“Herannya, semua pertanyaannya dan semua jawaban saya dalam ujian itu persis sama dengan yang terjadi dalam mimpi saya. Akhirnya ujian pun berjalan lancar dan saya langsung dinyatakan lulus. Dosen saya itu bilang, inilah pertama kali ada mahasiswa yang langsung lulus pada ujian pertama.”
(Prof Rabihatun Idris)
---------
PEDOMAN
KARYA
Kamis,
10 Maret 2016
Pengalaman
Spiritual:
Rabihatun Idris:
Bermimpi Diuji Dosen
Kuliah pada tahun 60-an, bukan sesuatu
yang mudah, karena hampir semua mata kuliah diujikan secara lisan dan langsung
tatap muka antara mahasiswa dengan dosen. Nyaris tidak ada mahasiswa yang
sekali ujian langsung lulus, tetapi kondisi umum itu tidak berlaku bagi
Rabihatun.
Wanita yang kemudian dikenal dengan nama
lengkap Prof Dr Hj Rabihatun Idris MS, dan
pernah menjabat Kepala Pusat Studi Wanita Lembaga Penelitian Universitas Negeri
Makassar (UNM/dulu IKIP Ujungpandang), mampu melewati ujian semua mata kuliah
dengan masing-masing hanya sekali maju ketika kuliah di IKIP Malang.
“Waktu itu saya rutin bangun tengah
malam untuk shalat tahajjud,”' ungkap wanita yang menikah dengan (alm) Prof Idris
Arief MS (mantan Rektor Universitas Negeri Makassar) serta dikaruniai beberapa
anak dan cucu, kepada penulis, pada Oktober 2006.
Suatu ketika, tepatnya pada malam sebelum menghadapi ujian mata kuliah
Prasasti-prasasti Kuno di Indonesia, Atun–sapaan akrab Rabihatun Idris–kembali bangun
tengah malam untuk shalat. Waktu itu jam menunjukkan sekitar pukul 02.00 WIB.
Seusai shalat ia tak bisa menahan kantuk dan akhirnya tertidur di atas sajadah tempatnya
shalat.
Saat tertidur, ia bermimpi didatangi oleh
dosen mata kuliah "Prasasti-prasasti Kuno di Indonesia" dan kemudian terjadi
percakapan singkat di antara keduanya.
“Dia bertanya, apakah kamu sudah
belajar. Saya jawab sudah. Dia bertanya lagi, apa yang kamu pelajari. Saya
jawab, saya pelajari prasasti kuno di Indonesia. Dia lalu bertanya, apakah kamu
bisa membaca dan menerjemahkan tulisan di prasasti kuno, sambil tangannya
menunjukkan sebuah prasasti. Saya bilang bisa. Dia kemudian menyuruh saya
membaca tulisan berbahasa Sansekerta itu sekaligus mengartikannya dan saya
melakukannya dengan lancar,” tutur Rabihatun.
Setelah terbangun, ia langsung mencari
literatur tentang prasasti yang ditunjukkan sang dosen dalam mimpinya kemudian
mempelajari tulisan dan artinya.
“Sebenarnya saya tidak mengerti bahasa
Sansekerta, tetapi saya juga heran mengapa bisa begitu lancar membaca dan
mengartikannya dalam mimpi,” paparnya.
Keesokan harinya, ia pun berhadapan
dengan sang dosen yang telah mendatangi dan berdialog dengannya dalam mimpi.
“Herannya, semua pertanyaannya dan semua
jawaban saya dalam ujian itu persis sama dengan yang terjadi dalam mimpi saya.
Akhirnya ujian pun berjalan lancar dan saya langsung dinyatakan lulus. Dosen
saya itu bilang, inilah pertama kali ada mahasiswa yang langsung lulus pada ujian
pertama,” ujar Atun.
Setelah ujian dan dinyatakan lulus, ia
langsung ke masjid dan melakukan shalat syukur. (asnawin aminuddin)
Catatan:
-
Perbincangan
dengan Prof Rabihatun Idris dimuat dalam bentuk feature pada Rubrik Ramadhan, Harian
Pedoman Rakyat, Makassar, edisi 18 Oktober 2006. Rubrik Ramadhan Harian Pedoman
Rakyat ketika itu antara lain diisi dengan pengalaman spiritual sejumlah
orang-orang ternama di Makassar dan sekitarnya.