--------
PEDOMAN KARYA
Selasa, 29 September
2015
Mengenal
Kabupaten Bulukumba (2):
Bulukumba
Awalnya Hanya Tujuh Kecamatan
Oleh:
Asnawin Aminuddin
Secara geografis,
Kabupaten Bulukumba terletak di wilayah paling selatan Provinsi Sulawesi
Selatan. Daerah berjuluk “butta panrita lopi” itu terletak di bagian selatan
dari jazirah Sulawesi Selatan dan berjarak 153 km dari Kota Makassar (Ibukota
Propinsi Sulawesi Selatan).
Luas wilayah Kabupaten
Bulukumba 1.154,67 km² atau 1,85% dari luas wilayah Propinsi Sulawesi Selatan.
Secara kewilayahan Kabupaten Bulukumba berada pada kondisi empat dimensi, yakni
dataran tinggi pada kaki gunung Bawakaraeng – Lompobattang, dataran rendah,
pantai, dan laut lepas.
Kabupaten Bulukumba
terletak di antara 05°20° – 05°40° LS dan 119°58° - 120°28° BT. Di sebelah
utara berbatasan dengan Kabupaten Sinjai, di sebelah timur berbatasan dengan
Teluk Bone dan Pulau Selayar, di sebelah selatan berbatasan dengan Laut Flores,
sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bantaeng.
Pada awal
pembentukannya, Kabupaten Bulukumba hanya terdiri atas tujuh kecamatan, tetapi
beberapa kecamatan kemudian dimekarkan dan kini “butta panrita lopi” sudah
terdiri atas 10 kecamatan.
Ke-7 kecamatan sebelum
dimekarkan, yaitu Kecamatan Ujungbulu (Ibukota Kabupaten), Kecamatan Gangking,
Kecamatan Bulukumpa, Kecamatan Kajang, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan
Bontotiro, dan Kecamatan Herlang.
Setelah dimekarkan jumlah kecamatan bertambah menjadi 10 kecamatan, yaitu Kecamatan Ujungbulu (Ibukota Kabupaten), Kecamatan Gantarang, Kecamatan Kindang, Kecamatan Rilau Ale, Kecamatan Bulukumpa, Kecamatan Ujung Loe, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang, dan Kecamatan Herlang.
Dari 10 kecamatan
tersebut, tujuh di antaranya merupakan daerah pesisir sebagai sentra
pengembangan pariwisata dan perikanan yaitu Kecamatan Gantarang, Kecamatan
Ujungbulu, Kecamatan Ujung Loe, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan Bontotiro,
Kecamatan Kajang, dan Kecamatan Herlang.
Tiga kecamatan lainnya
tergolong sentra pengembangan pertanian dan perkebunan, yaitu Kecamatan
Kindang, Kecamatan Rilau Ale, dan Kecamatan Bulukumpa
Topografi
> Morfologi Ruang
•Morfologi Daratan
Daerah dataran rendah
dengan ketinggian antara 0 s/d 25 meter di atas permukaan laut meliputi tujuh
kecamatan pesisir yaitu: Kecamatan Gantarang, Kecamatan Ujungbulu, Kecamatan
Ujung Loe, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang, dan Kecamatan
Herlang.
•Morfologi Bergelombang
Daerah bergelombang
dengan ketinggian antara 25 s/d 100 meter dari permukaan laut meliputi bagian
dari Kecamatan Gantarang, Kecamatan Kindang, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan
Bontotiro, Kecamatan Kajang, Kecamatan Herlang, Kecamatan Bulukumpa, dan
Kecamatan Rilau Ale.
•Morfologi Perbukitan
Daerah perbukitan di
Kabupaten Bulukumba terbentang mulai dari Barat ke utara dengan ketinggian 100
s/d di atas 500 meter dari permukaan laut meliputi bagian dari Kecamatan Kindang,
Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Rilau Ale.
Ketinggian
Wilayah Kabupaten
Bulukumba lebih didominasi dengan keadaan topografi dataran rendah sampai
bergelombang. Luas dataran rendah sampai bergelombang dan dataran tinggi hampir
berimbang yaitu jika dataran rendah sampai bergelombang mencapai sekitar 50,28%
maka dataran tinggi mencapai 49,72%.
Klimatologi
Kabupaten Bulukumba
mempunyai suhu rata-rata berkisar antara 23,82°C – 27,68°C. Suhu pada kisaran
ini sangat cocok untuk pertanian tanaman pangan dan tanaman perkebunan.
Berdasarkan analisis Smith – Ferguson (tipe iklim diukur menurut bulan basah
dan bulan kering) maka klasifikasi iklim di Kabupaten Bulukumba termasuk iklim
lembab atau agak basah.
Kabupaten Bulukumba
berada di sektor timur, musim gadu antara Oktober – Maret dan musim rendengan
antara April – September. Terdapat 8 buah stasiun penakar hujan yang tersebar
di beberapa kecamatan yakni: stasiun Bettu, stasiun Bontonyeleng, stasiun
Kajang, stasiun Batukaropa, stasiun Tanah Kongkong, stasiun Bontobahari,
stasiun Bulo–bulo dan stasiun Herlang
Daerah dengan curah
hujan tertinggi terdapat pada wilayah barat laut dan timur, sedangkan pada
daerah tengah memiliki curah hujan sedang, sedangkan pada bagian selatan curah
hujannya rendah.
Curah hujan di
Kabupaten Bulukumba sebagai berikut:
•Curah hujan antara 800
– 1000 mm/tahun meliputi Kecamatan Ujungbulu, sebagian Gantarang, sebagian
Ujung Loe dan sebagian besar Bontobahari
•Curah hujan antara
1000 – 1500 mm/tahun meliputi sebagian Gantarang, sebagian Ujung Loe dan
sebagian Bontotiro
•Curah hujan antara
1500 – 2000 mm/tahun meliputi Kecamatan Gantarang, sebagian Rilau Ale, sebagian
Ujung Loe, sebagian Kindang, sebagian Bulukumpa, sebagian Bontotiro, sebagian
Herlang dan Kecamatan Kajang
•Curah hujan di atas
2000 mm/tahun meliputi Kecamatan Kindang, Kecamatan Rilau Ale, Kecamatan
Bulukumpa dan Kecamatan Herlang.
Jenis Tanah
Tanah di Kabupaten
Bulukumba didominasi jenis tanah Latosol dan Mediteran. Secara spesifik terdiri
atas tanah Alluvial Hidromorf coklat kelabu dengan bahan induk endapan liat
pasir terdapat dipesisir pantai dan sebagian di daratan bagian utara. Sedangkan
tanah regosol dan mediteran terdapat pada daerah-daerah bergelombang sampai
berbukit di wilayah bagian barat
Hidrologi
Sungai di kabupaten
Bulukumba ada 32 aliran, yang terdiri dari sungai besar dan sungai kecil.
Sungai-sungai ini mencapai panjang 603,50 km dan yang terpanjang yaitu sungai
Sangkala yakni 65,30 km sedangkan yang terpendek adalah sungai Biroro yakni
1,50 km. Sungai-sungai ini mampu mengairi lahan sawah seluas 23.365 Ha.
(bersambung)
---------
Daftar Pustaka:
-
www.bulukumbakab.go.id
- www.wikipedia.org
-------
Keterangan: artikel ini
pertama kali dimuat pada 18 Agustus 2009, di blog Kabupaten Bulukumba (http://kabupatenbulukumba.blogspot.co.id/2009/08/mengenal-kabupaten-bulukumba-2.html)
---------
Artikel Bagian 1:
Bulukumba Mendunia Berkat Bira dan Phinisi
Artikel Bagian 3: