--------
PEDOMAN KARYA
Jumat, 11 Februari 2022
Kisah
Nabi Muhammad SAW (91):
Abdullah
bin Ubay Sebarkan Desas-desus Buruk Tentang Rasulullah
Penulis:
Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi
Semua keberhasilan Rasulullah ﷺ itu membuat hati
Abdullah bin Ubay berubah semakin sesak karena dengki.
“Jika ini dibiarkan, lenyap sudah impianku untuk
menjadi pemimpin Madinah lagi seperti dulu! Aku harus mencari jalan untuk
menjauhkan Muhammad dari umatnya,” demikian pikirnya.
Abdullah bin Ubay mulai menyebarkan desas-desus, “Mengapa
Rasulullah ﷺ memberi bagian harta rampasan kepada Utsman bin Affan? Padahal,
Utsman tidak ikut ke Perang Badar! Ini pasti karena Utsman lebih dicintai dari
kita semua!”
Namun para sahabat Rasulullah ﷺ segera mendatangi
Abdullah bin Ubay dan memberinya peringatan agar tidak menyebarkan desas-desus.
“Utsman sudah berkeras ingin pergi, tetapi Rasullullah
ﷺ memerintahkan agar tinggal di rumah dan merawat Rukayah, putrinya yang sedang
sakit! Jadi, sebenarnya Utsman juga berhak atas rampasan perang!” demikian kata
beberapa sahabat.
Abdullah bin Ubay terdiam, tetapi ia pun mencari jalan lain. Kemudian
disebarkannya desas-desus, “Muhammad itu mengajarkan agar kita berpaling dari
harta dunia, tapi sebenarnya harta tebusan yang banyak itu ia gunakan untuk
makan dan minum enak, serta memiliki perabotan rumah yang mewah layaknya Kaisar
Persia!”
Sambil menebarkan desas desus itu Abdullah bin Ubay
diam-diam mendatangi seorang wanita Anshar dan menyuruhnya memberikan permadani
yang indah dan sangat mahal kepada Aisyah.
Tanpa ada rasa curiga, Aisyah yang masih muda dan lugu
pun menerimanya dengan senang.
Ketika Rasulullah ﷺ mendengar berita ini, beliau
segera pulang dan menemui istrinya Aisyah yang sedang duduk-duduk di atas
permadani yang mahal itu. Wajah Aisyah berseri-seri memiliki perabotan seindah
itu.
“Aisyah, apa ini?” tanya Rasulullah ﷺ
“Seorang wanita Anshar datang ke sini dan melihat
tikarmu. Ia kemudian mengutus orang agar menyampaikan permadani ini kepadaku,” jawab
Aisyah.
Rasulullah ﷺ menyuruh Aisyah untuk mengembalikan
permadani itu. Kemudian beliau tidur di atas tikarnya yang biasa kembali.
Abdullah bin Ubay walaupun telah menyatakan diri
sebagai Muslim dia tetap bersikap keras kepada Rasulullah ﷺ, dan menganggap
Rasulullah tidak adil karena dianggap telah merampas kekuasaannya yang
dipegangnya sebelum Rasulullah ﷺ datang ke Madinah.
Abdullah bin Ubay pun selalu berusaha memalingkan
manusia dari ajaran Islam.
Tidur
Di Atas Tikar
Umar Bin Khattab bergegas mendatangi rumah Rasulullah ﷺ.
Ia ingin membuktikan bahwa desas-desus yang disebarkan orang tentang Rasulullah
ﷺ yang memiliki perabot mewah itu sama sekali tidak benar.
Ketika Umar sampai di rumah Rasulullah ﷺ, sama sekali
tidak dilihatnya perabot-perabot mewah yang didesas-desuskan itu. Rumah
Rasulullah ﷺ tetap seperti dulu, tidak
ada sama sekali yang berubah.
Mengetahui Umar Bin Khattab datang, Rasulullah ﷺ
bangun dari atas tikarnya. Seketika itu, Umar melihat bekas-bekas tikar yang
kasar membekas pada tubuh Rasulullah ﷺ. Tidak kuat menahan haru akhirnya Umar
menangis.
Rasulullah ﷺ berpaling heran lalu beliau bertanya
lembut, “Ya Umar, apa yang menyebabkan engkau menangis?”
“Bagaimana aku tidak akan meneteskan air mata jika aku
melihat bekas-bekas tikar itu melekat pada tulang rusukmu. Hanya inilah harta
kekayaanmu yang aku tahu, sedangkan Kaisar Romawi dan Persia hidup dalam
gelimangan harta benda,” kata Umar.
Rasulullah ﷺ merasakan betul kesedihan Umar. Beliau
lalu menghibur Umar dengan memberikan pelajaran bahwa nilai seseorang tidaklah
ditentukan oleh harta kekayaan yang dimilikinya, tetapi tergantung pada
kemampuannya untuk menyebarkan kebahagiaan kepada orang lain.
Kebajikan akan membuat seseorang menjadi kekal. Orang
yang terus-menerus melakukan kebaikan, akan menghasilkan buah kebaikan pula
untuk selama-lamanya.
Sabda Rasulullah ﷺ agar kita selalu bersyukur: “Apabila di antara kamu sekalian melihat orang yang dianugerahi harta dan rupa, maka hendaklah ia melihat orang yang lebih rendah dari mereka, karena hal itu lebih pantas agar kamu tidak merasa kekurangan nikmat yang Allah berikan kepadamu.” (bersambung)
-----
Kisah sebelumnya:
Pasukan Zain bin Kharitsah Sergap Kafilah Quraisy di Daerah Najad