EMAS TENIS MEJA. Pemain tenis meja PWI Sulsel, Indra Hardan (kedua dari kiri) dan Hamka (ketiga dari kiri) foto bersama Koordinator Tim Tenis Meja PWI Sulsel, Ahmad Yani Nyanggu (kedua dari kanan), serta pengurus PWI Sulsel, Mappiar (paling kiri) dan Munjin, seusai penyerahan medali cabang tenis meja Porwanas XII, di Bandung, Jawa Barat, Jumat, 29 Juli 2016. Pasangan Indra Hardan/Hamka merebut medali emas pada Kelompok Umur 27-39. (Foto diambil dari akun Facebook Ahmad Yani Nyanggu)
---------
Sabtu, 30 Juli 2016
Porwanas XII: PWI Sulsel Juara Umum Tenis Meja
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA).
Tim tenis meja Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulsel berhasil merebut satu
medali emas dan dua medali perak pada Pekan Olahraga Wartawan Nasional
(Porwanas) ke XII, di Bandung, Jawa Barat, 25-29 Juli 2016.
Dengan modal satu medali emas dan dua perak
tersebut, tim bulutangkis PWI Sulsel berhasil keluar sebagai juara umum,
sedangkan peringkat kedua ditempati tuan rumah PWI Jawa Barat (dengan perolehan
satu medali emas, satu perak, dan satu perunggu) dan peringkat ketiga ditempati
PWI Sulawesi Utara (dengan perolehan satu medali emas).
“Kami membawa semangat siri’ (harga diri, red) sebagai orang
Sulawesi Selatan dan itulah yang membuat kami mampu keluar sebagai juara umum
tenis meja Porwanas XII Jawa Barat,” kata Koordinator Tim Tenis Meja Porwanas
PWI Sulsel, Ahmad Yani Nyanggu, kepada “Pedoman Karya”, di Makassar, Sabtu, 30
Juli 2016.
Medali emas cabang tenis meja untuk
kontingen PWI Sulsel dipersembahkan oleh pasangan Hamka/Indra Hardan pada Kelompok
Umur 27-39 tahun, setelah di final berhasil mengalahkan pemain tuan rumah PWI Jawa
Barat, M Syafrin/Refa Riana, dengan kemenangan tiga set langsung (3-0).
Dua medali perak direbut dari nomor KU
40-49 tahun dan KU 50 Tahun ke Atas. Pada KU 40-49, pasangan petenismeja PWI
Sulsel, Karyansa/Nasir Dolo yang sebenarnya lebih diunggulkan, kalah di final
dari petenismeja PWI Sulut, Rully Lumintang/Deni “Boy” Moningka, dengan skor
tipis 2-3.
“Karyansa dan Nasir Dolo kalah stamina,
karena kebetulan waktu istirahatnya dari satu pertandingan ke pertandingan
berikutnya lebih dekat dibandingkan pemain Sulut. Mereka (pemain Sulut) lebih
lama waktu menunggunya dibandingkan pemain kita. Tenaga pemain kita terlalu banyak terkuras
pada pertandingan-pertandingan sebelumnya dan akhirnya kalah pada set kelima di
partai final,” ungkap Yani–sapaan akrab Ahmad Yani Nyanggu.
Medali perak lainnya dari cabang tenis
meja untuk kontingen PWI Sulsel, direbut pasangan ganda Aslam/Sultan Hasanuddin pada KU
50 Tahun ke Atas, setelah di final kalah 1-3 dari petenismeja tuan rumah PWI Jabar, Agus
Rudi/Chandra.
“Terus-terang persiapan kami tidak
maksimal karena kurangnya perhatian dari pengurus PWI Sulsel. Selama bertanding
di Porwanas, ketua dan pengurus (PWI Sulsel) juga tidak memberikan suntikan
semangat, tapi demi nama baik Sulsel, kami tetap bertanding dengan penuh
semangat. Saya bilang kepada pemain, kita bertanding saja demi nama baik
Sulsel. Ini adalah harga diri sebagai orang Sulsel,” tegas Yani. (win)
Tags
Liputan Utama