-----
PEDOMAN KARYA
Selasa, 18 Januari 2022
Kisah
Nabi Muhammad SAW (78):
Hamzah
dan Ali Tampil Perkasa pada Perang Badr Kubra
Penulis:
Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi
Dua
Pasukan Saling Berhadapan
Setelah selesai merapikan barisan,
Rasulullah mengeluarkan instruksi kepada pasukannya agar tidak memulai
peperangan sebelum menerima perintah terakhir dari beliau. Kemudian, beliau
memberikan pengarahan kepada mereka secara khusus tentang persoalan perang.
Beliau berkata: “Apabila mereka mendekati
kalian, hujanilah mereka dengan panah. Janganlah kalian menghunuskan pedang
sebelum mereka mendatangi kalian.”
Kemudian beliau kembali ke lembah ditemani
oleh Abu Bakar secara khusus. Sa'ad bin Muadz pun dengan kelompoknya melakukan
pengawalan di pintu kemah beliau.
Adapun kaum musyrikin pada hari itu, Abu
Jahal meminta keputusan, beliau mengatakan, “Ya Allah dia telah memutuskan tali
persaudaraan dan membawa sesuatu yang tidak kami kenal, maka binasakanlah dia.
Ya Allah tolonglah pada hari ini orang yang paling engkau cintai dan paling kau
ridhai di antara kami.”
Tentang hal ini Allah berfirman:
Jika kamu (orang-orang musyrikin) mencari keputusan, maka telah datang keputusan kepadamu; dan jika kamu berhenti; maka itulah yang lebih baik bagimu; dan jika kamu kembali, niscaya Kami kembali (pula); dan angkatan perangmu sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sesuatu bahaya pun, biar pun dia banyak dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang beriman. (Surah ke-8 / Al-Anfal, ayat 19)
Awal
Pemicu Pertempuran
Awal pemicu pertempuran adalah Al Aswad
bin Abdul Asad al Makhzumi (orang yang berperangai buruk) keluar dengan
mengatakan, “Aku berjanji kepada Allah, aku harus bisa minum dari tempat
penampungan air mereka, atau aku harus menghancurkannya, dan aku harus mati
karenanya.”
Ketika ia keluar ia dihadapi oleh Hamzah
bin Abdul Muthalib رضي الله عنه. Setelah bertemu, Hamzah segera menyabetkan
pedangnya pada kaki Al Aswad, yaitu pada pertengahan betisnya ketika ia berada
di depan penampungan air.
Al-Aswad pun jatuh dan kakinya mengucurkan
darah, kemudian berangkat menuju penampungan air sambil memasukinya karena
ingin memenuhi sumpahnya, tetapi Hamzah mengulangi pukulannya pada bagian yang
lain, ketika ia berada di dalam penampungan air.
Perang
Tanding
Terbunuhnya Al Aswad merupakan pembunuhan
pertama yang menyulut api pertempuran. Setelah itu tiga orang dari pasukan
Quraisy tampil ke depan semuanya dari satu keluarga yaitu Utbah dan Saibah dua
lelaki bersaudara anak Rabi'ah, serta Al Walid anak Utbah.
Mereka menantang untuk perang tanding,
maka untuk menghadapi mereka tampillah tiga pemuda Anshar yaitu Auf dan
Muawidz, dua lelaki bersaudara anak Al Haris dan ibunya bernama Afra, serta Abdullah
bin Rawahah.
Tiga orang dari pasukan musyrikin itu
bertanya kepada tiga pemuda Anshar itu, “Siapa kalian?”
Mereka menjawab, “Sekelompok orang dari
kaum Anshar.”
Tiga pasukan musyrikin itu berkata, “Kami
tidak butuh kalian. Kami menginginkan orang-orang yang sepadan dari kaum
kerabat kami sendiri.”
Juru bicara mereka kemudian berteriak, “Hai
Muhammad, keluarkanlah orang-orang yang sepadan dari kaum kerabat kami sendiri.”
Selanjutnya, Rasulullah ﷺ berkata, “Bangkitlah
hai Ubaidillah bin Al Haris, bangkitlah hai Hamzah, dan bangkitlah hai Ali.”
Setelah ketiganya bangkit dan menghadapi
pasukan-pasukan musyrikin itu, pasukan musyrikin itu bertanya kepada mereka, “Siapa
kalian?”
Setelah dijawab mereka mengatakan, “Kalian
orang-orang yang sepadan dengan kami.”
Ubaidillah orang yang tertua di antara
mereka tampil berperang tanding dengan Utbah bin Rabi'ah, Hamzah melawan Saibah,
dan Ali melawan Al Walid.
Hamzah dan Ali tidak menemui kesulitan
untuk membunuh lawannya, Utbah dan kawannya masing-masing berhasil melukai
lawannya, kemudian Ali dan Hamzah menyerang Utbah dan berhasil membunuhnya,
lalu mengangkut Ubaidillah yang terputus kakinya.
Ubaidillah senantiasa diam sampai mati syahid
di Shafra' setelah empat atau lima hari dari Perang Badr, dan dalam perjalanan
pulang menuju Madinah.
Ali berkata bahwa ayat berikut ini turun
berkenaan dengan mereka yaitu:
Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. (Surah ke-22 / Al-Hajj, ayat 19) (bersambung)
-----
Kisah sebelumnya:
Rasulullah Pimpin Peperangan dan Ekspedisi Militer
Madinah Terjangkit Wabah Demam, Banyak Sahabat Yang Shalat Duduk