TUJUH eks anggota Gafatar, terdiri atas lima orang dewasa dan dua anak-anak, mendengarkan pengarahan sesaat setelah tiba dalam perjalanan dari Kalimantan Barat ke Surabaya, Makassar, dan Takalar, di Wisma Masjid Agung Takalar, Kamis petang, 28 Januari 2016. (Foto: Asnawin Aminuddin)
--------
Jumat, 29 Januari 2016
Anggota Gafatar Mengaku
Beragama Islam
TAKALAR,
(PEDOMAN KARYA).
Berbeda dengan mantan Ketua Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) Mahful Muis Tumanurung yang mengaku sudah keluar dari agama Islam, beberapa eks anggota Gafatar
yang dipulangkan dari Kalimantan ke Sulawesi Selatan, dan tiba di Masjid
Agung Takalar, Kamis sore, 28 Januari 2016, justru mengaku beragama Islam.
“Apakah saudara semua beragama
Islam?” tanya Kapolres Takalar, Darwis Rincing.
“Islam!” jawab mereka serempak.
Pengakuan tersebut turut disaksikan Asisten
Pemerintahan Pemkab Takalar, Haeruddin Mallingkai, Dandim 1426 Takalar, Wirawan
Eko Prasetyo, serta Kabid Kesos Dinas Sosial, Nakertrans dan Pariwisata Dra Hj
Sitti Aidah.
Eks anggota Gafatar asal Kabupaten
Takalar yang dipulang pada kesempatan pertama tersebut berjumlah tujuh orang,
terdiri atas lima orang dewasa dan dua anak-anak.
Mereka adalah Anggara bersama isterinya,
Hania, serta dua anak mereka yaitu Ikram (kelahiran 2011) dan Putra (kelahiran
2015). Tiga lainnya yaitu Harun, Ahmad Jabir, dan Wahidin Assegaf.
Haeruddin Mallingkai yang ditemui Jumat
siang, 29 Januari 2016, mengatakan, ke-7 eks anggota Gafatar tersebut berasal
dari tiga kecamatan, yaitu dari Kecamatan Pattallassang, Kecamatan
Polongbangkeng Utara (Polut), dan Kecamatan Mangara’bombang (Marbo).
Mereka sempat diinapkan satu malam di
Wisma Masjid Agung Takalar, sebelum dijemput oleh keluarga masing-masing.
“Mereka sudah dijemput oleh Camat,
Kapolsek, serta Danramil dan keluarga masing-masing, tetapi tadi pagi mereka
sempat dibaiat kembali di Masjid Agung Takalar, sebelum diperbolehkan pulang,”
jelasnya.
Saat tiba di Masjid Agung Takalar, Kamis
petang, mereka langsung diberi pengarahan dan penjelasan tentang pentingnya
Pemkab Takalar serta pihak keamanan, melakukan langkah-langkah preventif guna
mengamankan eks anggota Gafatar tersebut.
“Kita ingin betul-betul memperlakukan
saudara-saudara secara manusiawi dan mengamankan di tempat ini, karena kita
belum tahu bagaimana sikap masyarakat Takalar dengan kepulangan saudara-saudara,”
kata Kapolres Takalar Darwis Rincing.
Hal yang sama dikemukakan Dandim
1426/Takalar, Wirawan Eko Prasetyo, bahwa pemerintah tidak langsung
mempertemukan dan memulangkan mereka kepada keluarga masing, karena pemerintah
ingin melakukan pendekatan kepada keluarga masing-masing agar kepulangan mereka
dapat diterima dengan baik.
“Saya minta kerjasamanya. Kita ingin
mempersiapkan dengan baik untuk mengembalikan saudara-saudara kepada keluarga masing-masing
dalam suasana kekeluargaan,” kata Wirawan.
----
Dari kiri ke kanan, Asisten Pemerintahan Pemkab Takalar, Haeruddin Mallingkai, Kabid Kesos Dinas Sosial, Nakertrans dan Pariwisata Dra Hj Sitti Aidah, Dandim 1426 Takalar, Wirawan Eko Prasetyo, serta Kapolres Takalar Darwis Rincing, memberikan pengarahan kepada eks anggota Gafatar, di Wisma Masjid Agung Takalar, Kamis petang, 28 Januari 2016. (Foto: Asnawin Aminuddin)
--------
Sering Minta Uang
Rosmina, ibu kandung Anggara yang ditemui mengaku bersyukur karena anak bersama menantu dan cucu-cucunya sudah kembali ke Takalar.
Dia menceritaka bahwa awalnya Anggara
membawa majalah Gafatar dan memperkenalkan organisasi tersebut.
“Sekitar enam bulan lalu, tiba-tiba dia pergi
dengan membawa isteri dan anak-anaknya. Dia tidak pamit, tiba-tiba pergi begitu
saja, tapi dua tiga bulan kemudian, ia menelpon dan mita dikirimkan uang untuk
pembeli susu anaknya. Saya lalu mengirimkan uang, tetapi tidak lama kemudian dia
minta lagi, disitulah saya mulai curiga,” ungkap Rosmina. (hasdar sikki/win)
Tags
Aneka