KOMUNIKASI ANTAR-BUDAYA. Dosen Fakultas Sastra Universitas Bosowa Makassar, Dahlia Demolier, tampil sebagai pembicara pada seminar bertemakan: “Students Character Building Through Cross Cultural Communication Process”, di Auditorium Aksa Mahmud, Lantai 9 Gedung II Kampus Unibos, Makassar, Kamis, 2 Februari 2017. (ist)
---------
Jumat, 03 Februari 2017
Bahasa sebagai Alat
Komunikasi Antar-budaya
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Bahasa
merupakan budaya sekaligus sebagai alat komunikasi antar-budaya. Sebaliknya,
budaya juga bisa dituangkan dalam bentuk bahasa. Penguasaan bahasa lokal,
bahasa nasional, dan bahasa asing dapat meminimalisir kesalahpahaman komunikasi
yang diakibatkan perbedaan budaya.
Selain pentingnya penguasaan bahasa,
kesalahpahaman komunikasi antar-budaya juga dapat diminimalisir dengan pengetahuan
dan pemahaman akan budaya orang lain, serta dengan menumbuhkan saling
pengertian dan saling menghargai perbedaan satu sama lain.
Demikian benang merah pemaparan materi
yang disampaikan David Robert (mahasiswa asal Australia) dan Dra Dahlia
Demolier Mhum (dosen Fakultas Sastra Universitas Bosowa/Unibos Makassar), pada seminar
bertemakan: “Students Character Building Through Cross Cultural Communication
Process” yang digelar Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unibos, di Auditorium Aksa Mahmud, Lantai 9
Gedung II Kampus Unibos, Makassar, Kamis, 2 Februari 2017.
Dahlia Demolier mengatakan, ketidakcocokan
terhadap budaya baru pasti ada. Untuk mengurangi kesalahpahaman, setiap
individu diharapkan lebih menekankan untuk saling mengerti dan menghargai
perbedaan.
“Komunikasi antar-individu, terutama
dengan orang lain dengan latar belakang budaya yang berbeda, tidak hanya
dilakukan secara verbal, tetapi juga dengan cara komunikasi nonverbal dan itu dapat
membantu kita memahami budaya orang lain sekaligus menghindarkan kesalahpahaman
komunikasi antar-budaya,” ungkapnya.
Senada dengan pernyataan tersebut, David
Robert dari Murdoch University, mengatakan, point penting agar mahasiswa
memahami perbedaan budaya adalah dengan adanya pendidikan terkait kebudayaan.
“Pendidikan kebudayaan ini sangat
penting untuk memperlihatkan bahwa meski terdapat perbedaan, tetapi menghargai
satu sama lain itu penting untuk tetap menjalin relasi. Pendidikan yang
dimaksud bukan hanya secara formal, melainkan juga dilakukan dengan
memperkenalkan kebudayaan setiap negara melalui pertemuan langsung,” tuturnya.
Robert menambahkan, pemerintah Australia
telah memiliki program yang mendukung mahasiswa memahami kebudayaan negara
luar. Salah satunya dilakukan dengan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk
belajar budaya melalui pertukaran mahasiswa. (ima/win)