanganmu dan
sungguh engkau akan benar-benar binasa!
Abu
Lahab
Nama asli Abu Lahab
adalah Abdul Uzza. Abu Lahab artinya si “Umpan Api”. Bisa dibayangkan betapa
sakitnya hati Rasulullah ﷺ dihina Abu Lahab. Abu Lahab adalah paman Rasulullah ﷺ.
Lebih dari itu Rasulullah
SAW menikahkan kedua putrinya, Ruqayyah dan Ummu Kultsum dengan ke dua putra
Abu Lahab, Utbah dan Utaibah.
Ummu
Jamil
Selain Abu Lahab, ada
seorang lagi yang amat murka dengan turunnya Surat Al Lahab. Dia adalah Ummu
Jamil, istri Abu Lahab. Begitu mendengar bunyi Surat Al Lahab yang disampaikan orang kepadanya, hati Ummu Jamil
menggelegak marah.
Ia keluar rumah dan
berjalan ke sana kemari mencari sasaran pelampaisan kemarahan. Tidak lama
kemudian, ia bertemu dengan Abu Bakar. Amarahnya naik ke ubun ubun.
“Apa maksud temanmu melantunkan
syair tentang diriku?” bentak Ummu Jamil kepada Abu Bakar.
Abu Bakar mengerti bahwa
yang dimaksud Ummu Jamil adalah Rasulullah. Sebenarnya, saat itu Rasulullah ada
di sisi Abu Bakar, tetapi Allah menutupi beliau dari pandangan Ummu Jamil.
“Demi Allah, temanku itu
tidak pandai bersyair!” sanggah Abu Bakar.
“Bukankah temanmu itu
mengatakan bahwa di leherku ada tali dari sabut yang dipintal?” tanya Ummu
Jamil.
Ummu Jamil meraba-raba
lehernya. Di leher itu, ada untaian kalung yang amat indah. Ia mempertontonkan
perhiasannya itu kepada Abu Bakar sampai Abu Bakar merasa jengah dan
memalingkan wajahnya.
“Inilah tali sabut yang
dimaksud temanmu itu?” ejek Ummu Jamil sambil tersenyum, “Tidakkah ini
merupakan tali sabut paling indah di dunia?”
Ummu Jamil kemudian
berlenggak-lenggok genit sambil mempermainkan kalungnya. Ia tertawa dengan
congkak. Abu Bakar tidak membalas, beliau cuma memejamkan mata.
Melihat Abu Bakar yang
tetap tenang, Ummu Jamil melengos pergi sambil mengomel, “Semua orang Quraisy
tahu bahwa aku adalah putri kebanggaan mereka!”
Ummu Jamil adalah wanita yang sangat cantik. Ummu Jamil berarti “Ibu Kecantikan”. Namun, seperti suaminya, Ummu Jamil sangat membenci Rasulullah dan kaum Muslimin. Begitu bencinya sampai ia menyuruh budak-budaknya melemparkan kotoran dan batu kepada Rasulullah setiap kali beliau lewat. (bersambung)
Kisah sebelumnya:
Rasulullah Undang Makan dan Ajak Keluarganya Masuk Islam
Abu Bakar dan Utsman bin Affan Masuk Islam