KAJIAN AL-QUR'AN. Ustadz Nursyamsu Sultan (tengah), didampingi Wakil Ketua PWI Sulsel Bidang Pendidikan, Ismail Asnawi (kiri), mengkaji Surah Al-Fatihah pada pengajian rutin yang digelar Pengurus Masjid Wartawan PWI Sulawesi Selatan, di Jl AP Pettarani 31, Makassar, Kamis, 15 Oktober 2015. (Foto: Asnawin)
-----------
PWI Sulsel Gelar Pengajian Rutin
Makassar (Pedoman Karya), 15 Oktober 2015.
Pengurus Masjid Wartawan PWI Sulawesi Selatan menggelar pengajian rutin setiap Kamis malam, mengisi waktu antara magrib dan isya. Pengajian perdana digelar pada Kamis, 8 Oktober 2015, sedangkan pengajian kedua digelar pada Kamis, 15 Oktober 2015.
Ketua PWI Sulsel, Zulkifli Gani Ottoh mengatakan, model pengajiannya berbeda dibandingkan pengajian pada umumnya, karena dalam pengajian ini semua jamaah yang hadir dapat berbicara untuk memberikan pendapat atau menyampaikan apa yang diketahui terkait tema atau ayat yang sedang dikaji.
Pada pengajian perdana, tema atau materi yang dikaji adalah bacaan basmalah, yang terdiri atas 19 huruf, sedangkan pada pengajian kedua dikaji Surah Al-Fatihah.
Ustadz Nursyamsu Sultan (mantan Kepala TVRI Sulsel dan mantan Wakil Ketua PWI Sulsel Bidang Pendidikan) selaku pembahas mengatakan, salah satu yang menarik dalam kajian surah Al-fatihah adalah penggunaan huruf nun pada ayat keempat.
"Pertanyaannya, mengapa Allah menggunakan huruf nun pada ayat keempat. Iyyaka na'budu waiyyaka nastain. Kepada-Mu kami menyembah dan kepada-Mu kami meminta. Mengapa bukan kepada-Mu saya menyembah dan kepada-Mu saya meminta? Bukankah shalat itu sifatnya perorangan?" katanya.
Setelah melemparkan tersebut, diskusi pun menjadi ramai, karena para jamaah satu per satu mengemukakan pendapat atau komentarnya. Ada pula yang kembali mengajukan pertanyaan sehingga diskusi pun semakin hidup. (as)
Tags
Aneka