Peristiwa Pemukulan, pelucutan jilbab dan (maaf) pakaian yang dialami oleh seorang pelajar di Pinrang, yang memilukan dan memalukan ini (karena diunggah dan menjadi viral di media sosial, red), tidak hanya mencoreng wajah pendidikan di Pinrang, tetapi juga sudah mencederai nilai-nilai kearifan lokal yang selama ini dijunjung tinggi warganya.
-- Mahyuddin -- (Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sulsel)
--------
PEDOMAN
KARYA
Selasa,
22 November 2016
Peristiwa
Memilukan di Pinrang
Peristiwa Pemukulan, pelucutan jilbab
dan (maaf) pakaian yang dialami oleh seorang pelajar di Pinrang, yang memilukan
dan memalukan ini (karena diunggah dan menjadi viral di media sosial, red),
tidak hanya mencoreng wajah pendidikan di Pinrang, tetapi juga sudah mencederai
nilai-nilai kearifan lokal yang selama ini dijunjung tinggi warganya.
Sebagai warga Pinrang, saya minta maaf
atas kejadian ini. Semoga aparat keamanan bisa menegakkan hukum yang
seadil-adilnya kepada para pelakunya.
Kepada Pemerintah Pinrang di semua level,
peristiwa ini penting jadi renungan dan introspeksi diri. Perlu membuka kembali
dokumen-dokumen penting kemudian memplototi dengan menggunakan nurani.
Carilah poin penting dalam dokumen itu! Adakah
kebijakan pemerintah yang fokus pada pembangunan akhlak dan moral? Kalau belum
ada atau belum maksimal, lakukanlah! Saya yakin belum terlambat.
Kepada tokoh agama dan tokoh masyarakat,
berhentilah berkubu karena mashab, organisasi, apalagi karena beda dukungan
jelang Pilkada. Tanggung-jawab menyiapkan generasi ada pada kita semua.
Kepada adik-adik penggerak pelajar dan mahasisma,
berhentilah sekadar berwacana dan sekadar “menghitung bintang”. Ambil-alihlah
proyek pembangunan karakter dan moral! Jangan banyak berharap kepada mereka yang
hidupnya sisa berjuang untuk harta dan takhta.
Mahyuddin
(Ketua
Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sulsel)