------
PEDOMAN KARYA
Rabu, 29 Desember 2021
Kisah Nabi Muhammad SAW
(64):
Singgah di Quba,
Rasulullah Membangun Masjid Pertama dalam Islam
Penulis: Abdul Hasan Ali
Al-Hasani An-Nadwi
Rasulullah Tiba di Quba
Kaum Muslimin di Yatsrib
sudah mendengar bahwa Rasulullah telah meninggalkan Mekah. Oleh sebab itu
mereka menanti-nanti dan berharap-harap kedatangan beliau. Bahkan beberapa dari
mereka pergi ke Quba, suatu kampung yang letaknya beberapa mil dari Yatsrib untuk
menyambut Rasulullah.
Setiap pagi mereka pergi
bersama-sama ke tempat itu. Jika sampai siang Rasulullah belum datang, mereka
pergi dan berteduh sebentar di tempat lain. Ketika petang tiba, dan Rasulullah
belum juga tiba, mereka pulang ke Yatsrib. Begitu terus setiap hari.
Rasulullah dan rombongan
memang masih agak jauh dari Yatsrib. Suatu hari, ketika panas matahari tengah
begitu terik, Rasulullah tiba di Quba. Saat itu, penduduk Quba juga sudah
banyak yang memeluk Islam. Mereka juga tengah menanti-nanti kedatangan
Rasulullah.
Namun, tidak seorang pun
yang sudah mengenal wajah Rasulullah dan Abu Bakar. Oleh sebab itu, ketika
beliau dan Abu Bakar berteduh di bawah pohon kurma, tidak seorang pun yang
datang menyambut.
Sampai akhirnya, lewatlah
seorang Yahudi yang mengetahui Rasulullah dan Abu Bakar yang tengah berteduh
itu. Yahudi itu segera naik ke tempat yang tinggi dan berteriak
sekeras-kerasnya,
“Hai orang-orang Arab!
Itulah orang yang kamu harap-harap dan kamu nanti-nanti kedatangannya! Ia telah
berada di sini! Ia telah datang!” teriak orang Yahudi itu.
Orang Yahudi itu
berteriak berulang-ulang. Orang-orang Quba datang berduyun-duyun ke tempat
Rasulullah berteduh. Ketika tiba, mereka memberi hormat kepada Abu Bakar.
Melihat itu, Abu Bakar segera membuka selendangnya dan meneduhi Rasulullah.
Barulah orang-orang sadar bahwa mereka telah salah menyalami orang.
Orang-orang meminta
Rasulullah beristirahat selama beberapa hari di Quba. Rasulullah pun
mengabulkan permintaan itu. Beliau tinggal di rumah seorang sahabat Anshar
bernama Kaltsum bin Hadam.
Kerinduan pada Rasulullah
Banyak penduduk Muslim
Yatsrib yang belum melihat Nabi Muhammad. Kerinduan akan sosok Rasulullah
melambung saat menanti kedatangan beliau. Mereka ingin bertemu laki-laki yang
telah menderita jiwa dan raga dalam berjuang, terusir dari kampung halaman,
tetapi tetap bersemangat, percaya diri, kokoh, berhati tulus, dan terus
berdakwah, tanpa pernah berhenti.
Hijrah Ali bin Abu Thalib
Bagaimana dengan Ali bin
Abu Thalib? Sesuai dengan pesan Rasulullah, setelah mengembalikan barang-barang
titipan kepada pemiliknya, Ali bin Abu Thalib berangkat hijrah. Ali pergi
mengawal keluarga Rasulullah dan keluarga Abu Bakar. Mereka adalah Fatimah, Ummu
Kultsum, Saudah, Ummu Aiman dan anaknya, Usamah.
Selain itu juga turut
istri Abu Bakar, Ummu Ruman dan anak-anaknya, Aisyah, Asma, dan Abdullah. Juga
ada orang-orang Muslim lain yang lemah dan tidak berdaya.
Terbayang dengan jelas
betapa beratnya tugas Ali bin Abu Thalib saat berhijrah. Apalagi mereka semua
kekurangan, sehingga Ali bin Abu Thalib harus berjalan kaki menempuh jarak
lebih dari 400 kilometer di tengah padang pasir itu.
Selama perjalanan, mereka
berhenti dan bersembunyi pada siang hari untuk menghindari kejaran pasukan
Quraisy. Jika malam tiba, barulah mereka berangkat dan meneruskan perjalanan.
Akhirnya, tibalah
rombongan hijrah Ali bin Abu Thalib di Quba. Di sana, mereka berjumpa dengan
Rasulullah yang masih berada di tempat itu.
Begitu jauh dan beratnya
perjalanan, kaki Ali bin Abu Thalib membengkak dan dipenuhi luka di sana-sini.
Rasulullah merasa sangat
iba kepada sepupunya ini. Beliau berdoa kepada Allah memohon agar Allah
berkenan menyembuhkan semua luka di kaki Ali dan memulihkan kekuatannya seperti
sedia kala.
Dengan kedua tangan
beliau yang mulia itu, Rasulullah mengusap kaki Ali bin Abu Thalib.
Alhamdulillah, segera saja pulihlah semua luka, kempislah bengkak, dan
lenyaplah semua rasa sakit dari kaki Ali bin Abu Thalib.
Masjid Quba
Saat Ali bin Abu Thalib
dan orang-orang yang dikawalnya tiba di Quba, Rasulullah telah berhenti di sana
selama lebih dari sepuluh hari. Dalam sepuluh hari itu, beliau dan para sahabat
yang lain telah membangun sebuah masjid.
Itulah masjid pertama
dalam sejarah Islam. Di dalam Al Qur'an, Allah menyebut masjid itu dengan nama
Masjid Taqwa. Sampai kini, masjid itu dikenal sebagai Masjid Quba.
Rasulullah adalah orang
pertama yang meletakkan batu untuk mendirikan Masjid Quba. Setelah itu, beliau
menyuruh Abu Bakar lalu Umar bin Khattab dan setelahnya Utsman bin Affan.
Ammar bin Yasir adalah
orang yang pertama kali membangun temboknya. Kemudian, para sahabat Muhajirin
dan Anshar membangunnya bersama-sama.
Begitu masjid selesai
kaum Muslimin di Quba menyangka Rasulullah akan tinggal di Quba lebih lama
lagi. Namun, Allah memerintahkan Rasulullah untuk berangkat ke Yatsrib. Begitu
mengetahui hal itu, dengan wajah sedih, Kaum Muslimin Quba mendatangi
Rasulullah dan bertanya pelan,
“Ya Rasulullah, apakah
Tuan memang menghendaki rumah yang lebih baik daripada rumah kami?” tanya
mereka.
Rasulullah mengerti
betapa besar rasa sayang kaum Muslimin Quba terhadap dirinya. Beliau pun
menjawab dengan kata-kata yang sangat halus,
“Oh tidak begitu, Allah
memerintahkan saya berangkat ke Yatsrib. Karenanya, hendaklah tuan-tuan
membiarkan unta saya terus melanjutkan perjalanan,” jawab Rasulullah.
Sebelum berangkat,
Rasulullah berdiri di Masjid Quba. Para sahabat berkumpul di hadapan beliau.
Rasulullah bertanya kepada mereka, “Apakah Anda sekalian orang-orang beriman?”
Semuanya terdiam, tidak
seorang pun yang berani menjawab. Kemudian, Rasulullah bertanya lagi, “Apakah
Anda sekalian orang-orang yang beriman?”
Kembali semua orang
terdiam kecuali Umar bin Khattab. Saat itu Umar menjawab, “Ya Rasulullah,
sesungguhnya mereka semua orang-orang beriman dan saya termasuk salah seorang
dari mereka.”
Rasulullah bertanya lagi,
“Apakah Anda sekalian percaya pada keputusan Allah?”
Kali ini semuanya
menjawab, “Ya.”
“Apakah Anda sekalian bersabar
akan malapetaka yang menimpa?” tanya Rasulullah.
“Ya,
ya, Rasulullah,” jawab mereka.
“Dan apakah Anda sekalian
bersyukur saat mendapat kebahagiaan? Bersyukur saat mendapat kebahagiaan?”
tanya Rasulullah.
“Ya, kami bersyukur ya
Rasulullah,” jawab mereka.
“Demi Tuhan, kalau begitu
Anda sekalian orang-orang beriman,” kata Rasulullah.
Mengapa Masjid Dibangun Lebih Dulu?
Masyarakat Islam tidak akan tegak jika tidak ada masjid. Oleh karena itu, perbedaan pangkat, kekayaan, kedudukan, dan lainnya akan terhapus jika umat Islam selalu bertemu setiap hari di masjid untuk menyembah Allah. Masjid juga merupakan tempat berkumpulnya kaum Muslimin untuk mempelajari syariat Allah. (bersambung)
-------
Kisah sebelumnya:
Buraidah dan 70 Prajuritnya Mengepung Rasulullah dalam Perjalanan Menuju Yatsrib
Rasulullah dan Abu Bakar Tinggalkan Mekah, Musyrikin Quraisy Kelabakan
Marilah kita Kaum Muslim membangun banyak Masjid karena ALLAH SWT sebagai bukti Bakti Kita Umat Islam Beriman dan Bertaqwa hanya kepada ALLAH SWT. Amiin Ya Rabbal Alaamiina.
BalasHapus