PROGRAM BAHARI. Guru dan kepala sekolah SD Hang Tuah Makassar, serta penggiat literasi, Rusdin Tompo, mengadakan pertemuan membahas Literasi Kemaritiman, di Jl Serdako Usman Ali, No 4, Kelurahan Totaka, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar, Senin, 06 Desember 2021.
-----
Selasa, 07 Desember 2021
“Program
Bahari” SD Hang Tuah Makassar Fokus pada Literasi Kemaritiman
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). SD Hang Tuah Makassar bertekad melakukan
rebranding dengan fokus pada literasi kemaritiman. Literasi kemaritiman akan
jadi ciri bagi sekolah yang berada di Jl Serdako Usman Ali, No 4, Kelurahan
Totaka, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar.
Penyamaan persepsi
sebagai sekolah yang akan mengembangkan literasi kemaritiman dilakukan dalam
pertemuan antara Kepala Sekolah SD Hang Tuah, Arpin SPd MPd, dewan guru, dan
pemerhati pendidikan, Rusdin Tompo, di sekolah tersebut, Senin, 06 Desember
2021.
“Kita akan punya Program
Bahari, yang merupakan akronim dari Pembelajaran Holistis Kemaritiman,” jelas Rusdin
Tompo, kepada wartawan seusai pertemuan.
Menurut penggiat literasi
itu, Program Bahari akan menyambungkan SD Hang Tuah secara lebih intens dengan
stakeholder terkait.
Sekolah ini akan
memanfaatkan sumber daya dan jejaring yang dimiliki seperti Naval Museum
Lantamal VI, Pelabuhan Untia, Paotere, dan kawasan wisata mangrove Lantebung,
serta lembaga pendidikan pelayaran di sekitar situ.
Nilai-nilai kemaritiman
itu akan ditularkan ke anak-anak melalui berbagai pendekatan kreatif dan
menyenangkan. Pendekatannya bisa melalui gambar, mendongeng, puisi, serta
kegiatan kunjungan lapangan. Digagas pula agar nanti perpustakaan SD Hang Tuah
punya rak khusus yang berisi bahan-bahan bacaan bertema kemaritiman.
Saat ini, visi SD Hang
Tuah adalah unggul dalam prestasi dan disiplin, serta berwawasan lingkungan dan
kebahariaan. Namun visi itu akan dipertegas pada aspek yang terkait
kemaritiman, terutama juga pada tahap implementasinya.
“Kita akan follow up ide
dan gagasan-gagasan hari ini. Tujuannya, untuk meningkatkan performa sekolah,”
ujar Arpin.
Kepala sekolah yang sudah
memimpin SD Hang Tuah sejak Januari 2016 itu mengaku, butuh masukan-masukan
baru untuk memajukan sekolah agar lebih baik.
Dengan rebranding yang
dilakukan sebagai sekolah yang berciri literasi kemaritiman, diharapkan minat
orang tua untuk menyekolahkan anaknya di SD Hang Tuah meningkat. Pada tahun
ajaran 2021-2022 ini, jumlah murid SD Hang Tuah sebanyak 317 orang.
Pertemuan untuk
menyamakan persepsi dan visi sebagai sekolah berbasis literasi kemaritiman itu,
berjalan cukup hidup. Guru-guru diberi kesempatan mengemukakan pandangan dan
pertanyaannya.
Ada yang bertanya,
bagaimana menghadirkan nuansa kemaritiman di sekolah. Ada juga yang bertanya,
bagaimana cara memberikan spirit kemaritiman melalui pendekatan budaya.
Rusdin Tompo
menyampaikan, untuk membangun image dan brand sebagai sekolah yang fokus pada
literasi kemaritiman maka perlu membuat ikon dan produk program yang dapat
dikenali sebagai sekolah yang berciri kemaritiman.
“SD Hang Tuah, yang
namanya diambil dari tokoh legendaris Melayu keturunan Makassar, adalah brand
yang mesti diperkuat,” kata Rusdin.
Banyak kisah-kisah
sejarah dan diaspora Sulawesi Selatan yang bisa jadi pembelajaran. Misalnya
tentang La Patello Amanna Gappa, seorang matoa asal Wajo, yang menghimpun hukum
pelayaran dan hukum perniagaan pada dekade 1670-an.
Juga cerita tentang para
pencari teripang asal Bugis-Makassar yang berlayar hingga ke benua Australia, serta
kisah pelayaran perahu Pinisi yang sampai ke Madagaskar, Benua Afrika.
Arpin menilai positif
pendekatan holistis yang akan dilakukan, termasuk bagaimana memadukan
pembelajaran tematik dengan literasi kemaritiman.
Pada usia SD, katanya, anak
akan didorong meningkatkan kreativitas dalam pemecahan masalah. Selain itu,
dapat mengembangkan aspek spriritual dan memaksimalkan perkembangan anak.
“Pendidikan holistis akan
lebih mengedepankan arahan serta bimbingan secara menyeluruh pada anak-anak
sebagai peserta didik,” kata Arpin. (rt)