ILLUSTRASI. Kondisi beberapa gedung sekolah dasar di Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, sudah cukup memprihatinkan. Atapnya sudah banyak yang bocor dan perlengkapannya sangat minim, antara lain dalam satu ruangan kelas, hanya ada delapan meja untuk puluhan murid. (int)
------
Jumat, 03 Februari 2017
Memprihatinkan,
Kondisi Beberapa Gedung SD di Jeneponto
JENEPONTO,
(PEDOMAN KARYA). Kondisi
beberapa gedung sekolah dasar di Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, sudah
cukup memprihatinkan. Atapnya sudah banyak yang bocor dan perlengkapannya
sangat minim, antara lain dalam satu ruangan kelas, hanya ada delapan meja
untuk puluhan murid.
Kondisi yang cukup memprihatinkan
tersebut terungkap saat Kepala UPTD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan
Bangkala, Hj Kinang SPd SE MPd, mengujungi beberapa sekolah, antara lain Sekolah
Dasar Negeri (SDN) No 14 Mallasoro, SDN No 60 Ujunga, dan SD Terpencil Pulau
Harapan, Rabu, 1 Februari 2017.
“Kondisi gedungnnya sudah tidak layak
dipakai. Kalau hujan turun, air langsung masuk karena atapnya sudah bocor.
Sudah lebih sepuluh tahun sekolah-sekolah ini tidak mendapat proyek rehabilitasi,
begitu pun dengan bantuan mobiler seperti bangku dan meja,” ungkap Kinang, kepada
wartawan.
Untuk itu, pihaknya meminta kepada Pemerintah
Kabupaten Jeneponto, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, agar memperhatikan
usulan rehabilitasi sekolah-sekolah tersebut.
“Kalau perlu, tahun ini Kecamatan
Bangkala menjadi prioritas utama, karena kalau tidak direhab, maka tentu akan
membahayakan murid dan guru. Khusus pada tiga sekolah tersebut, atapnya cepat
lapuk karena pengaruh air laut, karena lokasinya memang berada di pinggir laut,
jadi atapnya terkadang hanya bertahan satu tahun saja. Tanahnya juga labil,
sehingga lantai sekolah cepat retak,” tutur Kinang.
Dana Terbatas
Kepala Dinaa Pendidikan dan Kebudayaan
Kabuparem Jeneponto, Drs H Nur Alam MSi, yang dikonfirmasi secara terpisah,
mengatakan semua sekolah yang belum pernah direhabilitasi, akan menjadi prioritas
untuk direhab.
“Tapi perlu diketahui, dana rehab sangat
terbatas. Tahun 2017 ini, dana rehabilitasi gedung menggunakan DAK (Dana Alokasi
Khusus), hanya tujuh sekolah saja yang mendapat dana rehab, padahal kami telah mengusulkan
sebanyak dua puluh sekolah untuk direhab,” ungkap Nur Alam.
Kadis Pendidikan dan Kebudayaan yang
didampingi sekretarisnya, H Andi Bahtiar Hamka, berharap DAK untuk perbaikan
sekolah tahun 2017 ini lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya.
“Bukan hanya sekolah di Kecamatan Bangkala
yang kami perhatikan, sekolah lain di semua sebelas kecamatan juga kami
perhatikan, baik untuk perbaikan maupun kebutuhan mobilernya, karena kalau kita
mau meningkatkan mutu, tentu yang perlu kita perbaiki adalah sarananya. Kalau
sarananya bagus, tentu para siswa lebih nyaman belajar. Demikian juga para guru,
mereka pasti lebih senang berlama-lama dalam kelas,” papar Nur Alam. (zak/win)