“Saya sudah berupaya dan terbukti saya terbaik. Hasil lelang jabatan itu diumumkan melalui media massa cetak dan media massa online. Semua orang bisa baca pengumuman itu. Kalau kemudian bukan saya yang dilantik, itu berarti bukan di situ tempat saya. Mungkin pimpinan punya pertimbangan lain, tapi saya yakin, Tuhan pasti sudah punya rencana yang terbaik untuk saya. Saya tidak memburu jabatan, saya hanya berupaya melakukan yang terbaik.”
-- Salam Soba --
(Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan)
--------
PEDOMAN KARYA
Senin, 16 Mei 2016
Salam Soba: 38 Tahun “Mengawal” Dikbud Sulsel
- Peringkat Satu Lelang Jabatan
- Satu Tahun Menjabat Kadis Pendidikan
Mengabdi kepada bangsa dan negara sebagai pegawai negeri sipil (PNS) merupakan
pilihan hidup bagi banyak orang, termasuk Salam Soba. Pria kelahiran Bulukumba, 20 Mei 1958,
terangkat menjadi PNS pada usia 20 tahun. Tepatnya pada 1 Maret 1978.
Saat terangkat sebagai PNS, ia ditempatkan sebagai pegawai tata usaha di Sekolah
Pendidikan Guru (SPG) 1 Ammanagappa, Makassar.
Delapan tahun lamanya ia “mengurus” tata usaha di sekolah tersebut. Tahun
1986, ia dipindahkan sebagai pegawai tata usaha di Pendidikan Guru Sekolah
Menengah Tingkat Pertama (PGSMTP) Makassar.
Tahun 1991, ia dipindahkan ke Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan (Depdikbud) Provinsi Sulawesi Selatan, hingga kini dirinya tetap
di kantor yang pernah berubah nama menjadi Dinas Pendidikan Nasional (Diknas)
dan kini bernama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Sulawesi Selatan.
“Saya benar-benar berangkat dari bawah (pegawai rendah) sampai akhirnya
saya menjadi Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan,”
ungkap Salam Soba, dalam bincang-bincang dengan “Pedoman Karya”, akhir April
2016.
Selama 38 tahun “mengawal” Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel dan sebelum
menduduki jabatan Sekretaris Dinas, Salam sempat menduduki beberapa jabatan,
antara lain Kepala Balai Tekkom dan Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabid
Dikdas).
“Lebih dari sepuluh Kakanwil dan Kepala Dinas selama saya jadi pegawai di
lingkungan Kanwil Depdikbud dan Dinas pendidikan Provinsi Sulsel, antara lain
Bapak Abubakar Punagi dan Supeno,” sebut Salam.
Selesai di Kantor
Sejak menduduki jabatan eselon hingga jabatan Sekretaris Dinas, termasuk
saat menjabat Pelaksana Tugas Kadis Pendidikan, ia mengaku tidak pernah membawa
pulang ke rumah pekerjaan kantor.
“Saya tidak pernah membawa pulang ke rumah pekerjaan kantor. Semua selesai
di kantor. Kalau bisa selesai hari ini, maka saya selesaikan hari ini. Saya
tidak suka menunda-nunda pekerjaan,” ujar Salam.
Pelaksana Tugas
Pada September 2014, ia diangkat sebagai Pelaksana Tugas
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel, menggantikan Abdullah Djabbar yang
meninggal dunia saat sedang menjabat. Tugas tersebut ia emban hingga Agustus 2015, saat Sidik
Salam dilantik sebagai Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel.
Peringkat Satu
Sebagai pamong senior dan karena diberi kesempatan, Salam
Soba kemudian mengikuti tes lelang jabatan untuk menduduki jabatan Kepala
Sekretariat Dewan Pengurus Daerah Korpri Provinsi Sulawesi Selatan, pada akhir
2015.
Hasil tes lelang jabatan, Salam Soba ternyata menduduki
peringkat satu alias peraih poin tertinggi, tetapi Gubernur Sulsel ternyata
tidak memilih dirinya sebagai Kepala Sekretaris DPD Korpri Provinsi Sulsel.
Apakah dirinya kecewa?
“Tidak! Saya serahkan saja ke atas (sambil menunjuk ke
atas). Apa pun juga, kalau Tuhan menghendaki, pasti itulah yang terjadi,”
katanya.
Bagi Salam Soba, jabatan itu amanah yang harus diemban dan dilaksanakan
dengan penuh dedikasi dan tanggungjawab.
“Saya sudah berupaya dan terbukti saya terbaik. Hasil lelang jabatan itu
diumumkan melalui media massa cetak dan media massa online. Semua orang bisa
baca pengumuman itu. Kalau kemudian bukan saya yang dilantik, itu berarti bukan
di situ tempat saya. Mungkin pimpinan punya pertimbangan lain, tapi saya yakin,
Tuhan pasti sudah punya rencana yang terbaik untuk saya. Saya tidak memburu
jabatan, saya hanya berupaya melakukan yang terbaik,” tutur Salam. (Asnawin Aminuddin/Pedoman Karya)
Tags
Sosok