BALAIKOTA MAKASSAR. Makassar adalah nama tempat bandar niaga kerajaan kembar Gowa dan Tallo. Kerajaan kembar itulah yang kemudian menyandang nama Kerajaan Makassar. Nama Makassar sudah disebut dalam naskah kuno Jawa, Negara Kertagama, yang ditulis oleh Prapanca, pada 1364. Naskah itu juga menyebut nama Luwu, Bantaeng, dan Selayar. (int)
-----
PEDOMAN KARYA
Senin, 11 Juli 2016
Sejarah
Kota Makassar (1):
Nama
Makassar Sudah Ada Sejak 1364
Makassar adalah nama tempat bandar niaga kerajaan
kembar Gowa dan Tallo. Kerajaan kembar itulah yang kemudian menyandang nama
Kerajaan Makassar. Nama Makassar sudah disebut dalam naskah kuno Jawa, Negara
Kertagama, yang ditulis oleh Prapanca, pada 1364. Naskah itu juga menyebut nama
Luwu, Bantaeng, dan Selayar.
“Nama tempat yang yang disebut Makassar (dalam
naskah itu, red) belum dapat diidentifikasi hingga sekarang,” kata sejarawan
dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Edward L Poelinggomang.
Dalam tradisi pelaut dan pedagang yang berniaga ke
Maluku, kawasan yang pulau-pulaunya berada di utara Pulau Sumbawa itu disebut
dengan nama Makassar.
Tradisi penyebutan pulau-pulau tersebut dari para
pelaut dan pedagang, kemudian diserap oleh pelaut dan pedagang Portugis setelah
merebut dan menduduki Malaka.
Dalam catatan Tome Pores, diungkapkan bahwa
pedagang-pedagang Melayu menginformasikan adanya jalur paling singkat dalam
pelayaran ke Maluku, yaitu melalui Makassar (Cortesao, 1944).
Informasi itu mendorong pelaut dan pedagang Portugis
menelusuri jalur pelayaran tersebut, sehingga dalam peta pelayaran pengembara
Portugis, Pulau Kalimantan diberi nama “Pulau Makassar yang Besar” (Gramdos
ilha de Macazar), sedangkan Pulau Sulawesi dan pulau-pulau sekitarnya disebut
“Pulau-pulau Makassar” (Ilhas dos Macazar).
Selain itu, kota-kota pelabuhan yang berada di
pesisir barat Sulawesi yang menjadi tempat singgah dalam pelayaran ke Maluku,
juga diberikan predikat Makassar, antara lain Siang Makassar, Bacukiki
Makassar, Suppa Makassar, Sidenreng Makassar, Napo Makassar, dan Tallo
Makassar.
Edward L Poelinggoman mengatakan, bandar niaga
Makassar terbentuk dari dua bandar niaga dari kerajaan kembar Gowa-Tallo, yaitu
bandar Tallo dari Kerajaan Tallo yang terletak di pesisir muara Sungai Bira
(Sungai Tallo), serta bandar Sombaopu dari Kerajaan Gowa yang terletak di
pesisir muara sungai Jeneberang.
Dua kerajaan tetangga itu kemudian berhasil
membentuk persekutuan pada 1528, setelah melalui pemufakatan penyelesaian
konflik (perang). Kesepakatan itu berpengaruh bagi rakyatnya dan semua yang
mengenal dua kerajaan kembar itu, sehingga muncul ungkapan “satu rakyat, dua
raja” (se'reji ata narua karaeng).
Persekutuan yang dibangun itu bersifat menyatukan
dua kerajaan dalam kehidupan kenegaraan, tetapi tetap mengakui kedudukan
kekuasaan masing-masing sebagai kerajaan. Kerajaan Gowa ditempatkan sebagai
pemegang kendali kekuasaan kerajaan kembar itu (sombaya), sedangkan Raja Tallo
sebagai pejabat mangkubumi (tuma'bicara butta). (asnawin/bersambung)
----------
Keterangan:
-- Artikel ini dimuat di Harian Pedoman Rakyat,
Makassar, Selasa, 7 Agustus 2007, halaman 17/Humaniora.
-- Materi tulisan diambil dari makalah sejarawan
Univesitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Edward L Poelinggoman, pada Seminar
Nasional 400 Tahun Makassar, di Hotel Sahid Makassar, 30 Juni 2007. Seminar
dengan tema “'Menemukenali dan Merangkai Sejarah dan Budaya Makassar” itu
menghadirkan 400 tokoh dan menampilkan beberapa pembicara.
----------
Sejarah Kota Makassar (2):
http://pedomanrakyat.blogspot.co.id/2007/08/nama-makassar-sudah-ada-sejak-1364.html
BalasHapus