KHUTBAH SERAGAM. Ustadz Bahrun Nida Lc, saat tampil sebagai khatib dan membacakan khutbah seragam Idul Fitri 1437 Hijriyah Dewan Syariah Wahdah Islamiyah, di Lapangan Pasar Cekkeng, Bulukumba, Rabu, 6 Juli 2016. Pelaksanaan shalat ied tersebut dihadiri ribuan jamaah. (Foto: Asnawin)
-----
Rabu, 06 Juli 2016
Pesan Cinta Buat
Pemimpin Bangsa
BULUKUMBA,
(PEDOMAN KARYA).
Momentum Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriyah, dimanfaatkan umat Islam guna mengirimkan
pesan cinta dan damai kepada para pemimpin negeri ini.
“Jangan lupakan sejarah. Jangan abaikan
kaum muslimin. Jangan buat mereka jauh dari agamanya dan jangan halangi mereka
menjalankan syariat Islam-nya,” tandas ustadz Bahrun Nida Lc, saat tampil sebagai
khatib dan membacakan khutbah seragam Idul Fitri 1437 Hijriyah Dewan Syariah
Wahdah Islamiyah, di Lapangan Pasar Cekkeng, Bulukumba, Rabu, 6 Juli 2016.
Dia mengatakan, umat Islam di seluruh
dunia bergembira merayakan Idul Fitri 1437 Hijriyah, karena sempurnanya ibadah yang
dilaksanakan selama sebulan penuh di bulan Ramadhan.
Namun di sisi lain, umat Islam di
Indonesia pada khususnya, juga bersedih dan menangis, antara lain karena
terjadinya berbagai peristiwa yang sangat menyedihkan, seperti perkosaan yang
dilakukan 14 pemuda tanggung terhadap seorang gadis belia, serta pembantaian
seorang pemuda dengan cangkul terhadap seorang perempuan yang hendak ia nodai.
“Kita menangis atas maraknya miras dan
pornografi yang memicu semuanya, yang menjadi pangkal semua kejahatan itu. Dan
kita pun hanya bisa mengurut dada atas respons segelintir penguasa negeri yang
justru ingin melegalkan barang-barang haram itu. Wallahul Musta'an,” tandas
ustadz Bahrun Nida Lc.
Hal itu diungkapkan saat tampil sebagai
khatib membacakan khutbah seragam Idul Fitri 1437 Hijriyah Dewan Syariah Wahdah
Islamiyah, di Lapangan Pasar Cekkeng, Bulukumba, Rabu, 06 Juli 2016.
Hari ini, kata Bahrun Nida, Indonesia
berada di persimpangan jalan. Antara jalan Iman dan jalan kufur. Antara jalan
menuju bahagia, sejahtera, adil, dan beradab dalam tuntunan Iman dan Islam atau
jalan kekufuran dan kedurhakaan yang mengantar kepada kebinasaan dan kehancuran
dan keangkaramurkaan.
Dia mengatakan, di negeri warisan para
mujahid ini, yang telah disiram tanahnya oleh darah para syuhada demi sebuah
kemerdekaan, kita digiring oleh satu kekuatan untuk menyerahkan kepemimpinan Tanah
Air tercinta kepada kaum kuffar.
“Maka, demi Allah kita harus katakan
kepada mereka: Tidak! Kita kaum muslimin adalah pemilik yang sah atas negeri warisan
para syuhada ini,” tandas Bahrun. (an)
Tags
Liputan Utama