SEJARAH adalah peristiwa yang dilakukan manusia pada masa lampau di tempat tertentu, dan pada waktu tertentu. Ada empat langkah dalam penelitian dan penulisan sejarah, yaitu pertama pengumpulan data (heuristik), kedua pengolahan data (kritik sumber), ketiga interpretasi, dan keempat historiografi. (Foto: muhammadiyah.or.id)
------------
PEDOMAN KARYA
19 Oktober 2015
Definisi
dan Langkah Penulisan Sejarah
Kata atau istilah
sejarah berasal dari kata syajarah (Bahasa Arab) yang berarti pohon. Kata
syajarah ini digunakan karena pada awal perkembangannnya di Nusantara
(Indonesia), sejarah dititik-beratkan kepada silsilah para raja dan bangsawan,
yang akan menyerupai pohon bila dilukiskan dalam bentuk skema.
Sejarah adalah
peristiwa yang dilakukan manusia pada masa lampau di tempat tertentu, dan pada
waktu tertentu. Sebagai peristiwa masa lampau, sejarah sering dipahami dalam
dua hal, yaitu sejarah sebagai realitas peristiwa (history as actuality), dan sejarah sebagai kisah peristiwa (history as written).
Sejarah sebagai
realitas peristiwa bersifat unik, terjadi hanya satu kali, dan mustahil
terulang, sedangkan sejarah sebagai kisah peristiwa masa lampau adalah realitas
peristiwa masa lampau yang menjadi tugas sejarawan untuk menelitinya melalui
jejak yang ditinggalkan lalu kemudian direkonstruksi menjadi kisah.
Ada beberapa fungsi dan
kegunaan sejarah, antara lain sejarah sebagai nasehat (JAS MERAH = jangan sekali-kali
melupakan sejarah), sejarah sebagai alat pembuktian (sejarah telah membuktikan
bahwa...), sejarah sebagai guru (sejarah mengajarkan kepada kita bahwa...),
serta sejarah sebagai i'tibar dan proses pengharapan (wal tandzur nafsun maa qaddamat li gad).
Peristiwa yang terjadi
pada masa lampau sebelum ada tulisan disebut prasejarah. Jadi, sejarah ada
setelah adanya jejak, bekas, atau bukti tertulis. Peristiwa masa lampau yang
dapat dijadikan sasaran penelitian untuk selanjutnya direkonstruksi menjadi
kisah, hanyalah yang meninggalkan jejak, bekas, atau bukti.
Peristiwa yang dapat
menjadi sasaran penelitian ilmu sejarah adalah peristiwa yang dilakukan oleh
manusia atau memengaruhi secara langsung proses kehidupan manusia.
Berikutnya yaitu
peristiwa yang meninggalkan jejak, bekas, atau bukti (tertulis, lisan, dan
benda), serta peristiwa yang telah berlalu, prosesnya telah selesai, atau telah
terdapat penggalan tertentu, meskipun peristiwanya masih berproses.
Adakah perbedaan antara
data dan fakta sejarah? Data sejarah adalah sesuatu yang terkait secara
langsung dan diperoleh dari jejak, bekas, atau bukti peristiwa. Sedangkan fakta
sejarah adalah data yang telah diolah dan merupakan simpulan jawaban dari
pertanyaan elementer dan mendasar, yaitu peristiwa apa yang terjadi, siapa
pelaku peristiwanya, serta dimana dan kapan terjadinya.
Kepingan-kepingan
peristiwa yang diperoleh dari jejak, bekas, atau bukti yang dianggap penting,
relevan, dan terpilih itulah fakta yang tentu saja masih bersifat fragmentaris.
Menyusun fakta-fakta yang bersifat fragmentaris ke dalam uraian analitis, sintesis,
sistematis, komunikatif itulah yang disebut rekonstruksi sejarah.
Empat
Langkah Penulisan
Ada empat langkah dalam
penelitian dan penulisan sejarah, yaitu pertama pengumpulan data (heuristik),
kedua pengolahan data (kritik sumber), ketiga interpretasi, dan keempat
historiografi.
Langkah pertama,
pengumpulan data atau heuristik, adalah upaya mencari dan menemukan jejak,
bekas, atau bukti yang disebut sebagai sumber. Sumber dalam hal ini terdiri
atas sumber primer dan sumber sekunder.
Sumber primer adalah
sumber yang berasal dari jejak, bekas, atau bukti yang secara langsung
ditinggalkan atau direkam oleh pelaku sendiri atau pihak lain pada saat
peristiwa terjadi, seperti catatan harian, notulen rapat, memoar, laporan
kejadian, dan arsip-arsip lainnya.
Sedangkan sumber
sekunder adalah sumber yang tidak secara langsung merupakan jejak, bekas, atau
bukti yang ditinggalkan oleh pelaku atau pihak lain pada saat peristiwa
terjadi.
Langkah kedua, kritik
sumber (pengolahan data) adalah upaya memastikan bahwa data yang diperoleh
melalui langkah heuristik (langkah pertama) benar-benar valid, penting,
relevan, dan lolos seleksi.
Langkah ketiga,
interprestasi, adalah upaya menentukan perspektif, memberikan penjelasan dan
penafsiran terhadap fakta-fakta serta menghubungkan antara satu fakta dengan
fakta lainnya.
Dalam kaitan dengan
interpretasi inilah yang memungkinkan terjadinya bermacam-macam versi dalam
pengisahan suatu peristiwa atau penulisan sejarah.
Langkah keempat,
historiografi, adalah upaya menuliskan data yang telah ditingkatkan menjadi
fakta, kemudian diinterpretasi dan direkonstruksi dengan menghubungkan antara
satu dengan lainnnya, sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh, sistematis, dan
informatif.
Sebagai hasil akhir
laporan penelitian dan penulisan sejarah, misalnya tentang Muhammadiyah
Sulawesi Selatan, tentulah berupa buku sejarah yang di dalamnya termuat secara
lengkap dan sistematis segala seluk-beluk, semua aktivitas, dan keseluruhan proses
dinamika perkembangan Muhammadiyah sejak awal berdirinya hingga penggalan
sejarah yang ditentukan. (asnawin)
----
Keterangan:
--- Tulisan ini
diringkas dari materi tertulis Dr KH Mustari Bosra (sejarawan Universitas
Negeri Makassar/Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel) pada Workshop
Penulisan Sejarah dan Profil Muhammadiyah se-Sulsel, di kampus Universitas
Muhammadiyah Parepare (Umpar), Sabtu, 15 November 2014.
Penulisan sejarah
BalasHapus