TERMINAL MALENGKERI, Makassar, semakin hari semakin tak terawat. Kita bisa lihat dari kondisinya yang tidak terawat, karena banyaknya lubang yang terisi air ketika musim hujan tiba, kios yang terlihat kumuh, plafon yang sudah rusak, atap yang bocor dan banyaknya kendaraan yang tidak terparkir dengan tertib, serta banyak pula yang tidak memanfaatkan pelataran belakang menjadi tempat menunggu penumpang. (Foto: Nurcahyani)
-----
PEDOMAN KARYA
Selasa, 14 Februari 2017
SURAT PEMBACA:
SURAT PEMBACA:
Menunggu Bukan pada Tempatnya
Terminal yakni
tempat prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan
penumpang, serta mengatur kedatangan dan
pemberangkatan kendaraan umum.
Terminal yang
menjadi terminal kota dunia ini yakni Terminal
Malengkeri, Makassar, semakin hari semakin tak terawat. Kita bisa lihat dari kondisinya
yang tidak terawat, karena
banyaknya lubang yang terisi air ketika musim hujan tiba,
sehingga dapat membuat mobil terperosok ke dalam lubang tersebut.
Begitu juga
dengan pemandangan kios yang terlihat kumuh, plafon yang sudah rusak,
atap yang bocor dan banyaknya kendaraan yang
tidak terparkir dengan tertib, serta banyak
pula yang tidak memanfaatkan pelataran belakang menjadi tempat menunggu
penumpang.
Pemandangan ini
membuat saya geleng-geleng kepala, sebab banyaknya kendaraan yang menunggu
penumpang di tempat yang bukan menjadi tempatnya.
Pelataran
belakang merupakan tempat menunggu yang sesungguhnya, tetapi malah pinggir
jalan raya yang malah dijadikan untuk menunggu penumpang,
sehingga ini memicu terjadinya kemacetan.
Pemerintah Kota
Makassar kiranya dapat melirik dan dapat membenahi Terminal
Malengkeri ini agar tetap menjadi
terminal kota dunia.
Nurcahyani
(Mahasiswa, Tinggal di Makassar)