KEPALA SMA Ranggong Daeng Romo Takalar, Syam Anwar, berpose di halaman sekolah yang dipimpinnya. Insert: papan nama Yayasan Pendidikan Ranggong Daeng Romo Pusat Takalar, dan nama sekolah SMP - SMA Ranggong Daeng Romo, di Jalan Jenderal Sudirman, Takalar. (Foto: Asnawin Aminuddin)
-----
Jumat, 11 Maret 2016
SMA Ranggong Daeng Romo Terus Berjuang
TAKALAR, (PEDOMAN KARYA). Nama besar Ranggong Daeng Romo yang merupakan salah seorang pahlawan
nasional asal Kabupaten Takalar, ternyata tidak banyak berpengaruh kepada SMA Ranggong
Daeng Romo. Jumlah siswa barunya semakin menurun dari tahun ke tahun.
Dalam tiga tahun
terakhir (2013/2014, 2014/2015, dan 2015/2016), siswa barunya tak pernah
mencapai 50 orang, bahkan tahun lalu (2015/2016) jumlah siswa barunya hanya 11
orang. Padahal, selain menyandang nama besar Ranggong Daeng Romo, sekolah itu
juga terletak di jalan poros provinsi, Jalan Jenderal Sudirman, Takalar.
Kepala SMA Ranggong
Daeng Romo Takalar, Drs H Syam Anwar, mengakui bahwa dirinya bersama para guru
dan pihak yayasan terus-menerus berjuang agar masyarakat kembali mengalihkan
perhatiannya ke sekolah yang berdiri pada 1979 tersebut.
“Kami terus
berjuang, termasuk melalui jalur kebijakan, karena Pemerintah Kabupaten Takalar
tampaknya memberi keleluasaan kepada sekolah negeri menerima siswa baru
melebihi kapasitas ruang dan rasio guru yang ada,” ungkap Syam kepada “Pedoman
Karya”, di ruang kerjanya, Senin, 7 Maret 2016.
Sekolah swasta di
daerah, katanya, umumnya lebih baik dan lebih favorit dibandingkan sekolah swasta,
sehingga masyarakat lebih senang memasukkan anak-anak mereka ke sekolah negeri
dibandingkan ke sekolah swasta.
“Saya juga mungkin
begitu, tetapi kasihan juga anak-anak kalau mereka bertumpuk di satu sekolah,
dengan jumlah siswa per kelas, lebih dari 40 orang. Batasilah jumlahnya sesuai
tipe masing-masing dan juga jangan lebih dari 40 siswa per kelas, supaya proses
belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik dan efektif,” papar Syam. (an)
Tags
Aneka