------
PEDOMAN KARYA
Senin, 06 Desember 2021
Amalan
Ringan Yang Dapat Mengantarkan Kita Masuk Surga
Oleh:
Asnawin Aminuddin
(Wakil Ketua Majelis
Pustaka dan Informasi Muhammadiyah Sulsel)
Seorang teman dosen,
seorang doktor lulusan perguruan tinggi di Malaysia yang insya Allah beliau seorang
ahli shalat dan ahli ibadah, pada suatu hari dalam sebuah pertemuan, bertanya
kepada saya.
“Bisakah itu para ustadz,
saat ceramah di mimbar, tidak menakut-nakuti jamaah?” tanya teman itu.
“Kenapa ki’ bertanya
begitu?” saya balik bertanya dalam Bahasa Indonesia logat Makassar.
“Soalnya, kadang-kadang
ada ustadz, kalau ceramah, selalu bicara neraka. Selalu bicara ancaman api
neraka. Akhirnya jamaah jadi takut. Kenapa tidak bicara surga, supaya jamaah
senang?” katanya.
Saya bilang, bagus juga
itu. Saya kemudian membaca-baca dalam Al-Qur’an, dan ternyata cukup banyak ayat
dalam Al-Qur’an yang menganjurkan menyampaikan kabar gembira. Saya menemukan sebanyak
46 ayat dengan kata kunci “kabar gembira.”
Dalam Surah Al-Baqarah, surah
ke-2, ayat 25, Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Dan sampaikanlah kabar
gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk
mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.”
Pada surah yang sama,
Surah Al-Baqarah, ayat 223, Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Dan
sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang beriman.”
Begitu pula dalam Surah
Al-Hajj, surah ke-22, ayat 37, “Dan sampaikanlah kabar gembira kepada
orang-orang yang berbuat baik.”
Di Surah Al-Ahzab, surah
ke-33, ayat 47, Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Dan sampaikanlah kabar
gembira kepada orang-orang mukmin bahwa sesungguhnya bagi mereka karunia yang
besar dari Allah.”
Kabar gembira berikutnya,
untuk masuk surga, kita tidak harus shalat lail atau shalat tahajjud setiap
malam. Untuk masuk surga, kita tidak harus puasa Senin – Kamis, apalagi Puasa
Daud (satu hari puasa, hari berikutnya makan, begitu seterusnya).
Untuk masuk surga, kita
tidak harus mengeluarkan uang banyak, tidak harus bersedekah setiap hari atau
bersedekah setiap Jumat.
Tidak harus begitu. Melakukan
perbuatan kecil yang bermanfaat bagi orang banyak, seperti menyingkirkan
gangguan di jalan, atau menyingkirkan batu di jalan yang bisa menyebabkan orang
jatuh atau celaka karenanya, itu bisa menjadi penyebab kita masuk surga.
Rasulullah Shalallahu
alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh aku telah melihat seorang laki-laki,
mondar-mandir di dalam surga, hanya karena ia menyingkirkan gangguan, sebatang
pohon di tengah jalan.” (HR. Muslim)
Penduduk
Surga
Anas bin Malik, salah
satu sahabat Rasulullah yang juga pernah menjadi pembantunya, mengisahkan, kami
sedang duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah bersabda,
“Sebentar lagi, akan muncul di hadapan kalian, seorang penduduk surge.”
Baru saja Rasulullah diam
dari sabdanya, tampak seorang sahabat Anshar datang, jenggotnya masih basah
terkena bekas air wudlu, terlihat tangan kirinya sedang menenteng kedua sandal
yang ia punya.
Esok harinya, Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali mengatakan hal yang sama persis
dengan yang kemarin.
“Sebentar lagi, akan
muncul di hadapan kalian, seorang penduduk surga,” dan muncul kembali orang dan
ciri-ciri yang sama.
Hari ketiga Rasulullah
mengulangi ucapan yang sama, “Sebentar lagi, akan muncul di hadapan kalian,
seorang penduduk surga,” dan lagi-lagi muncul orang yang sama.
Pada hari ketiga tersebut,
usai Rasulullah berdiri meninggalkan majelis, salah seorang sahabat, Abdullah
bin ‘Amr bin Al-Ash membuntuti orang Anshar itu, lalu berkata kepadanya, “Aku
sedang punya masalah dengan ayahku. Dan aku bersumpah untuk tidak masuk ke
rumahnya selama tiga hari. Bolehkah aku menginap di rumahmu sampai tiga hari?”
“Oh, silahkan,” jawab
lelaki yang dipastikan Rasulullah akan masuk surga ini.
Abdullah bin ‘Amr bin
Al-Ash kemudian menginap di rumah lelaki tersebut selama tiga malam. Ia sama
sekali tidak melihat sang tuan rumah mengerjakan shalat malam (shalat tahajjud).
Hanya saja, jika ia
sedang terjaga di malam hari dan berbolak-balik di tempat tidur, maka ia hanya
tampak berdzikir kepada Allah dan bertakbir sampai ia bangun untuk menjalankan
ibadah salat subuh.
Dalam kisah yang
disampaikan Abdullah, ia menyebutkan, “Tidak ada yang istimewa dari lelaki
tadi. Hanya saja, aku tidak pernah mendengarnya mengatakan apapun kecuali
dengan ucapan yang baik.”
“Dan saat berlalu tiga
hari,” kenang Abdullah, “Hampir saja aku meremehkan kegiatan yang dilakukan orang
Anshar itu. Maka aku pun terus terang berkata kepadanya. Wahai hamba Allah
(fulan), sesungguhnya antara aku dan ayahku tidak ada masalah, apalagi hingga memboikot
tidak mau datang ke rumahnya, sama sekali tidak.”
Abdullah diam sejenak,
kemudian melanjutkan, “Tapi aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam berkata hingga sebanyak tiga kali, akan muncul di hadapan kalian seorang
penduduk surga, lantas engkaulah yang tiba-tiba datang. Hal itu mendorong aku
untuk menginap bersamamu supaya aku bisa melihat apa saja amalanmu. Dengan
begitu, aku aku bisa menirunya. Namun aku justru tidak melihat dirimu melakukan
banyak beramal. Sebenarnya amalan apa yang mengantarkanmu, hingga pada derajat
sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, (bahwa kamu min ahlil
jannah)?”
Lelaki ini menjawab
“Tidak ada yang istimewa dari amalanku kecuali sebagaimana telah engkau lihat.”
Dalam hadits tersebut,
Anas bin Malik melanjutkan riwayatnya, Abdullah lalu mengatakan, “Saat aku
beranjak pergi maka iapun memanggilku dan berkata, amalanku hanyalah yang
engkau lihat, hanya saja aku tidak menemukan perasaan dengki (jengkel) dalam
hatiku kepada seorang muslim pun, dan aku tidak pernah hasad kepada seorang pun
atas kebaikan yang Allah berikan kepadanya.”
Mendapat jawaban
memuaskan ini, Abdullah menimpali “Nah, inilah amalan yang mengantarkan engkau
(menjadi penduduk surga, red). Dan inilah yang kami tidak mampu.” (HR Ahmad :
12236)
Dari beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang memberikan kabar gembira tersebut dan dua sabda Rasulullah, termasuk kisah yang disampaikan Anas bin Malik tersebut, kiranya kita dapat mengambil pelajaran bahwa amalan-amalan yang ringan pun, seperti menyingkirkan gangguan sebatang pohon di tengah jalan, serta selalu menjaga kebersihan hati, dapat mengantarkan kita masuk surga.
------