GUBERNUR SULAWESI. Dari kiri ke kanan searah jarum jam, GSSJ Ratulangi, Bernard Wilhelm Lapian, Andi Pangerang Petta Rani, Raden Sudiro, rumah jabatan Gubernur Sulawesi di Makassar, dan Lanto Daeng Pasewang. (Kreasi foto: Asnawin Aminuddin)
-------
PEDOMAN KARYA
Rabu, 30 Desember 2015
Gubernur Sulawesi (van Celebes) dari Masa ke Masa
Oleh: Asnawin
Aminuddin
(Wartawan)
Pulau
Sulawesi (Soelawesi) awalnya berada dalam satu wilayah administratif provinsi,
yaitu Provinsi Sulawesi. Seiring perubahan dan perkembangan zaman, Provinsi
Sulawesi akhirnya “mekar” atau berkembang menjadi enam provinsi,
yaitu Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Sulawesi
Utara, Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Sulawesi
Tenggara, Provinsi Sulawesi Barat, dan Provinsi Gorontalo.
Ketika
masih berada di bawah satu wilayah administrasi, Provinsi Sulawesi yang ketika
itu beribukota di Makassar, dipimpin oleh gubernur pertama Dr GSSJ Ratulangi.
Bentuk
sistem pemerintahan provinsi ini merupakan perintis bagi perkembangan
selanjutnya, hingga dapat melampaui masa-masa di saat Sulawesi berada dalam
Negara Indonesia Timur (NIT) dan kemudian menjadi negara bagian dari negara
federasi Republik Indonesia Serikat (RIS).
Saat
RIS dibubarkan dan kembali kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),
status Sulawesi dipertegas kembali menjadi provinsi. Status Provinsi Sulawesi
ini kemudian terus berlanjut sampai pada tahun 1960.
Gouverneur
van Celebes
Jauh
sebelumnya, penjajah Belanda telah membentuk pemerintahan kolonial di wilayah
pulau Sulawesi di bawah kendali Gouverneur van Celebes atau
Gubernur Sulawesi.
Berikut
daftar Gubernur Sulawesi (Gouverneur van Celebes) pada masa penjajahan
hingga 1941, sesuai artikel yang kami kutip dari Wikipedia.org.
(1)
CA Kroesen (menjabat gubernur pada 1904), (2) HNA Swart (menjabat gubernur pada
1904-1908), (3) AJ Quarles de Quarles (menjabat gubernur pada 1908-1910), (4)
WJ Coenen (menjabat gubernur pada 1910-1913), (5) Th AL Heijting (menjabat
gubernur pada 1913-1915), (6) AJL Couvreur (menjabat gubernur pada 1915-1927),
(7) LJJ Caron (menjabat gubernur pada 1927-1933), (8) JLM Swaab (menjabat
gubernur pada 1933-1936), serta (9) CH ter Laag (menjabat gubernur pada
1936-1941).
Gubernur
Sulawesi
Pada
zaman pendudukan penjajah Jepang, pemerintahan di Sulawesi mengalami
kekosongan. Tidak ada catatan resmi mengenai orang yang ditunjuk sebagai
Gubernur Sulawesi oleh penjajah Jepang. Juga tidak ditemukan catatan lepas
(bukan catatan resmi) mengenai Gubernur Sulawesi pada masa pendudukan penjajah
Jepang, antara tahun 1942-1945.
Setelah
Jepang takluk kepada pasukan sekutu di bawah komando Amerika Serikat pada
Agustus 1945, Indonesia langsung memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus
1945. Jepang takluk setelah tentara Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di
Hiroshima dan Nagasaki.
Presiden
Soekarno kemudian mengangkat sejumlah menteri, kepala daerah (gubernur), dan
residen (setingkat walikota atau bupati), termasuk Dr Ratulangi (Dr. G. S. S.
J. Ratoe Langie), sebagai Gubernur Sulawesi (Goebernoer Soelawesi).
Dalam
perjalanan pemerintahan, Pemerintah Pusat kemudian mengeluarkan Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 1950, yang menjadi dasar hukum berdirinya Provinsi Administratif
Sulawesi.
Berikut
daftar Gubernur Sulawesi dari masa ke masa dimulai dari Sam Ratulangi hingga
Andi Pangerang Pettarani. Keseluruhannya ada lima gubernur, ditambah satu
pejabat sementara yang sekarang disebut karetaker gubernur.
Gubernur
Sulawesi yang pertama adalah Sam Ratulangi. Pria bernama lengkap Dr
Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi, lahir di Tondano, Sulawesi Utara, pada 5
November 1890, dan meninggal dunia di Jakarta, pada 30 Juni 1949.
Pahlawan
Nasional dengan filsafat hidupnya yang terkenal: "Si tou timou tumou
tou" (manusia baru dapat disebut sebagai manusia, jika sudah dapat
memanusiakan manusia), menjabat Gubernur Sulawesi pada 1945 hingga 30 Juni
1949.
Sam
Ratulangi meninggal di Jakarta dalam kedudukan sebagai tawanan musuh, tetapi dimakamkan
di Tondano, tanah kelahirannya. Namanya diabadikan dalam nama bandar udara di Manado
yaitu Bandara Sam Ratulangi, dan juga diabadikan dalam nama perguruan tinggi di
Sulawesi Utara yaitu Universitas Sam Ratulangi.
Gubernur
Sulawesi yang kedua yang Bernard Wilhelm Lapian. Pria kelahiran Kawangkoan, Sulawesi Utara, pada 30 Juni 1892, meninggal
dunia di Jakarta, pada 5 April 1977, dalam usia 84 tahun.
Pejuang nasionalis sejak zaman pemerintahan
Hindia Belanda, pendudukan Jepang, hingga zaman kemerdekaan, menjabat Gubernur Sulawesi
pada 17 Agustus 1950, hingga 1 Juli 1951.
Gubernur
Sulawesi yang ketiga yaitu Raden Sudiro. Pria kelahiran Yogyakarta, 24 April
1911, dan meninggal dunia pada 1992, hanya dua tahun menjabat Gubernur
Sulawesi, yaitu pada 1 Juli 1951, hingga 9 November 1953.
Raden
Sudiro hanya sekitar dua tahun menjabat Gubernur Sulawesi, karena pemerintah
pusat mengangkatnya menjadi Walikota Jakarta (jabatan setara dengan gubernur
pada saat itu) untuk periode 1953–1960.
Untuk
mengisi kekosongan pemerintahan di Sulawesi, pemerintah pusat mengangkat Andi
Burhanuddin sebagai pejabat sementara Gubernur Sulawesi pada 1953, sebelum
mengangkat Lanto Daeng Pasewang sebagai gubernur tetap.
Gubernur
Sulawesi yang keempat adalah Lanto Daeng Pasewang. Pria asal jeneponto yang
terlibat dalam berbagai gerakan perlawanan melawan penjajah untuk merebut
kemerdekaan dan juga dalam memertahankan kemerdekaan Indonesia, menjabat gubernur
pada 1953 hingga 1956.
Atas
jasa-jasanya dan jabatan yang pernah diembannya sebagai Gubernur Sulawesi, nama
Lanto Daeng Pasewang kemudian banyak diabadikan sebagai nama jalan di Sulawesi
Selatan, dan juga diabadikan sebagai nama rumah sakit umum daerah di Jeneponto.
Gubernur
Sulawesi yang kelima yaitu Andi Pangerang Petta Rani. Pria kelahiran Gowa, tahun
1903, dan meninggal dunia pada 1975, adalah anak dari Pahlawan Nasional Andi
Mappanyukki yang pernah menjabat Raja Bone.
Andi
Pangerang Petta Rani yang bersama Dr Sam Ratulangi dan Andi Sulthan Daeng Radja
mewakili Sulawesi menghadiri Rapat Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di Jakarta pada 1945, menjabat Gubernur Sulawesi pada
1956 hingga 1960.
------
Sumber referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_Gubernur_Sulawesi
https://id.wikipedia.org/wiki/Proklamasi_Kemerdekaan_Indonesia
https://id.wikipedia.org/wiki/Sam_Ratulangi
https://id.wikipedia.org/wiki/B.W._Lapian
https://id.wikipedia.org/wiki/Sudiro
https://id.wikipedia.org/wiki/Andi_Mappanyukki
http://koranmakassaronline.com/v2/andi-pangerang-pettarani-sang-gubernur-sulawesi-yang-merakyat/