MILAD MUHAMMADIYAH. Ketua Muhammadiyah Sulsel Prof Ambo Asse (kedua dari kiri) foto bersama Wakil Ketua Muhammadiyah Sulsel Darwis Lantik (paling kiri), dan Sekretaris Majelis Dikdasmen Muhammadiyah Sulsel Dr Andi Sukri Syamsuri, seusai penandatanganan kerjasama pelaksanaan Senam Pelajar Muhammadiyah, pada upacara Milad Muhammadiyah Tingkat Wilayah Sulawesi Selatan, di Lapangan Colliq Pujie, Kabupaten Barru, Ahad, 20 November 2016. (Foto: Muhammad Akhir)
---------
Ahad,
20 November 2016
Muhammadiyah
Hanya Memberi, Tak Harap Kembali
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Usia
persyarikatan atau organisasi Muhammadiyah sudah mencapai 104 tahun miladiyah (berdiri
di Yogyakarta, pada 18 November 1912) atau 107 tahun hijriyah (8 Dzulhijjah
1330 Hijriyah). Apa rahasianya hingga Muhammadiya mampu bertahan hidup hingga
lebih dari satu abad?
“Salah satu rahasianya adalah karena
Muhammadiyah hanya memberi, tak harap kembali, bagai sang surya, menyinari
dunia,” kata Wakil Ketua PP Muhammadiyah HA Dahlan Rais, pada acara Milad
Muhammadiyah Tingkat Wilayah Sulawesi Selatan, di Alun-Alun Colliq Pujie, Kabupaten
Barru, Ahad, 20 November 2016.
Dahlan Rais yang adik kandung Prof
Amien Rais kemudian mengajak para hadirin yang berjumlah sekitar 2.000 orang,
termasuk Ketua Muhammadiyah Sulsel Prof Ambo Asse, Gubernur Sulsel, Kasdam VII/Wirabuana
Brigjen TNI Supartodi, Plt Bupati Barru Suardi Saleh, dan Ketua Panitia Milad
Syamsuriadi, untuk menyanyi bersama penggalan lagu berjudul Kasih Ibu, yakni: “hanya
memberi, tak harap kembali, bagai sang surya, menyinari dunia.”
Banyak yang ingin tahu apa rahasia
umur panjang Muhammadiyah, karena sangat jarang pergerakan di Indonesia dan di
dunia internasional, mampu bertahan hidup hingga lebih dari satu abad.
“Pimpinan Pusat Muhammadiyah pernah diundang
suatu perkumpulan di Malaysia untuk berbagi rahasia umur panjang Muhammadiyah,
tapi kami juga bingung karena di Muhammadiyah tidak ada rahasia. Setelah kami
diskusikan, akhirnya kami memperoleh jawabannya bahwa rahasia umur panjang
Muhammadiyah karena Muhammadiyah mampu memberi manfaat bagi orang banyak serta bagi
bangsa dan negara,” tutur Dahlan.
Muhammadiyah itu, katanya, adalah organisasi
yang sehat, tidak uzur, tidak pelupa, dan juga tidak ngompol.
“Muhammadiyah itu bekerja, beramal, dan
berkarya,” tandas Dahlan Rais.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel
Prof Ambo Asse yang menyampaikan pidato milad sebelum Dahlan Rais, mengatakan,
Muhammadiyah akan terus-menerus melakukan gerakan tajdid atau pembaharuan.
“Kita juga akan terus-menerus
mengaktifkan pengajian, mulai tingkat wilayah, daerah, cabang, hingga ranting.
Islam harus terus-menerus dipelajari dari sumbernya, yaitu al-qur’an dan hadits.
Oleh karena itulah, saya meminta kepada seluruh pengurus Muhammadiyah dan
pimpinan amal usaha Muhammadiyah, agar terus-menerus menggalakkan pengajian,”
papar Ambo Asse.
Acara milad Muhammadiyah tingkat wilayah
Sulawesi Selatan yang diawali dengan peragaan Senam Pelajar Muhammadiyah, juga
dirangkaikan dengan peluncuran Senam Pelajar Muhammadiyah, serta
penandatanganan perjanjian kerjasama (MoU) tentang Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM) Kokam (Resimen Mahasiswa), antara Pemuda Muhammadiyah Sidrap (Ishaq Nusu)
dengan STKIP Muhammadiyah Sidrap (Dr Aminuddin Mamma), STISIP Muhammadiyah
Sidrap (Dr Jamaluddin), dan STIKES Muhammadiyah Sidrap (drg Bambang Roesmono).
Selain itu, juga diserahkan hadiah
kepada para pemenang hadiah utama door prize jalan sehat keluarga Muhammadiyah
(yang dilaksanakan pada Sabtu, 19 November 2016) berupa hadiah umrah untuk dua orang
pemenang, serta satu unit sepeda motor.
“Acara jalan sehat keluarga Muhammadiyah
dilaksanakan pada hari Sabtu kemarin yang diikuti sekitar empat ribu peserta,”
ungkap Syamsuriadi selaku Ketua Panitia Milad Muhammadiyah. (yat)
Tags
Liputan Utama