TERIMA PENGHARGAAN. Mantan Dekan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar yang kini menjabat Rektor Universitas Bosowa (Unibos) Makassar, Prof Muhammad Saleh Pallu (paling kanan), didampingi Ketua Persatuan Insinyur Indonesia Hermanto Dardak (tengah), menerima penghargaan Honorary Membership dari ASEAN Federation Engineering Organization (AFEO) dalam acara 34th Conference of The AFEO, di Puerto Princesa, Palawan, Filipina, Kamis, 24 November 2016. (ist)
-------
Ahad, 27 November 2016
Rektor Unibos dan Dosen UMI Terima Penghargaan di Filipina
DEKAN Fakultas Teknik Industri UMI Makassar Zakir Sabara (paling kiri), bersama Sekretaris Program Studi Profesi Insinyur Fakultas Teknik Industri Taufik Nur (paling kanan), foto bersama Ketua Persatuan Insinyur Indonesia Hermanto Dardak, seusai menerima penghargaan, pada acara 34th Conference of The AFEO, di Puerto Princesa, Palawan, Filipina, Kamis, 24 November 2016. (ist)
------
------
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Mantan
Dekan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar yang kini menjabat
Rektor Universitas Bosowa (Unibos) Makassar, Prof Muhammad Saleh Pallu,
menerima penghargaan Honorary Membership dari ASEAN Federation Engineering
Organization (AFEO) dalam acara 34th Conference of The AFEO, di Puerto
Princesa, Palawan, Filipina, Kamis, 24 November 2016.
Muhammad Saleh Pallu MEng IPM meraih
Honorary Award atas jasa dan karyanya memajukan dunia insinyur di Indonesia dan
ASEAN, khususnya penemuan-penemuan baru yang diakui di ASEAN dan diberikan oleh
Asosiasi Insinyur ASEAN sebagai seorang engineer professional.
Pada kesempatan yang sama, dua dosen
Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, yakni Zakir Sabara Haji Wata (Dekan
Fakultas Teknik Industri), dan Taufik Nur (Sekretaris Program Studi Profesi
Insinyur Fakultas Teknik Industri), juga mendapat Sertifikat ASEAN Engineer.
Penghargaan yang diterima Saleh Pallu, Zakir
Sabara, dan Taufik Nur, disaksikan langsung lebih dari 900 peserta yang
merupakan anggota asosiasi insinyur dari 10 negara Asean. Jumlah peserta dari
Indonesia yang hadir pada 34th CAFEO, sebanyak 57 orang dari berbagai cabang
keinsinyuran.
Saleh Pallu mengungkapkan, penghargaan tersebut
akan memberikan nilai tambah dalam lingkup insinyur yang lebih kompetitif,
sekaligus menjadi motivasi bagi para engineer Indonesia agar tetap memberikan
kontribusi yang berkualitas.
Menurutnya, penghargaan sebagai anggota
kehormatan bagi orang-orang Asia dalam dunia engineering ini, tetap perlu terus
dipacu dan dikembangkan.
“Penghargaan ini memang diberikan atas
jasa yang telah dilakukan dalam dunia keinsinyuran di Indonesia yang diakui.
Bukan hanya membuat produk teknologi baru yang berkualitas, melainkan juga
mampu membantu dalam mengembangkan kehidupan masyarakat. Secara pribadi, ini
akan menjadi tantangan dan semangat baru bagi saya ke depan untuk terus mampu
mengembangkan penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi di Indonesia,” ungkap
Saleh.
Menteri PUPR
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono juga menerima penghargaan untuk kategori AFEO
Distinguished Honorary Fellow. Basuki Hadimuljono pada kesempatan itu diwakili oleh
Widyaiswara Utama Kementerian PUPR Hermanto Dardak yang juga merupakan Ketua
Persatuan Insinyur Indonesia (PII).
Sebagaimana dikutip dari dari website
resmi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (http://pu.go.id), Basuki
Hadimuljono mendapat penghargaan karena kontribusinya dalam bidang keinsinyuran
di Asean.
Selain itu, juga diberikan penghargaan
Asean untuk proyek infrastruktur yakni pengembangan Jalan Lingkar Nagreg,
Jembatan Merah Putih di Ambon dan Telkomsel Merah Putih. Proyek-proyek tersebut
dianggap merupakan solusi signifikan di lingkungannya.
Hermanto Dardak menyampaikan, konferensi
tersebut menghasilkan kesepakatan untuk mempererat kerjasama di bidang
keinsinyuran untuk memajukan pembangunan ekonomi negara-negara anggota.
Beberapa tema yang dibahas dalam
federasi organisasi insinyur Asean (AFEO) antara lain jalan raya Asean,
perkotaan cerdas berkelanjutan, manajemen aset infrastruktur, dan energi
bersih.
“Dari beberapa tema tersebut dibahas
mengenai best practices-nya dan
selanjutnya dirumuskan harmonisasinya untuk penerapan di Asean,” jelas Hermanto.
Dengan efektifnya komunitas Asean maka
para insinyur Asean mengagendakan peningkatan kejasama, percepatan jumlah
insinyur yang memenuhi standar Asean untuk memenuhi kebutuhan di dalam dan di
luar Asean.
“Kerjasama ini sekaligus memberi nilai
tambah dan sinergi profesionalisme keinsinyuran menuju satu komunitas insinyur
Asean yang lebih kompetitif. Selain itu kesepakatan ini untuk meningkatkan
kepemimpinan insinyur muda maupun anak muda untuk semakin banyak berkiprah di
bidang keinsinyuran,” tutur Hermanto Dardak. (win)
Tags
Liputan Utama