Rasulullah ﷺ beserta 1.400 orang muslim dan kaum muslimin berangkat haji ke Mekah. Semuanya mengenakan pakaian ihram untuk menunjukkan bahwa mereka berniat beribadah, bukan berperang. Selain pedang di pinggang, tidak ada lagi senjata yang mereka bawa. Kaum muslimin juga membawa 70 unta yang akan disembelih selesai berhaji. Istri Rasulullah ﷺ yang terundi mengikuti perjalanan ini adalah Ummu Salamah. (int)
-------
PEDOMAN KARYA
Kamis, 12 Mei 2022
Kisah
Nabi Muhammad SAW (119):
Rasulullah
Berangkat Haji ke Mekah, Orang Quraisy Berupaya Menghalangi
Penulis:
Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi
Rasulullah ﷺ mengumumkan bahwa tahun itu kaum muslimin
akan berangkat haji ke Mekah. Maka berangkatlah Rasulullah ﷺ beserta 1.400
orang muslim. Semuanya mengenakan pakaian ihram untuk menunjukkan bahwa mereka
berniat beribadah, bukan berperang.
Selain pedang di pinggang, tidak ada lagi senjata yang
mereka bawa. Kaum muslimin juga membawa 70 unta yang akan disembelih selesai
berhaji. Istri Rasulullah ﷺ yang terundi mengikuti perjalanan ini adalah Ummu
Salamah.
Namun orang-orang Quraisy sangat khawatir mendengar
keberangkatan ini.
“Ini pasti tipu muslihat Muhammad agar bisa menyerang
kita,” seru para pemimpin Mekah.
Maka orang-orang Quraisy mengutus Khalid bin Walid
beserta 200 orang pasukan berkuda untuk menghalangi kaum muslimin. Sementara
itu di daerah Usfan, Rasulullah ﷺ dan rombongannya bertemu dengan seseorang dari
Bani Ka’ab. Rasulullah ﷺ bertanya kepadanya tentang keadaan Mekah.
“Mereka sudah mendengar tentang perjalanan tuan ini! Lalu
mereka berangkat dengan mengenakan pakaian kulit harimau. Mereka bersumpah
bahwa mereka akan menghalangi perjalanan tuan,” sahut orang itu.
“Oh, kasihan orang Quraisy. Mereka sudah lumpuh karena
peperangan. Apa salahnya kalau mereka membiarkan kami? Kalau aku sampai binasa,
itu yang mereka harapkan,” kata Rasulullah ﷺ.
Rasulullah ﷺ melanjutkan, “Kalau Allah memberiku
kemenangan mereka akan berbondong-bondong masuk Islam, tetapi mereka pasti akan
berperang saat mereka punya kekuatan. Aku akan terus berjuang sampai Allah
memberi kemenangan atau leherku ini terpenggal.”
Untuk menunjukkan bahwa mereka tidak ingin berperang,
Rasulullah ﷺ meminta seorang pandu untuk memimpin di jalan sulit berliku di
pegunungan untuk menghindari pasukan Khalid bin Walid yang sudah menunggu di
daerah Kira Al Ghamim.
Rombongan itu berhasil melewati pasukan berkuda musuh
dan berhenti di Hudaibiyah.
“Ya Rasulullah di lembah ini tidak ada air, tidak
cocok untuk tempat berhenti,” ujar seorang sahabat.
Rasulullah ﷺ mengambil anak panah dan menancapkannya
ke dasar sebuah sumur kering. Ketika ditarik memancarlah air yang tiada
habisnya.
Saling
Tukar Utusan
Kedua pihak kini saling memikirkan langkah
selanjutnya. Orang Quraisy sudah siap berperang namun mereka mengirim dulu
Budail bin Warko dan beberapa orang ke perkemahan kaum muslimin. Tujuan Budail untuk
berunding sekaligus mengetahui kekuatan lawan.
Rasulullah ﷺ bersabda kepada Budail, “Sesungguhnya
kami datang bukan untuk memerangi seseorang, tetapi untuk melakukan haji.
Rupanya orang-orang Quraisy sudah buta akibat peperangan. Jika mereka
menghendaki damai dan membiarkan kami berhaji berarti mereka masih punya nyali,
tetapi jika mereka menghendaki perang maka demi Allah aku pasti akan melayani
mereka sampai aku menang atau Allah menentukan lain,”
“Akan kusampaikan perkataanmu ini kepada mereka,” kata
Budail.
Namun orang Quraisy belum puas. Mereka mengirim Hulais
bin Al Qamah. Melihat kedatangan Hulais dari jauh,
Rasulullah ﷺ bersabda, “Itu adalah Hulais, Dia berasal
dari kaum yang sangat menghormati hewan kurban. Lepaskanlah hewan-hewan kurban
kita.”
Melihat banyaknya hewan kurban Hulais terharu, “Tidak
selayaknya orang-orang Quraisy menghalangi mereka memasuki Masjidil Haram.”
Hulais kembali dan mengatakan agar kaum muslimin tidak
dihalangi, orang-orang Quraisy marah kepada Hulais. kemudian mereka mengirim
Urwah bin Mas'ud sebagai utusan ketiga.
Urwah pun bertemu Rasulullah ﷺ yang memegangi janggut,
sambil bicara. Namun setiap kali itu pula Al Mughirah, salah seorang sahabat
Rasulullah ﷺ menepis tangannya, padahal sebelum masuk Islam, Al Mughirah sering
dilindungi Urwah.
Kecintaan Al-Mughirah kepada Rasulullah ﷺ membuatnya
tidak bisa membiarkan Urwah menyentuh beliau walau hanya sesaat. Setelah jelas
mengetahui maksud kedatangan Rasulullah ﷺ, Urwah pun kembali.
“Wahai saudaraku Quraisy. Aku pernah menemui Kaisar
dari kisra. Demi Allah, tidak pernah kulihat seorang raja yang diperlakukan
para sahabat seperti Muhammad, mengagungkannya. Setiap kali Muhammad berwudhu,
para sahabat berebut menyediakan airnya. Setiap ada helai rambut Muhammad jatuh
mereka akan mengambilnya dan aku tidak akan diserahkan kepada orang lain walau
harus mati. Terimalah tawaran Muhammad,” kata Urwah. (bersambung)
Rasulullah Merindukan Mekah Setelah Menang pada Perang Ahzab
Saad Bin Muadz Putuskan Membunuh Semua Laki-laki Yahudi Bani Quraizhah