BER-MUHAMMADIYAH selama puluhan tahun, mendapat amanah
sebagai Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tana Toraja, mendapat kepercayaan
sebagai Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, dan ditunjuk sebagai Ketua
Umum Panitia Penerima Muktamar ke-47 Muhammadiyah dan Muktamar
Aisyiyah. Begitulah perjalanan Haji Muhammad Yunus Kadir di Muhammadiyah.
(Foto: Husni Yunus)
-----
PEDOMAN
KARYA
Jumat,
18 September 2015
Yunus
Kadir: Jangan Pernah Takut Miskin Kalau untuk Muhammadiyah
Ber-Muhammadiyah selama puluhan tahun,
mendapat amanah sebagai Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tana Toraja,
mendapat kepercayaan sebagai Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, dan
ditunjuk sebagai Ketua Umum Panitia Penerima Muktamar ke-47 Muhammadiyah dan
Muktamar Aisyiyah.
Begitulah perjalanan Haji Muhammad Yunus
Kadir di Muhammadiyah. Sayangnya, di tengah semangat yang begitu besar memimpin
kegiatan kepanitiaan guna menyukseskan Muktamar Muhammadiyah dan Muktamar
Aisyiyah 2015, Allah SWT memanggilnya untuk selama-lamanya, pada 1 Desember
2013. Inna lillahi wainna ilaihi rajiun.
Guna menghormati dedikasinya selama
puluhan tahun di Muhammadiyah, sekaligus mengenal sosok Yunus Kadir, kami
mencoba mewawancarai beberapa orang, mengutip ucapan beberapa orang, serta
mencari literatur tentang HM Yunus Kadir melalui internet.
Setelah Yunus Kadir meninggal dunia
(dalam usia 64 tahun), amanah sebagai Ketua Umum Panitia Penerima Muktamar
ke-47 Muhammadiyah dan Muktamar ke-47 Aisyiyah, dilimpahkan kepada HM Syaiful
Saleh (Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel/Ketua BPH Unismuh
Makassar).
Namun sebelum meninggal dunia, Yunus
Kadir telah membentuk Tim Sepuluh sebagai think tank (tangki pemikir) yang akan
menggodok persiapan pelaksanaan hajat besar itu. Bahkan, pada kegiatan di
daerah, YK sudah menyampaikan kepada timnya agar menggunakan dua unit pesawat
helikopter miliknya untuk membawa rombongan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din
Syamsuddin ke daerah.
Salah seorang anggota Tim Sepuluh yang
direkrut adalah Dekan Fakultas Ekonomi Unhas, Prof Gagaring Paggalung.
Gagaring mengaku dirinya bersama Prof Dr
Ambo Asse (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Alauddin) dan Dr Mahmud Nuhung
(Dekan Fakultas Ekonomi Unismuh Makassar), pernah dipanggil khusus oleh Yunus
Kadir.
Kepada mereka bertiga, Yunus Kadir
mengatakan dirinya menginginkan Muktamar Muhammadiyah dan Muktamar Aisyiyah
Tahun 2015 di Makassar, menjadi Muktamar Muhammadiyah dan Muktamar Aisyiyah
terbesar dibandingkan pelaksanaan acara yang sama sebelumnya.
“Ada satu hal yang selalu ditekankan
ayahanda. Beliau mengatakan, jangan pernah takut miskin kalau untuk (membantu)
Muhammadiyah. Kalimat itu sering diulang-ulang,” ungkap Yunan Yunus Kadir,
salah seorang dari delapan anak kandung almarhum HM Yunus Kadir, saat
berbincang-bincang dengan penulis.
---
Yunan Yunus Kadir (ist)
----
Pintu Surga
Mantan staf Kantor PW Muhammadiyah
Sulsel yang kini dosen UIN Alauddin Makassar, Haidir Fitra Siagian, dalam
sebuah tulisan menyebutkan bahwa Yunus Kadir mulai mengenal Muhammadiyah pada
tahun 1966 ketika aktif sebagai kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), dan
selanjutnya aktif di Kokam (Komando Kesiap-siagaan Angkatan Muda Muhammadiyah).
Sebelum menjadi Ketua Pimpinan Daerah
Muhammadiyah Tana Toraja (2000-2005, 2005-2010), Yunus Kadir tidak begitu aktif
di Muhammadiyah. Beliau lebih banyak mengurusi berbagai perusahaannya dan
menjadi pengurus beberapa organisasi profesi seperti Kadin, Hiswanamigas, dan
Orari.
Sebagai seorang pengusaha, bagi
teman-temannya, Yunus Kadir dipandang remeh ketika menerima amanah memimpin
sebuah organisasi yang sama sekali tidak memberikan keuntungan secara
finansial, apalagi untuk mengembangkan usaha.
Malahan mengurus
Muhammadiyah dianggap menghabiskan waktu, tenaga, dan harta saja. Namun,
jawaban Yunus Kadir membuat teman-temannya sesama pengusaha, tersentak.
“Surga!”. Ya, Yunus Kadir
mengatakan, ber-Muhammadiyah adalah salah satu pintu menuju surga. Mungkin
sesuatu yang asing dan tidak disangka oleh kolega-koleganya sesama pengusaha,
mendapat jawaban seperti itu.
Bantu Pembangunan Auditorium
Ketua
Badan Pengurus Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar,
Syaiful Saleh mengatakan, dirinya pertama kali mengenal Yunus Kadir pada tahun
1980-an di Tana Toraja.
“Usia saya ketika itu baru
sekitar 20 tahun. Saya aktif di organisasi Ikatan Pelajar
Muhammadiyah. Ketika itu, saya dilayani dengan sambutan yang luar biasa,”
ungkapnya.
Sekitar 20 tahun kemudian,
tepatnya tahun 2000, Yunus Kadir dilantik sebagai Ketua Pimpinan Daerah
Muhammadiyah Tana Toraja dan Syaiful Saleh menjabat Wakil Ketua Pimpinan
Wilayah Muhammadiyah Sulsel.
Mereka pun akrab satu sama
lain dan menjadi lebih akrab ketika Yunus Kadir pun masuk jajaran Wakil Ketua
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel.
Yunus Kadir kemudian
didaulat menjadi Ketua Umum Panitia Penerima Muktamar Muhammadiyah dan Muktamar
Aisyiyah 2015, dan Syaiful Saleh sebagai Wakil Ketua Umum.
“Dalam berbagai kesempatan,
beliau sering mengungkapkan bahwa beliau tidak suka orang yang sombong.
Prinsipnya, dalam hidup ini, harus disertai keikhlasan. Jika ada aktivitas
organisasi, Bapak Yunus Kadir selalu terlibat,” ungkap Syaiful.
Keikhlasan Yunus Kadir
ditunjukkan ketika Unismuh Makassar membangun dome atau auditorium yang akan
dijadikan sebagai tempat pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah, yang menelan biaya
puluhan milyar rupiah.
“Pembangunan auditorium itu
membutuhkan dana besar dan Pak Yunus Kadir memberikan dukungan serta bantuan.
Beliau bahkan menjamin, dengan mengatakan, jika perlu saya tunda dulu
pembangunan smelter di (Kabupaten) Bantaeng, demi membantu pembangunan
auditorium yang digadang-gadang berkapasitas 7.000 tempat duduk,” papar Syaiful.
Membantu
Gereja
Bukan hanya di
Muhammadiyah, Yunus Kadir juga banyak membantu perorangan maupun lembaga atau
kelompok masyarakat, termasuk kalangan non-muslim. Bantuan tersebut bahkan
kadang-kadang dalam jumlah yang cukup besar.
Guru Besar Universitas Hasanuddin yang
juga mantan Bupati Tana Toraja, Prof Tandi Roma Andi Lolo, mengutip kisah yang
diceritakan Ali Muchtar Ngabalin (mantan anggota DPR RI dan mantan Ketua
BKPRMI), mengatakan, almarhum HM Yunus Kadir pernah membantu pembangunan sebuah
Gereja Toraja.
“Sekali waktu, beliau (Ali Muchtar
Ngabalin) bertemu dengan seorang petinggi pendeta dari Mamuju. Kepada sang
pastor, mantan anggota DPR RI itu bertanya, dari mana? Pendeta itu menjawab,
dia datang ke Toraja mendoakan Yunus Kadir. Sebab, pada peringatan 100 tahun
Gereja Toraja, Yunus Kadir memberikan bantuan. Dia menyampaikan duka cita yang
mendalam atas kepergian Yunus Kadir. Pak Pendeta juga mengungkapkan, separuh
dari dana pembangunan gereja berasal dari kocek Yunus Kadir,” tutur TR Andi Lolo.
Menolak
Namanya Diabadikan
Mantan Gubernur Sulsel, HM Amin Syam,
mengaku pernah beberapa kali mendapat bantuan dari HM Yunus Kadir, mulai
bantuan untuk pembangunan dan pengembangan pondok pesantren yang dibangunnya
bersama Yunus Kadir di daerah Bojo, Kabupaten Barru, hingga bantuan sarana dan
prasarana untuk pembangunan rumah sakitnya di Makassar.
Atas berbagai bantuan tersebut, Amin
Syam pun menyampaikan keinginannya untuk mengabadikan nama Yunus Kadir pada
salah satu ruangan di rumah sakitnya yang terletak di kompleks perumahan Minasa
Upa Makassar.
Mendengar keinginan tersebut, Yunus
Kadir spontan menolak.
''Pak Yunus Kadir bilang, tidak perlu
kasih nama penyumbang,'' ungkap Amin.
Unik
dan Komplit
Yunus
Kadir, kata sang anak, Yunan Yunus Kadir, juga sering menyampaikan agar
anak-anaknya tidak takut miskin kalau membantu untuk kepentingan umum.
“Beliau itu unik. Gereja pun
dibantu. Beliau bilang, semua orang (yang membutuhkan bantuan) harus dibantu,”
ungkap Yunan.
Meskipun sering membantu
orang, bukan berarti Yunus Kadir sudah bebas dari cobaan atau godaan. Malah
sebaliknya, Yunus Kadir cukup sering kena tipu, baik dalam pergaulan
sehari-hari, maupun dalam persaingan bisnis.
“Beliau itu manusia komplit.
Beliau sering kena tipu, tetapi tak pernah marah atau membalas perlakuan orang
lain kepadanya. Beliau selalu bilang, jangan rusak keikhlasan saya. Beliau tak
pernah mau mengganggu bisnis orang lain. Beliau tidak mau bersaing, tetapi
lebih memilih membuka usaha baru,” papar Yunan.
Hingga akhir hayatnya, Yunus
Kadir telah memiliki perusahaan, antara lain PT Cinta Jaya yang bergerak di
bidang Pertambangan di Bantaeng Sulawesi Selatan, PT Sultra Raya Tambang yang
bergerak di bidang Hasil Tambang Aspal di Sulawesi Tenggara, PT Marannu City
Hotel (MCH) Toraja yang bergerak di bidang perhotelan di Tana Toraja Sulawesi
Selatan, dan PT Minangah Gasing Sulawesi yang bergerak di bidang Pelayaran.
Nama perusahaan yang
terakhir ini dipakai sebagai nama group perusahaan yang ia miliki Gasing
Sulawesi Group. Nama Gasing diambil dari nama tempat di Tana Toraja, yakni
Lembang Gasing, di Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja).
Sekalian Masuk Penjara
Sebagai
seorang anak, kata Yunan, dirinya tentu saja banyak belajar dari sang ayah.
Namun ia mengakui bahwa semasa masih sekolah, dirinya tidak terlalu serius
belajar.
Melihat dirinya yang tidak
menampakkan keseriusan dalam belajar, sang ayah pernah mengeluarkan kata-kata
yang cukup tegas dan bernada mengancam.
“Beliau bilang, kalau kamu
mau jadi anak nakal, saya sekalian mau dengar kabar bahwa kamu masuk penjara,
tetapi kalau kamu mau jadi orang baik, jangan setengah-setengah,” ungkap Yunan.
Kata-kata ayahnya itu sangat
membekas dan itulah yang memacu semangat belajarnya saat kuliah pada
jurusan Teknik Mesin Universitas Trisakti, Jakarta. Yunan masuk kuliah pada
tahun 1997 dan menyelesaikan kuliahnya pada 2002.
“Sombong dan munafik. Itulah
yang paling dibenci oleh ayah,” kata pria kelahiran Parepare, 28 Juni 1979.
Yunan mengaku pernah kena
damprat dari sang ayah ketika ada karyawannya terlambat makan siang.
“Ayah sangat marah kepada
saya ketika itu. Beliau bilang, pimpinan tidak boleh membiarkan ada anak
buahnya yang kelaparan,” ungkapnya.
Dikenalkan
tentang Muhammadiyah
Ayah dua anak
dan suami dari Arni Sabri mengatakan, dari delapan bersaudara, dirinyalah yang
paling banyak tahu tentang ayahnya.
“Mungkin sayalah yang paling banyak tahu
tentang ayah, karena saya yang paling sering mengikuti ayah, baik dalam urusan
bisnis, maupun dalam urusan-urusan sosial keagamaan,” tutur Yunan.
Sejak kecil, katanya, dirinya sudah
diperkenalkan oleh ayahnya tentang Muhammadiyah, antara lain dengan memasukkan
dirinya untuk berlatih seni bela diri Tapak Suci Muhammadiyah.
Setelah mendapat kepercayaan sebagai
Ketua Muhammadiyah Tana Toraja hingga akhir hayatnya, sang ayah sering
mengikutkan Yunan dalam berbagai kegiatan.
“Ayah memperkenalkan saya kepada
pengurus Muhammadiyah dan mengikutkan saya dalam berbagai kegiatan di
Muhammadiyah. Amanah dari ayah, bukan hanya tentang Muhammadiyah, melainkan
juga keluarga,” papar Yunan.
Khusus mengenai kepanitiaan di Muktamar
Muhammadiyah 2015, dia mengaku mendapat amanah agar tetap membantu dan menjaga
hubungan dengan pengurus Muhammadiyah.
“Saya melihat, apa yang beliau dapatkan
selama ini, itu tidak terlepas dari Muhammadiyah,” kata Yunan. (Asnawin Aminuddin/Wakil Ketua Majelis
Pustaka dan Informasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel)
----
Sumber:
- Wawancara dengan Yunan Yunus Kadir
-
http://muhammadiyah-sulsel.blogspot.com/2013/12/mengenang-hm-yunus-kadir.html
-
http://muhammadiyah-sulsel.blogspot.com/2013/05/pengurus-harian-muhammadiyah-sulsel.html
-
http://muhammadiyah-sulsel.blogspot.com/2014/02/hm-yunus-kadir-dalam-kenangan-2-habis.html
-
http://muhammadiyah-sulsel.blogspot.com/2014/02/hm-yunus-kadir-dalam-kenangan-1.html
Artikel ini (Yunus Kadir: Jangan Pernah Takut Miskin Kalau untuk Muhammadiyah) sebenarnya sudah lama dimuat (September 2015), tapi tiba-tiba muncul kembali dan bahkan menempati peringkat pertama "Berita yang paling banyak dibaca minggu ini", dengan total 600 lebih tayangan dalam dua hari terakhir (3-4 Juni 2016)...
BalasHapusIni sangat tidak lazim, sehingga membuat kami penasaran, tapi kami berterima-kasih kepada para pembaca atas perhatiannya kepada Majalah Pedoman Karya dan artikel-artikel (berita, feature, opini, foto-foto) yang kami muat...
Artikel ini kembali menempati urutan pertama: "Berita yang paling banyak dibaca minggu ini". Terima kasih kepada pembaca budiman...
BalasHapus