A ta’murụnan-naasa bil-birri wa tansauna angfusakum wa angtum tatlụunal-kitaab, a fa laa ta’qilụn
Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan diri (kewajiban)-mu sendiri, padahal kamu membaca Kitab (Taurat)? Tidakkah kamu mengerti? (QS 2 / Al-Baqarah, ayat 44)
-----
PEDOMAN KARYA
Rabu, 12 Oktober 2022
Surah
Al-Baqarah, Ayat 44:
Padahal
Kamu Membaca Kitab Taurat
Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan diri (kewajiban)-mu sendiri, padahal kamu membaca Kitab (Taurat)? Tidakkah kamu mengerti? (QS 2 / Al-Baqarah, ayat 44)
Tafsir Al-Muyassar /
Kementerian Agama Saudi Arabia
Alangkah buruk kondisi kalian dan kondisi ulama kalian ketika kalian memerintahkan manusia untuk berbuat kebaikan-kebaikan, sedangkan kalian meninggslksn diri kalian sendiri. Maka kalian tidak memerintahkan diri kalian untuk berbuat kebaikan yang agung ini, yaitu memeluk Islam padahal Kalian membaca taurot yang didalamnya terdapat penjelasan tentang sifat-sifat Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dan kewajiban beriman kepadanya. Tidakkah kalian mempergunakan akal kalian dengan benar?.
Tafsir Al-Mukhtashar /
Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin
Humaid (Imam Masjidil Haram)
Alangkah buruknya bila kamu menyuruh orang lain beriman dan berbuat baik, sementara kamu sendiri berpaling darinya dan melupakan dirimu sendiri. Padahal kalian bisa membaca Taurat dan mengetahui isinya yang memerintahkan untuk mengikuti agama Allah dan mempercayai rasul-rasul-Nya. Tidakkah kamu menggunakan akal sehatmu?!
Zubdatut Tafsir Min
Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir
Universitas Islam Madinah
أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ (Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian)
Yakni menyuruh untuk
beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, memenuhi perjanjian Allah,
mengerjakan sholat, dan menunaikan zakat.
وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ (sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri)
Yakni membiarkan diri
kalian tidak menjalankannya, padahal itu adalah hal yang sangat buruk.
أَفَلَا تَعْقِلُونَ (Maka tidaklah kamu berpikir?)
Yakni jika kalian
bukanlah termasuk orang-orang yang berilmu, memiliki dalil-dalil, dan yang
mempelajari kitab-kitab Allah maka sebenarnya cukuplah akal sebagai penghalang
kalian melakukan apa yang kalian perbuat. Lalu mengapa kalian melakukan itu
padahal kalian adalah orang yang berilmu.
Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
“Mengapa kamu suruh orang lain mengerjakan kebajikan,” yakni dengan keimanan dan kebaikan, ”sedang kamu melupakan diri (kewajiban) sendiri,” maksudnya kalian meninggalkannya padahal kalian memerintahkannya kepada orang lain, ”padahal “kamu membaca al-kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?” dinamakan akal itu sebagai akal karena ia dipakai untuk berpikir kepada kebaikan yang bermanfaat untuknya, dan sadar dengannya dari hal-hal yang memudaratkan dirinya, dan hal tersebut dibuktikan bahwa akal menganjurkan kepada pemiliknya untuk menjadi orang yang pertama meninggalkan apa yang dilarang. Maka barangsiapa yang memerintahkan orang lain kepada kebaikan lalu dia tidak melakukannya atau melarang dari kemunkaran namun dia tidak meninggalkannya, maka hal itu menunjukkan tidak adanya akal padanya dan kebodohannya, khususnya bila dia telah mengetahui akan hal itu, dan hujjah benar-benar telah tegak atasnya. Dan ayat ini walaupun turun terhadap Bani Israil namun ia bersifat umum kepada setiap orang. Sesuai firman Allah:
" Wahai orang-orang
yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?, Amat
besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu
kerjakan."
(QS. As-Shoff : 2-3)
Dalam ayat ini tidak ada
suatu indikasi pun yang menunjukkan bahwasanya seseorang bila tidak melakukan
apa yang diperintahkan kepadanya, maka dia boleh meninggalkan ajakan kepada
kebaikan dan melarang dari yang munkar, karena ayat itu menunjukkan suatu kecaman
berkaitan dengan kedua kewajiban tersebut. Bila tidak seperti itu, maka suatu
hal yang telah diketahui bahwasanya setiap manusia memiliki dua kewajiban yaitu
memerintah orang lain dan melarangnya, dan memerintah dirinya sendiri dan
melarangnya. Maka meninggalkan salah satu dari kedua kewajiban itu bukanlah
suatu keringanan untuk meninggalkan yang lainnya, karena idealnya adalah
seseorang mampu melakukan kedua kewajiban itu dan demikian juga sangat aib
sekali bila seseorang meninggalkan keduanya. Adapun jika dia melakukan salah
satu dari kedua kewajiban itu tanpa lainnya, maka dia tidaklah dalam posisi
yang ideal dan tidak pula pada posisi sangat aib. Lebih dari itu, diri manusia
memang diciptakan dengan kecenderungan tidak respek untuk tunduk kepada orang
yang perbuatannya bertentangan dengan perkataanya, maka peniruan mereka dengan
perbuatan adalah lebih kuat daripada peniruan mereka dengan sekedar perkataan
saja.
Referensi : https://tafsirweb.com/338-surat-al-baqarah-ayat-44.html
-----
Ayat sebelumnya: