CITA-CITA awalnya sebenarnya ingin masuk AKBARI (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia/sekarang Akademi Militer Nasional dan Akademi Kepolisian), Dr Kalatiku Paembonan malah jadi bupati. Berpasangan dengan Yosia Rinto Kadang, Kalatiku terpilih sebagai Bupati Toraja Utara periode 2016-2021. (Foto: Hasdar Sikki)
----
PEDOMAN
KARYA
Minggu,
29 Januari 2017
Kalatiku Paembonan: Ingin Masuk AKABRI,
Malah Jadi Bupati
Cita-cita awalnya sebenarnya ingin masuk
AKBARI (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia/sekarang Akademi Militer
Nasional dan Akademi Kepolisian), Dr Kalatiku Paembonan malah jadi bupati.
Berpasangan dengan Yosia Rinto Kadang, Kalatiku terpilih sebagai Bupati Toraja
Utara periode 2016-2021.
Karena cita-cita awalnya untuk masuk AKABRI
tidak kesampaian, Kalatiku kemudian “banting cita-cita” menjadi pegawai negeri
sipil (PNS) yang sekarang disebut Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Awalnya saya sangat ingin masuk AKABRI,
tetapi terlambat mendaftar, akhirnya saya jadi pegawai negeri sipil di
Lingkungan Departemen Dalam Negeri,” ungkap pria kelahiran Rantepao, 16 November
1953, dalam bincang-bincang dengan beberapa wartawan di kediaman pribadinya di
Rantepao, Toraja Utara, Senin malam, 23 Januari 2017.
Setelah yang menamatkan SMA-nya di SMA
Negeri 358 Takalar tahun 1972, Kalatiku yang cukup fasih berbahasa Makassar, kemudian
melanjutkan pendidikannya di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar dan
berhasil meraih gelar sarjana tahun 1981.
Kalatiku kemudian terangkat menjadi pegawai
negeri sipil dan ditempatkan di Departemen Dalam Negridi Jakarta. Lelaki yang
sangat humanis kemudian menceritakan pengalamannya semasa menjadi pegawai di
Departemen Dalam Negeri, dengan menduduki beberapa jabatan.
Meskipun sudah jadi pejabat, suami dari Linda
Christine (dosen Universitas Kristen Indonesia Jakarta) tetap selalu tampil
sederhana dan tidak membuat dirinya sombong.
“Prinsip hidup saya, jadilah orang yang
terbaik bagi siapa saja di mana kita berada, untuk lingkungan kita. Kita hidup
hanya untuk meninggalkan nama, setelah itu kita akan hilang di muka bumi ini.
Bagaimana kita bisa berbuat agar kita bisa terus dikenang. Hidup ini cuma
sebentar dan pendek sekali,” tutur mantan Wakil Ketua Majelis Tinggi Mahasiswa
Unhas Makassar.
Sebagai orang yang bergelut di bidang
pemerintahan dan dunia pendidikan, Kalatiku yang beralih dari PNS menjadi dosen
di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), memandang perlunya sebuah komitmen
antara pemerintahan, dunia pendidikan, dan masyarakat, menciptakan hal-hal yang
berkualitas untuk kepentingan bersama.
“Yang tak kalah pentingnya adalah
perlunya kejujuran yang ditanamkan dalam diri pribadi kita, dan dalam memandang
sebuah masalah, cara mengelolanya harus dengan kejujuran. Bagaimana kita mau
jujur kepada orang lain, kalau untuk jujur kepada diri sendiri saja sulit,”
tegas Kalatiku yang menyelesaikan pendidikan magisternya di Universitas Indonesia
(UI) dan pendidikan doktoral di Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung.
Terjun di bidang pemerintahan merupakan
suatu kebanggaan dan sekaligus panggilan hati lurani, karena menurutnya, lewat
dunia pemerintahan dirinya bisa berbuat lebih banyak untuk kemaslahatan orang
banyak, dan bagi bangsa Indonesia tercinta.
“Jangan sekali-sekali ketika ada ilmu
dan kemampuan yang kita miliki, lalu kita sembunyikan. Kalau ada ilmu yang kita
miliki, pergunakan ilmu itu untuk orang lain, sehingga kita bisa mendapatkan
ilmu baru lagi. Kuncinya harus tulus. Untuk itulah, mari mengajak untuk saling
berbagi ilmu, mari berbuat untuk kebaikan orang lain, masyarakat, bangsa dan
negara yang kita cintai,” tutur Kalatiku. (Hasdar
Sikki/win)