TERMINAL adalah tempat yang harus diperhatikan keadaannya, saya atau mungkin para pembaca pernah melihat Terminal Malengkeri yang katanya adalah terminal yang besar, yang banyak mobil antar-kota yang mangkal di dalamnya, tapi ketika diperhatikan lebih seksama lagi, apa iya mobil antar-kota banyak yang mangkal di dalam terminal? (Foto: Asnawin)
--------
PEDOMAN KARYA
Ahad, 08 Januari 2017
Surat Pembaca:
Sopir–Sopir
Nakal di Terminal Malengkeri
Makassar adalah kota metropolitan yang
bisa dibilang perkembangannya cukup pesat, namun jika dilihat, perkambangan itu
tidak dibarengi dengan infrastruktur yang cukup memadai, hal ini bisa dilihat
dari Terminal Malengkeri yang jika saya lihat cukup memprihatinkan. Coba kita pikirkan
apa yang akan terjadi apabila terminal sudah tidak berjalan dengan semestinya?
Teminal adalah tempat yang harus
diperhatikan keadaannya, saya atau mungkin para pembaca pernah melihat Terminal
Malengkeri yang katanya adalah terminal yang besar, yang banyak mobil antar-kota
yang mangkal di dalamnya, tapi ketika diperhatikan lebih seksama lagi, apa iya
mobil antar-kota banyak yang mangkal di dalam terminal?
Saya melihat sopir-sopir mobil
tersebut tidak banyak yang memarkirkan mobilnya di dalam terminal. Mereka lebih
senang memarkirkan mobil mereka di luar terminal. Saya kurang tau apa yang
menyebabkan mereka lebih suka di luar dari pada di dalam terminal.
Hal ini mungkin sudah sering menjadi
perbincangan di kalangan masyarakat tentang bagaimana sebenarnya yang harus
dilakukan, agar sopir-sopir ini dapat mematuhi aturan dalam menaikkan dan
menurunkan penumpangnya atau pun yang menjadi tempat mangkalnya. Bukankah sudah
diatur dalam peraturan agar setiap sopir jika ingin menaikkan atau menurunkan
penumpang harus di terminal.
Para sopir mobil, jika saya lihat,
hanya acuh tak acuh terhadap peraturan tersebut. Bisa jadi hal ini juga
dikarenakan keadaan terminal yang tidak bagus dalam infrastrukturnya atau dalam
pelayanan dari terminal, tapi saya kira hal ini tidak bisa dijadikan alasan
oleh para sopir mobil untuk berbuat hal seperti itu.
Jika saya perhatikan memang pegawai
dari Terminal Malengkeri tidak mempermasalahkan ataupun menegur para sopir yang
mangkal di luar terminal. Mereka hanya tinggal meliati ulah sopir yang
melanggar tersebut. Ini mungkin hanya dugaan saya, apa mungkin ada main di
belakang yang dilakukan oleh pegawai terminal dengan para sopir?
Hal ini mungkin kontroversi, tapi ketika
kita logikakan dengan kejadian yang terjadi di Terminal Malengkeri saat ini,
yang dilakukan para sopir nakal ini saya kira kemungkinan besar main di
belakang tadi itu memang terjadi.
Saya lihat para sopir ini tidak
memperhatikan kenyamanan para pengguna jalan yang sering lewat di depan terminal.
Mereka memarkir mobil di pinggiran jalan raya yang ramai, memangnya mereka
pikir hal itu tidak mengganggu apa? Hal seperti ini yang sering mengakibatkan
kemacetan dan mereka hanya memandang sebelah mata kejadian yang diakibatkan
oleh ulah mereka.
Pemerintah Kota Makassar yang
diberikan tugas dalam mengelola terminal, harusnya cepat mengatasi permasalahan
dalam menertibkan para sopir nakal ini. Karena saya lihat, pemerintah juga
tidak bereaksi dalam menertibkan para sopir nakal ini. Bisa dibilang sejak Indonesia
merdeka sampai saat ini, tidak ada perubahan.
Jadi yang saya inginkan agar
terminal digunakan dengan semestinya. Tidak ada lagi sopir-sopir yang nakal dan
agar mereka menaati peraturan, sehingga semua dapat berjalan dengan lancar dan
tidak ada yang dirugikan. Juga`peran pemerintah sangat diperlukan dalam
mewujudkan terminal yang bebas dari oknum jahat yang merajalela dan bebas dari sopir-sopir
nakal.
Nama
dan alamat ada pada redaksi