MANTAN REKTOR. Beberapa momen bersama KH Djamaluddin Amien (mantan Rektor Unismuh Makassar/mantan Ketua Muhammadiyah Sulsel, pakai kopiah foto kiri atas), saat Irwan Akib (pakai baju putih foto kiri atas) menjabat sebagai Rektor Unismuh Makassar.
---------
Majalah PEDOMAN KARYA
Kamis, 11 Agustus 2016
Sisi Manusiawi Seorang Mantan
Rektor
- Irwan Akib Terharu Mengenang KH Djamaluddin Amien
Tentu saja ada kebanggaan tersendiri jika seseorang menjabat rektor atau
pimpinan perguruan tinggi, apalagi jika perguruan tinggi yang dipimpinnya tergolong
besar dengan jumlah mahasiwa berkisar tiga puluh ribu.
Kebanggaan itu menjadi paripurna kalau orang tersebut mendapat kepercayaan atau
amanah sebagai rektor selama dua periode berturut-turut dengan sejumlah prestasi
yang diraih dan perguruan tinggi yang dipimpinnya mengalami perkembangan yang
cukup pesat.
Namun tidak begitu yang diperlihatkan Dr Irwan Akib. Bukan menunjukkan
kebanggaannya, pria kelahiran Parepare, 2 Agustus 1963, malah menganggap
jabatan rektor sebagai beban amanah yang sangat berat.
Irwan Akib menjabat Rektor Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar sejak 21 Juni 2005 (sebagai
pengganti antar-waktu, karena Prof Ambo Enre Abdullah yang menjabat rektor saat
itu meninggal dunia) dan berakhir pada 10 Agustus 2016.
“Masa sebelas tahun dua bulan, bukanlah waktu yang
singkat. Terasa amat panjang. Beban
amanah di pundak ini terasa amat berat dengan berbagai dinamika yang terjadi. Alhamdulillah,
atas pertolongan Allah SWT, dan kerja sama semua pihak, semua itu dapat
terlewati. Hari ini pundak saya mulai terasa ringan, setelah 3.976 hari menjalankan amanah sebagai rektor,” tutur Irwan
Akib.
Hal itu diungkapkan saat membawakan pidato akhir sebagai rektor, pada acara
Pelantikan Dr Abdul Rahman Rahim sebagai Rektor Unismuh Makassar masa bakti
2016-2020, di Balai Sidang Muktamar 47 Kampus Unismuh,
Jalan Sultan Alauddin 259, Makassar, Rabu, 10 Agustus 2016.
Seribuan orang menghadiri acara tersebut, termasuk sejumlah tokoh penting,
seperti Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Ketua Umum PP Aisyiyah
Siti Noordjannah Djohantini, Anggota DPD-RI AM Iqbal Parewangi, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Ketua
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel Prof Ambo Asse, Kasdam VII/Wirabuana
Brigjen TNI Supartodi, Wakapolda Sulsel Brigjen Pol Gatot Eddy Pramono, Walikota
Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto, Wakil Bupati Soppeng Supriansah, serta sejumlah pimpinan perguruan tinggi dan
pimpinan lembaga/instansi.
Meminta Maaf
Mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah Sulsel itu juga meminta maaf kepada semua
pihak yang telah memberinya dukungan, atas segala khilaf dan salah yang
dilakukannya selama 11 tahun dan 2 bulan atau 3.976 hari menjabat
Rektor Unismuh Makassar.
“Kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Majelis Dikti-Litbang PP Muhammadiyah,
saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas amanah yang diberikan
kepada saya untuk menakhodai Unismuh Makassar selama sebelas tahun dua bulan. Saya
juga menyampaikan permohonan maaf yang setulus-tulusnya, karena belum semua
amanah dari PP Muhammadiyah dan Majelis Dikti-Litbang PP Muhammadiyah dapat
kami tunaikan,” papar Irwan.
Ucapan terima kasih dan permintaan maaf juga disampaikan kepada Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah Sulsel, Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sulsel, Pimpinan Daerah
Muhammadiyah dan Pimpinan Daerah Aisyiyah se-Sulsel, serta organisasi otonom (Ortom) Muhammadiyah.
Begitu pula kepada pemerintah pusat, pemerintah provinsi, serta pemerintah
kabupaten dan pemerintah kota yang selama ini telah memberikan kepercayaan
kepada Unismuh Makassar untuk tetap eksis dan berkiprah dalam membangun dan
memajukan pendidikan, khususnya di kawasan timur Indonesia.
Irwan Akib juga menyampaikan terima kasih dan permintaan maaf kepada
Koordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi dan Koordinator Kopertais Wilayah VIII
beserta seluruh jajarannya, atas dukungan, support, sapaan, dan teguran
terhadap dirinya selama menjabat Rektor Unismuh.
“Kepada seluruh keluarga besar Unismuh Makassar, baik pimpinan dan dosen, maupun karyawan,
dan mahasiswa. Terima kasih atas kerjasamanya selama ini. Terima kasih atas
support dan dukungannya, sehingga saya dapat tiba di garis finish dari masa
ujian yang maha berat dan panjang ini. Mohon maaf karena saya sadar, ada saja kebijakan
saya selama ini yang mungkin membuat teman-teman dan adik-adik tidak begitu nyaman.
Semua ini saya lakukan sesungguhnya bukanlah ego pribadi, apalagi kepentingan
pribadi dan keluarga saya, melainkan semua kebijakan ini saya lakukan untuk
kampus kita tercinta ini, dan untuk kita semua yang berada di dalamnya. Jika Unismuh
maju, maka kita semualah yang merasakan kemajuan itu,” tuturnya.
Tangis Haru
Selain menyampaikan ucapan terima kasih dan permintaan maaf kepada semua
pihak yang telah memberinya dukungan sebagai Rektor Unismuh, Irwan Akib juga secara
khusus mengenang almarhum KH Djamaluddin Amien, yang mantan Rektor Unismuh Makassar dan mantan
Ketua Muhammadiyah Sulsel.
Suasana ceria pada acara pelantikan rektor tersebut, tiba-tiba menjadi hening ketika Irwan Akib terisak dan terbata-bata sambil mengeluarkan sapu-tangan
dari saku celananya saat menyebut nama KH Djamaluddin Amien.
“Penghargaan khusus saya sampaikan secara tulus
kepada orangtua saya, orangtua kita semua, KH Djamaluddin Amien. Beliaulah yang selama ini
mendidik saya secara langsung maupun secara
tidak langsung. Beliau telah menanamkan dasar-dasar kepemimpinan
di kampus ini,” ungkap Irwan dalam
kalimat terbata-bata.
KH Djamaluddin Amien, katanya, telah banyak memberi
ilmu kepada dirinya, baik melalui ucapan
(kata-kata) maupun melalui aktivitas sehari-hari di kampus Unismuh Makassar.
“Bahkan dalam
diamnya pun kami dapat menarik hikmah. Permohonan maaf setulus-tulusnya kepada almarhum, karena dalam
interaksi saya dengan beliau, tidak selamanya berjalan seiya-sekata, bahkan saya sering berbeda pendapat dengan beliau,
tetapi perbedaan saya dengan beliau tidaklah membuat saya menjauh dan menghindar. Begitu pun sebaliknya,” tutur Irwan sambil
mengusap air matanya dengan sapu-tangan.
Bila terjadi
perbedaan dengan almarhum KH
Djamaluddin Amien, lanjutnya, maka dirinya berupaya mencari titik temu.
“Saya lebih banyak mengalah dan mengakui kalau saya
salah, tetapi kadang-kadang juga beliau mengakui bahwa
dirinya salah dan menyatakan sayalah yang benar. Atas
itu semua,
saya mohon maaf yang sedalam-dalamnya, termasuk kepada anak-anak beliau, khususnya kakak saya,
saudara saya,
Dr Ir Abdul Hadi Djamal MM (mantan
Anggota DPR RI, red),” papar Irwan sambil berupaya menahan tangisnya. (asnawin aminuddin)