COLLIQ PUJIE. Kabid Pembinaan dan Kerjasama Kearsipan Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Sulsel, Ahmad Saransi (paling kanan), bersama budayawan dari Unhas Makassar, Alwi Rahman (tengah), dan dipandu oleh Ketua Progdi Hubungan Internasional Universitas Bosowa, Zulkhair Burhan, tampil sebagai pembicara pada diskusi yang membahas Colliq Pujie, di Kampus Universitas Bosowa Makassar, Kamis, 19 Mei 2016. (Foto: Humas Universitas Bosowa)
----
Jumat, 20 Mei 2016
Mahasiswa Perlu Belajar
dari Colliq Pujie
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Hingga kini masih banyak yang belum
mengenal Colliq Pujie. Wanita cerdas ini adalah juru tulis Kerajaan Tanete (Kabupaten
Barru) yang juga adalah penulis Sure’ Baweng (Sure’ Baweng adalah salah satu
naskah tua bugis yang ditulis dalam gulungan lontarak yang indah dan salah satu
naskah terbaik yang dimiliki oleh masyarakat Bugis).
Kepala Bidang Pembinaan dan Kerjasama
Kearsipan Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Sulawesi Selatan, Ahmad
Saransi, menjelaskan, Colliq Pujie adalah tokoh Bugis yang mengajarakan tentang
kesederhanan dan perjuangan yang tiada henti.
“Colliq Pujie berjuang tanpa henti untuk
mengubah nasib. Dalam kehidupan seperti sekarang ini, mahasiswa seharusnya belajar
dari sosok Colliq Pujie, terutama tentang semangat dalam menuntut ilmu,”
ungkapnya.
Hal tersebut diungkapkan Ahmad Saransi
saat tampil sebagai pembicara pada diskusi yang membahas Colliq Pujie, yang
merupakan rangkaian acara Makassar International Writers Festival (MIWF), di
Kampus Universitas Bosowa Makassar, Kamis, 19 Mei 2016.
Dalam dialog tersebut, juga dipaparkan
tentang bagaimana perkembangan budaya tulis di kalangan masyarakat Sulawesi
Selatan. Tentang budaya tulis, Ahmad Saransi menegaskan bahwa masyarakat
Sulawesi Selatan pada dasarnya memiliki tradisi tulis yang kuat.
“Dalam tradisi masyarakat Sulawesi
Selatan, telah ada aksara Lontara Sulapa Eppa, Lontara Jangang-jangang, Lontara
Arab Serang, dan Lontara Bilang,” ungkapnya.
Selain Ahmad Saransi, panitia juga
menghadirkan budayawan dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Alwi
Rahman, sebagai pembicara dalam dialog yang dipandu Ketua Program Studi
Hubungan Internasional Universitas Bosowa, Zulkhair Burhan. (zt/r)
Tags
Aneka