TAUZIYAH. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, memberikan tauziyah pada acara Silaturrahim Keluarga Besar Muhammadiyah Sulsel, di Kampus Unismuh Makassar, Sabtu, 16 Juli 2016.
--------
Senin,
18 Juli 2016
Haedar Nashir:
Dulu, MPR-RI Sangat Refresentatif
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA).
Dulu, Majelis Permusyawatan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI) sangat
refresentatif dan merupakan penjelmaan seluruh rakyat Indonesia, karena di
dalamnya ada perwakilan politik, ada perwakilan daerah, dan juga ada utusan
golongan.
Setelah dilakukan perubahan UUD 1945, perwakilan
politik dan perwakilan daerah tetap ada melalui Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia (DPR-RI) dan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia
(DPD-RI) yang dipilih melalui Pemilihan Umum (Pemilu), sedangkan utusan
golongan dihilangkan.
“Itu kesalahan fatal. Ormas-ormas
(organisasi kemasyarakatan) akhirnya tersisih dan ini berimplikasi terhadap
sistem ketatanegaraan kita,” tandas Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar
Nashir, saat berbicara pada acara Silaturrahim Keluarga Besar Muhammadiyah
Sulsel, di Kampus Unismuh Makassar, Sabtu, 16 Juli 2016.
Meskipun tersisih, katanya, Muhammadiyah
dan Ormas-ormas lainnya harus tetap mengambil peran dalam membangun bangsa dan
juga harus tetap senantiasa menjalin silaturrahim dengan pemerintah.
“Pimpinan di pemerintahan, mulai dari
atas sampai ke bawah, boleh berganti. Yang penting, kita tetap menjalin
silaturrahim,” ujar Haedar.
Inti dari silaturrahim, lanjutnya,
adalah mempertautkan atau menjalin kebersamaan dan persaudaraan. Sebaliknya,
musuh dari silaturrahim adalah memutus persaudaraan.
Memutus persaudaraan jauh lebih gampang
dibandingkan menjalin persaudaraan. Musuh silaturrahim adalah benih-benih konflik
dan perpecahan. Sekali konflik itu dimulai, maka menyambungnya itu tidak akan
gampang, apalagi kalau konlik itu menyangkut kepentingan.
“Maka kalau ada konflik, selesaikanlah
dengan saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya,” kata Haedar yang
disambut senyum dan tepuk-tangan para tamu dan undangan.
Acara silaturrahim tersebut dihadiri
Anggota DPD-RI Iqbal Parewangi, Ketua Muhammadiyah Sulsel Prof Ambo Asse,
Gubernur Sulsel, Kapolda Sulsel, Pangdam VII/Wirabuana, Walikota Makassar
Mohammad Ramdhan Pomanto, Pimpinan Daerah Muhammadiyah se-Sulsel, pimpinan amal
usaha Muhammadiyah se-Sulsel, sejumlah undangan, serta ratusan kader dan
simpatisan Muhammadiyah. (an)
Tags
Liputan Utama