Kemudian Rasulullah dibawa ke hadapan Arasy sehingga bertemu Allah. Segalanya tidak dapat dilukiskan dengan lidah dan di luar jangkauan daya otak manusia.
Bertemu dengan Allah Yang Maha Agung membuat Rasulullah merasakan kesejukan sampai ke tulang punggungnya. Kemudian, rasa tenang dan damai membanjiri perasaan beliau, begitu terasa nikmat. Pada saat itulah, Rasulullah, Allah memerintahkan agar setiap Muslim melakukan shalat lima puluh kali sehari semalam.
----
PEDOMAN KARYA
Jumat, 10 Desember 2021
Kisah
Nabi Muhammad SAW (54):
Rasulullah
Dibawa ke Langit dan Menerima Perintah Shalat
Penulis:
Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi
Ke
Langit Berikutnya
Rasulullah melanjutkan perjalanannya bersama Jibril.
Beliau melihat orang-orang berbibir seperti bibir unta. Di mulut mereka ada
potongan api berbentuk batu yang mereka telan lalu keluar lagi lewat duburnya,
kemudian ditelan lagi begitu seterusnya.
“Siapakah mereka ini?” Rasulullah bertanya-tanya.
“Mereka adalah para pendosa yang memakan harta anak
yatim,” jawab Jibril.
Setelah itu, beliau melihat orang-orang seperti
keluarga Fir'aun. Perut mereka membesar, sedangkan serombongan unta-unta gila
menginjak-injak perut mereka di neraka. Orang-orang itu tidak mampu lagi
menghindar.
“Siapakah orang-orang ini?” tanya Rasulullah.
“Orang-orang itu adalah para pemakan riba. Mereka
biasa meminjamkan uang kepada orang lain, tetapi meminta uang pinjaman itu
dikembalikan dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan uang yang dipinjam,”
jawab Jibril.
Setelah itu, Rasulullah melihat orang-orang yang di
hadapan mereka ada dua jenis daging, satu empuk dan lezat, sedang yang satu
lagi kesat dan busuk. Akan tetapi, orang-orang itu memakan daging yang busuk.
“Siapakah mereka ini?” kembali Rasulullah bertanya.
Dijelaskan kepada beliau bahwa orang-orang itu
menelantarkan istrinya dan mendekati perempuan lain yang tidak halal.
Dalam perjalanan berikutnya, Rasulullah dibawa ke
langit kedua. Beliau berjumpa dengan Nabi Isa dan Nabi Yahya (Putra Nabi
Zakaria). Keduanya adalah saudara sepupu dari garis ibu.
Di langit ketiga, beliau berjumpa dengan seorang nabi
yang wajahnya begitu tampan seperti bulan purnama. Itu adalah Nabi Yusuf.
Di langit keempat, Rasulullah bertemu dengan Nabi
Idris yang telah dimuliakan Allah dengan diangkat dari dunia ke tempat yang
tinggi.
Di langit kelima, Rasulullah bertemu Nabi Harun (putra
Imran). Nabi Harun adalah nabi yang dikasihi kaumnya.
“Belum pernah saya bertemu orang segagah dia,”
demikian sabda Rasulullah tentang Nabi Harun.
Menerima
Perintah Shalat
Di langit keenam, Rasulullah bertemu dengan Nabi Musa.
Lalu, di langit ketujuh, beliau bertemu dengan seorang laki-laki yang sedang
duduk di atas singgasana gerbang surga (Baitul Makmur). Setiap hari, 70 ribu
malaikat masuk lewat gerbang itu dan tidak keluar lagi sampai Hari Kebangkitan.
"Belum pernah saya melihat orang yang lebih
menyerupai saya,"
Laki-laki itu ayah saya, Nabi Ibrahim. Kemudian, ia
membawa saya ke surga dan di situ saya melihat seorang gadis berbibir merah
gelap, dan saya tanyakan dia, milik siapa ia sebab ia begitu gembira ketika
berjumpa dengan saya, dan jawabnya,
“Saya milik Zaid bin Haritsah.”
Kemudian Rasulullah dibawa ke hadapan Arasy sehingga
bertemu Allah. Segalanya tidak dapat dilukiskan dengan lidah dan di luar
jangkauan daya otak manusia.
Bertemu dengan Allah Yang Maha Agung membuat
Rasulullah merasakan kesejukan sampai ke tulang punggungnya. Kemudian, rasa
tenang dan damai membanjiri perasaan beliau, begitu terasa nikmat. Pada saat
itulah, Rasulullah, Allah memerintahkan agar setiap Muslim melakukan shalat
lima puluh kali sehari semalam.
Begitu Rasulullah turun dari Arasy, beliau bertemu
Nabi Musa yang berkata,
“Bagaimana engkau mengharap pengikut-pengikutmu akan
melakukan shalat lima puluh kali setiap hari? Sebelum engkau, aku sudah punya
pengalaman, sudah kucoba terhadap Bani Israil sekuat daya. Percayalah dan
kembalilah kepada Allah, minta supaya dikurangi jumlah shalat itu,” kata Nabi
Musa.
Kemudian Rasulullah kembali menemui Allah. Kemudian
jumlah shalat dikurangi jadi empat puluh kali setiap hari.
Namun, Nabi Musa menganggap masih di luar kemampuan
orang. Dia sarankannya lagi Rasulullah kembali meminta keringanan. Demikianlah,
beberapa kali Rasulullah bolak-balik menemui Allah sampai akhirnya jumlah
shalat ditetapkan menjadi lima kali sehari semalam.
Kemudian, Rasulullah kembali ke Bumi dengan menuruni
tangga. Buraq pun membawa Rasulullah kembali ke Mekah.
Mengabarkan
Isra Mi'raj
Menjelang fajar Rasulullah membangunkan Ummu Hani dan
keluarganya.
“Oh Ummu Hani,” sabda Rasulullah, “Seperti engkau
maklum, semalam aku shalat malam terakhir bersama kamu. Kemudian aku ke Baitul
Maqdis dan shalat di sana. Baru saja, saat ini, kita shalat subuh bersama.”
Rasulullah kemudian bangkit, meninggalkan Ummu Hani
yang masih terperangah. Ummu Hani tahu beliau akan keluar dan mengabarkan Isra'
dan Mi'raj kepada orang banyak.
Rasulullah berdiri dan berjalan ke pintu begitu cepat
seolah-olah tidak sabar lagi untuk mengabarkan perjalanan ini. Padahal, beliau
tahu apa akan dikatakan orang Quraisy yang selama ini memusuhinya. Namun,
semangat Rasulullah tidak terhalangi oleh hal-hal semacam itu.
Rasa khawatir Ummu Hani menggunung seketika. Begitu
cepatnya langkah Rasul sehingga Ummu Hani terpaksa menarik jubah Rasul dengan
tergesa-gesa.
“Ya Rasulullah, jangan mengatakannya pada khalayak
ramai. Nanti mereka menuduh engkau berdusta dan mereka akan menghinamu,” kata
Ummu Hani.
Rasulullah tersenyum menentramkan, “Demi Allah, saya
akan tetap mengatakannya.”
Ummu Hani tidak bisa berkata apa-apa lagi melihat
tekad Rasulullah yang sudah demikian kuat. Ketika Rasulullah pergi, dilihatnya
beliau dengan pandangan khawatir. Ummu Hani segera memanggil seorang hamba
sahayanya, seorang perempuan dari Habasyah.
“Pergilah, ikuti Rasulullah dan dengar yang dikatakan
kaumnya terhadap beliau,” kata Ummu Hani.
Hamba sahaya itu pun bergegas pergi. (bersambung)
Kisah sebelumnya:
Allah Menghibur Rasulullah dengan Perjalanan Isra’ dan Mi’raj
Abu Lahab Lepas Perlindungan Bani Hasyim kepada Rasulullah, Orang Tha’if Melempari Batu