“Isu komunisme ini perlu diwaspadai. Meskipun saat ini belum terang-terangan, tetapi simbol-simbol partai komunis sudah muncul di beberapa tempat.”
-- Abubakar Wasahua --
(Ketua Persatuan Umat Islam, Provinsi Sulsel)
-------Sabtu, 14 Mei 2016
PUI Sulsel: Waspadai Munculnya Simbol Partai Komunis
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Pemerintah dan masyarakat perlu mewaspadai munculnya simbol-simbol partai
komunis, karena munculnya simbol-simbol partai komunis itu dapat diartikan
sebagai sebuah gejala bangkitnya kembali aliran komunisme di Indonesia.
Di sisi lain, pemerintah dan masyarakat juga perlu menyadari bahwa generasi
muda kita sekarang sedang mengalami krisis identitas, krisis harga diri, dan
krisis moral, terbukti dengan mudahnya generasi muda terpengaruh godaan
penggunaan simbol-simbol partai komunis, godaan narkoba, dan keterlibatan dalam
aksi-aksi anarkis seperti rampok dan begal.
“Isu komunisme ini perlu diwaspadai. Meskipun saat ini belum
terang-terangan, tetapi simbol-simbol partai komunis sudah muncul di beberapa
tempat,” ungkap Ketua Persatuan Umat Islam (PUI) Provinsi Sulsel, Drs H
Abubakar Wasahua, kepada wartawan di Makassar, belum lama ini.
Sehubungan dengan banyaknya masalah yang tengah dihadapi dewasa ini,
katanya, maka pengurus PUI Sulsel melakukan safari kunjungan ke sejumlah ulama
kharismatik di Sulsel untuk meminta masukan dan menyamakan persepsi guna
mencari solusi atas berbagai masalah tersebut.
Salah seorang ulama yang telah dikunjungi yaitu Prof Dr H Ghalib MA, dosen
yang juga Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel, pada Rabu malam, 11
Mei 2016. Dalam kunjungan tersebut, Ketua PUI Sulsel, Abubakar Wasahua antara
lain didampingi Dr Nur Yamin, Andi Ahmad Agung, Rahim Mayau, Mohammad Yahya
Mustafa, Supardi, dan Nasrullah Rahim.
“Selain meminta masukan dan menyamakan persepsi, kami juga ingin
memperkenalkan organisasi kemasyarakatan Persatuan Umat Islam yang berdiri pada
tahun 1952,” papar Abubakar.
Isu lain yang telah dan akan dibahas bersama para ulama kharismatik se-Sulsel
tersebut, katanya, yaitu tentang pemikiran orang-orang Islam dan musuh-musuh Islam
soal pembubaran sejumlah ormas Islam yang dianggap tidak Pancasilais.
“PUI Sulsel ingin mengambil peran yang banyak dalam memperbaiki bangsa ini,
terutama di dalam meluruskan adanya paham-paham yang bertentangan dengan Al-qur’an
dan sunnah nabi. PUI Sulsel juga ingin membantu mensosialisasikan kebijakan
yang difatwakan oleh MUI, yang selama ini dianggap tidak maksimal,” jelas Abubakar.
(ulla/yahya/win)
Tags
Liputan Utama