"Modernisasi perikanan justru mengakibatkan paham kapitalisme beroperasi dan memengaruhi perubahan struktur sosial komunitas nelayan. Perubahan struktur itu menyebabkan terjadinya ketimpangan pendapatan karena bersifat eksploitatif. Di sisi lain, ajaran tarekat Khawatiyah yang berkembang di tengah masyarakat, juga memengaruhi sistem tindakan atau kultur masyarakat nelayan, karena mereka tidak lagi beroerientasi masa depan duniawi, tetapi lebih berorientasi akhirat atau cara hidup pasrah pada nasib (fatalistik)."
- Abd Wahab -
(Dosen UPRI/Mahasiswa S3 Sosiologi PPs UNM)
----------
Ahad,
21 Februari 2016
Modernisasi
Perikanan Justru Menyebabkan Ketertinggalan
Abdul Wahab, Doktor
ke-100 Sosiologi PPs UNM
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA).
Modernisasi perikanan seharusnya meningkatkan kesejahteraan para nelayan dan
memacu pembangunan, namun kenyataannya, modernisasi perikanan justru menyebabkan
ketertinggalan pembangunan masyarakat nelayan pesisir.
Yang terjadi, modernisasi perikanan justru
mengakibatkan paham kapitalisme beroperasi dan memengaruhi perubahan struktur
sosial komunitas nelayan. Perubahan struktur itu menyebabkan terjadinya
ketimpangan pendapatan karena bersifat eksploitatif.
Di sisi lain, ajaran tarekat Khawatiyah yang
berkembang di tengah masyarakat, juga memengaruhi sistem tindakan atau kultur
masyarakat nelayan, karena mereka tidak lagi beroerientasi masa depan duniawi,
tetapi lebih berorientasi akhirat atau cara hidup pasrah pada nasib
(fatalistik).
Pendapat tersebut diungkapkan dosen sosiologi
Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar, Drs Abd Wahab MSi, saat
memertahankan disertasinya pada ujian doktoral, di Kampus Program Pascasarjana (PPs)
Universitas Negeri Makassar (UNM), Jl AP Pettarani, Makassar, Kamis, 18 Februari
2016.
Di hadapan tim penguji yang terdiri atas
Direktur PPs UNM Prof Jasruddin, Prof Rabihatun Idris, Prof Andi Agustang, Prof
Andi Ihsan, Prof Darman Manda, Dr.Arlin Adam, Dr.Jumadi, serta Dr Ajiep
Padindang (Anggota DPD RI), Abdul Wahab. Memaparkan dan memertahankan disertasi
berjudul “Ketertinggalan Pembangunan pada Masyarakat Nelayan Pesisir Kota
Makassar.”
Ujian doktoral tersebut turut dihadiri Rektor
UPRI Makassar, Dr Andi Niniek Fariaty Lantara, mantan Rektor UVRI Makassa, Prof
Syamsu A Kamaruddin, serta sejumlah undangan.
Dengan keberhasilannya memertahankan
disertasinya, Abdul Wahab tercatat sebagai doktor ke-100 Sosiologi Program
Pascasarjana Universitas Negeri Makassar, dan doktor ke-409 yang dihasilkan PPs
UNM.
Abdul Wahab yang lahir di Sinjai, 15
Juli 1963, terangkat menjadi dosen UPRI (dulu Universitas Veteran Republik
Indonesia) sejak 1991. Jenjang pendidikan yang dilalui setelah tamat SMA Negeri
1 Sinjai (1982), yaitu Sarjana (S1) FKIP UVRI (1991), dan Magister (S2)
Sosiologi PPs Unhas. (ym/an)
Tags
Aneka