PEMBUKAAN. Meskipun terlambat tiba dan sempat membuat kesal banyak orang, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo (SYL) tetap mampu menciptakan suasana ceria pada pembukaan Musyawarah Wilayah (Musywil) Muhammadiyah Sulsel dan Musywil Aisyiyah Sulsel, di Lapangan Pancasila, Kota Palopo, Jumat, 24 Desember 2015. (Foto: Asnawin Aminuddin)
--------
Kamis,
24 Desember 2015
SYL: Ayah Saya Muhammadiyah,
Ibu Saya Aisyiyah
PALOPO,
(PEDOMAN KARYA).
Meskipun terlambat tiba dan sempat membuat kesal banyak orang, Gubernur Sulsel Syahrul
Yasin Limpo (SYL) tetap mampu menciptakan suasana ceria pada pembukaan Musyawarah
Wilayah (Musywil) Muhammadiyah Sulsel dan Musywil Aisyiyah Sulsel, di Lapangan
Pancasila, Kota Palopo, Jumat, 24 Desember 2015.
Memakai kopiah hitam, kacamata hitam,
baju batik corak hitam-putih, dan celana hitam, Syahrul dengan gayanya yang
khas, mampu dengan cepat mengambil hati para peserta dan penggembira Musywil
Muhammadiyah/Aisyiyah Sulsel, termasuk Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Haedar Nashir, dan Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini.
Dia menyinggung sejarah kelahiran Muhammadiyah,
sumbangan Muhammadiyah terhadap bangsa dan negara, serta berbagai kiprah yang
dilakukan Muhammadiyah, termasuk di Sulawesi Selatan.
“Saya tahu karena saya orang
Muhammadiyah. Ayah saya Ketua Muhammadiyah Sulawesi Selatan dan Tenggara, ibu kandung
saya Ketua Aisyiyah, anaknya apalagi,” kata Syahrul sambil tersenyum yang
langsung disambut tepuk-tangan meriah dari ribuan orang yang menghadiri
pembukaan Musywil Muhammadiyah/Aisyiyah Sulsel.
Tepuk tangan juga diberikan oleh pangdam
VII Wirabuana Mayjej Agus Surya Bakti, Ketua DPRD Sulsel HM Roem, Anggota DPD
RI Iqbal Parewangi, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel Dr KH Alwi
Uddin, Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sulsel Nurhayati Azis, Walikota Palopo
Judas Amir, Bupati Luwu Utara terpilih Indah Putri Indriani, serta sejumlah
undangan lainnya yang hadir.
“Di atas pesawat dalam perjalanan dari
Makassar ke Palopo, saya sempat menulis tentang kehebatan Muhammadiyah. Ada
tujuh poin yang sempat saya catat,” ungkapnya sambil membuka dan membaca
tulisan yang ada pada telepon genggamnya.
Muhammadiyah bisa eksis hingga satu
abad, katanya, karena ketulusan dan kejujurannya dalam mengabdi untuk
kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.
Kalau diberi kepercayaan, lanjut Syahrul,
orang-orang Muhammadiyah juga tidak akan menipu, tidak akan bikin malu, dan
tahu menempatkan diri sesuai proporsinya. Selanjutnya, jika berjanji, maka
orang Muhammadiyah pasti akan menepati janjinya.
“Maka wajar dan bagus kalau orang
Muhammadiyah dipilih sebagai pemimpin,” kata Syahrul yang kembali mendapat
tepuk-tangan meriah.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir
yang berpidato cukup panjang sambil menunggu kedatangan rombongan Gubernur
Sulsel, mengimbau kepada para bupati dan walikota se-Sulawesi Selatan agar
menjalin kemitraan dan bekerjasama dengan Muhammadiyah di daerahnya
masing-masing dalam membina umat dan membangun bangsa.
Dia mengatakan, Muhammadiyah mampu
bertahan hingga usia satu abad karena ada ruh pergerakan yang dimiliki, serta
senantiasa berpegang teguh pada Al-Qur’an dan sunnah Rasul.
“Muhammadiyah mengemban misi dakwah dan
tajdid, membebaskan dan memberdayakan masyarakat dari ketertinggalan dan
kebodohan, serta menerapkan sistem jam’iyah yang diperkokoh imamah dan jamaah.
Muhammadiyah tidak tergantung kepada orang, tetapi pada kekutan gerakannya,”
tutur Haedar. (win)
Tags
Liputan Utama