PERNYATAAN RESMI. Anggota DPD RI, AM Iqbal
Parewangi, menyampaikan pernyataan resmi terkait Aksi Damai Umat Islam
Indonesia pada 4 November 2016, pada Sidang Paripurna DPD RI, Kamis siang, 17
November 2016, di Gedung Nusantara V, Senayan, Jakarta. (ist)
PEDOMAN KARYA
Jumat, 18 November 2016
Pesan Dari Serambi Madinah
Oleh : A M Iqbal Parewangi
(Anggota DPD RI - MPR RI)
Perhatian
masyarakat terhadap kasus penistaan agama dengan tersangka Gubernur DKI Jakarta
nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama, begitu besar. Tidak sebatas di Jakarta saja,
tetapi meluas secara nasional.
Aksi
Damai, 4 November 2016 lalu, sebagai gambaran, bukan saja berlangsung akbar di
Jakarta, melainkan juga di daerah Jawa lainnya, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera,
dan sejumlah daerah di segenap penjuru Indonesia.
Di
Sulawesi Selatan sendiri Aksi Damai tersebut diikuti 100 ribu orang lebih, yang
berlangsung serempak di berbagai kabupaten dan kota.
Itu
baru fakta kuantitatifnya, belum lagi beragam fakta kualitatif seperti
diskursus tematik yang terus meluas dan menukik, kesibukan media massa meracik
beragam berita dan cerita, pengerahan pasukan pengamanan dari Polri dan TNI,
hingga kesibukan Presiden Joko Widodo blusukan ke berbagai ormas Islam ditambah
mengundang sejumlah tokoh ormas Islam yang tidak sempat diblusukinya.
Besarnya
respons terhadap kasus penistaan agama tersebut sudah semestinya menjadi first warning atau peringatan awal
serius bagi semua pihak yang mencintai NKRI, termasuk DPD RI.
Pesannya
jelas: jangan main-main terkait keyakinan agama, apalagi antar-agama, apalagi
agama Islam yang umatnya mayoritas di negeri ini.
NKRI
bukan negara sekuler, juga bukan negara atheis. NKRI yang berdasar Ketuhanan
Yang Maha Esa merupakan KADO TERINDAH UMAT ISLAM kepada bangsa dan negaranya.
GHIRAH
KEISLAMAN sangat menentukan perjuangan melawan penjajah hingga terebut
kemerdekaan negeri ini. Sampai hari ini, tercatat seluruh Pahlawan Nasional
Indonesia yang lahir sebelum abad 19, kemudian 81,7% yang lahir pada abad 19,
dan 75,8% yang lahir setelahnya adalah para SYUHADA BERSYAHADATAIN.
GHIRAH
KEISLAMAN itu juga sangat menentukan terjaganya kerukunan hidup berbangsa dan
bernegara kita kini dan kelak. Karena bagi umat Islam, menjaga NKRI dari segala
bentuk ancaman dan rongrongan, termasuk penistaan dalam segala bentuknya, sudah
merupakan tanggungjawab kesejarahan dan masadepan.
Pesan
dari tanah Serambi Madinah ini jelas: ghirah ke-Islam-an senantiasa menjaga NKRI,
oleh karena itu siapapun yang mencintai NKRI jangan usik keyakinan religius
umat Islam. (Disampaikan secara resmi pada Sidang Paripurna DPD RI, Kamis siang,
17 November 2016, di Gedung Nusantara V, Senayan, Jakarta)