-----
PEDOMAN KARYA
Senin, 17 Januari 2022
Kisah
Nabi Muhammad SAW (77):
Rasulullah
Pimpin Peperangan dan Ekspedisi Militer
Penulis:
Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi
Untuk melaksanakan kedua langkah tersebut,
kaum muslimin mulai melakukan gerakan-gerakan militer. Mereka melakukan patroli
militer yang bertujuan menyingkap dan mengenal jalan-jalan yang mengelilingi
Madinah, serta jalan-jalan yang dapat mengantarkan ke Mekah.
Mengadakan perjanjian-perjanjian dengan
kabilah-kabilah yang berdomisili di sepanjang jalan tersebut, memberikan kesan
kepada orang-orang Yahudi dan Arab Badui yang berdomisili di sekitarnya bahwa
kaum muslimin telah memiliki kekuatan dan mereka telah terbebas dari kelemahan
mereka.
Kaum muslimin juga sekaligus memperingatkan
kepada orang-orang Quraisy terhadap akibat kebohongan mereka, sehingga mereka
sadar dari kesesatan mereka, dan merasakan adanya bahaya yang mengancam
perekonomian mereka, agar mereka cenderung untuk berdamai dan menghentikan
keinginan mereka untuk menyerang kaum muslimin.
Juga berharap orang-orang Quraisy tidak menghalangi
jalan menuju Allah, serta tidak menyiksa kaum muslimin yang lemah di Mekah,
agar kaum muslimin pun menjadi bebas untuk menyampaikan risalah Allah di seluruh
Jazirah.
Secara
ringkas ihwal ekspedisi-ekspedisi itu adalah sebagai berikut :
1.
Ekspedisi Saiful Bahar yaitu pada Bulan Ramadhan tahun pertama Hijriah,
Rasulullah ﷺ mengangkat Hamzah bin Abdul Muthalib untuk memimpin ekspedisi ini.
Ekspedisi ini berkekuatan 30 orang yang
terdiri atas kaum Muhajirin untuk mencegah kafilah Quraisy yang datang dari
Syam yang dipimpin oleh Abu Jahal dengan kekuatan 300 Orang.
Setelah sampai di Saiful Bahri di sekitar
daerah Laut Merah, bertemulah pasukan kaum muslimin dengan kafilah Quraisy dan
siap untuk bertempur. Namun Majdi bin Amru al-Juhani sekutu Quraisy dan kaum
muslimin berjalan di tengah-tengah mereka dan menghalangi mereka sehingga
pertempuran pun tidak terjadi.
Bendera Hamzah adalah bendera pertama yang
dikibarkan oleh Rasulullah ﷺ warnanya putih dan dibawa oleh Abu Mursyid Kinas
Bin Hushain Al Ghanawi.
Setelah ekspedisi Al Kharrar terjadi,
ekspedisi selanjutnya adalah:
2.
Perang Al Abwa' Atau Waddan
Perang ini terjadi pada bulan Safar tahun
kedua Hijriyah atau Agustus tahun 623 M. Setelah mewalikan urusan kota Madinah
kepada Saad bin Ubadah, Rasulullah ﷺ keluar memimpin langsung pasukan yang
berkekuatan 70 orang, khusus orang-orang Muhajirin untuk mencegah kafilah
Quraisy. Setelah tiba di Waddan, beliau tidak menjumpai pasukan Quraisy.
Dalam peperangan tersebut, Beliau mengadakan
perjanjian persekutuan dengan Bani Dhamrah, yang ketika itu pemimpinnya adalah
Amru bin Makhsya Adh Dhamri.
Naskah perjanjian tersebut adalah sebagai
berikut:
Ini
adalah surat perjanjian dari Muhammad kepada Bani Dhamrah, sesungguhnya harta
dan diri mereka aman dan mereka berhak mendapatkan pertolongan jika diserang.
Kecuali apabila mereka memerangi agama Allah.
Apabila
Nabi mengajak mereka untuk menolongnya, mereka akan menyambutnya.
Waddan terletak antara Mekah dan Madinah.
Antara Waddan dan Rabigh setelah Madinah 29 mil dan Abwa' terletak di dekat
Waddan.
Inilah peperangan pertama yang diikuti
oleh Rasulullah. Kepergian beliau itu selama 15 malam benderanya berwarna putih
dan pembawanya adalah Hamzah bin Abdul Muthalib.
Setelah Perang Al Abwa' atau Waddan
terjadi, ekspedisi selanjutnya adalah:
3.
Perang Buwath
Perang Buwath terjadi pada bulan Rabiul
awal tahun kedua Hijriyah atau September 623 M. Rasulullah ﷺ keluar memimpin
pasukan berkekuatan 200 orang dari para sahabatnya, untuk mencegah kafilah
Quraisy yang berkekuatan 100 orang di bawah pimpinan Umayyah bin Khalaf
Al-Jami.
Kafilah itu membawa 2500 unta. Setibanya
di Buwath di sekitar Ridhwa, beliau tidak menjumpai kafilah.
Dalam peperangan tersebut beliau
mewakilkan urusan kota Madinah kepada Saad bin Muadz. Benderanya berwarna putih
dan dibawa oleh Saad bin Abi Waqqash radliyallahu anhu.
4.
Perang Sawan
Perang Sawan terjadi pada bulan Rabiul
awal tahun kedua Hijriyah atau September tahun 623 M. Karz bin Jabir Al Fihri
dengan pasukannya dari kaum muslimin menyerang pinggiran kota Madinah dan
merampas beberapa binatang ternak.
Karena itu, Rasulullah ﷺ keluar dengan
para sahabatnya bersekutukan 70 orang untuk mengejar pasukan Karz hingga tiba
di lembah Safwan yang letaknya tidak jauh dari Badr. Namun beliau tidak
menjumpai Karz dan teman-temannya, lalu pulang tanpa melakukan pertempuran.
Perang ini disebut juga dengan Perang Badr
pertama. Dalam perang ini urusan kota Madinah diwakilkan kepada Zaid bin
Haritsah. Benderanya berwarna putih dan dibawa oleh Ali bin Abi Tholib.
Setelah Perang Buwath dan Perang Sawan
terjadi, ekspedisi selanjutnya adalah:
5.
Perang Dzil Usyairah
Perang Dzil Usyairah terjadi pada bulan
Jumadil Ula dan bulan Jumadil Akhir tahun kedua Hijriyah atau November dan
Desember tahun 623 M.
Rasulullah ﷺ keluar memimpin pasukan
berkekuatan 150 (dalam riwayat lain 200) orang kaum Muhajirin. Dalam hal ini
bisa tidak memaksa seorang pun untuk ikut serta dalam peperangan tersebut.
Mereka keluar membawa 30 unta yang
dikendarai secara bergantian untuk mencegah kafilah Quraisy yang berangkat ke
Syam. Telah terdengar berita tentang keberangkatan mereka dari Mekah membawa
barang-barang dagangan kaum Quraisy.
Setibanya di Dzil Usyairah, beliau tidak
menjumpai kafillah tersebut, mereka telah lolos beberapa hari sebelumnya.
Kafilah inilah yang dicari sepulang mereka dari Syam, dan menjadi penyebab
terjadinya Perang Badr Kubro.
Menurut Ibnu Ishaq, Rasulullah ﷺ berangkat
pada akhir Jumadil Ula dan kembali pada Awal Jumadil Akhir.
(inilah yang menjadi penyebab perbedaan
pendapat ahli sirah dalam menentukan bulan terjadinya peperangan ini).
Dalam peperangan ini Rasulullah ﷺ
mengadakan perjanjian perdamaian dengan Bani Mudlij dan sekutunya, yaitu Bani
Dhamrah.
Pada saat peperangan itu urusan kota Madinah diwakilkan kepada Abu Salamah bin Abdul Asad Al Makhzumi. Bendera peperangan itu berwarna putih dan dibawa oleh Hamzah bin Abdul Muththalib رضي الله عنه. (bersambung)
------
Kisah sebelumnya: