-----
PEDOMAN
KARYA
Sabtu,
11 Februari 2017
Nur Aswar Badulu,
Sang Birokrat dan Penulis Buku dari Selayar
Jabatan birokrat identik dengan
rutinitas pekerjaan kantor dengan berbagai dinamikanya. Maka, agak langka bila
ada birokrat yang mampu melanjutkan pendidikannya hingga ke jenjang doktor (S3)
dan juga menjadi penulis buku produktif.
Salah seorang di antara yang agak langka
itu ialah Dr H Nur Aswar Badulu SAg MSi. Begitulah nama lengkap pria kelahiran
Ujung Jampea, Selayar, 24 Juni 1973, yang mantan Kasubag Tata Usaha dan kini menjabat
Kasi Bimas Islam Kantor Kemenag Kabupaten Kepulauan Selayar.
Nur Aswar yang merampungkan studi doktor
Komunikasi Islam pada Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, telah menulis
sebanyak 12 judul buku.
Buku yang pernah ditulisnya antara lain;
“Orang Selayar Membaca”, “Wakil Rakyat dari Tanah Doang”, “Ince Langke Bukan
Politisi Biasa”, “Selayar Meretas Kemiskinan Nelayan”, “Kilas Balik Legislatif
Pemilu 2004-2009”, “Perkawinan Orang Selayar”, serta “Merangkai Etos Kerja dalam
Budaya Kinerja PNS.”
Belum lama ini, Nur Aswar Badulu kembali
meluncurkan buku barunya yang berjudul: “Destinasi Wisata Religius (Studi Taman
Laut Nasional Takabonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar.”
Buku yang diterbitkan penerbit Fahmis
Pustaka Makassar, dengan editor Muhammad Yahya Mustafa, Sulaeman Saat, dan
Ashar Sinilele, telah diluncurkan oleh Majelis Ualam Indonesia (MUI) Kabupaten Selayar
pada 28 Januari 2017, dan oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kabupaten Selayar
pada 5 Februari 2017, di Benteng, Selayar.
Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, Muhammad
Basli Ali, memberi kata prolog pada buku tersebut, sedangkan Kakanwil Kemenag
Sulsel Abdul Wahid Tahir, memberi kata epilog.
Basli Ali dalam kata prolognya mengatakan,
buku yang ditulis Nur Aswar Badulu tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu
sumber data dan informasi untuk kepentingan penyusunan, perencanaan, pelaksanaan
dan pengendalian pembangunan agama Islam, khususnya yang menyangkut dakwah.
Sementara Kakanwil Kemenag Sulsel, Abdul
Wahid Tahir, menilai sosok birokrat seperti Nur Aswar tergolong manusia langka,
karena masih dapat dihitung jari pejabat yang mampu menyisihkan waktunya di
tengah rutinitas selaku birokrat melayani umat dalam bidang keagamaan, untuk menulis
buku.
“Agak langka pejabat seperti Bapak Nur Aswar
Badulu yang tetap bersemangat melakukan aktivitas sosial dan melanjukan jenjang
pendidikan S3, sekaligus menjadi penulis buku. Ini agak langka terjadi di
jajaran Kanwil Kemenag Sulsel,” ungkap Wahid.
Biodata
Nur Aswar Badulu meniti jenjang
pendidikan mulai SD Negeri Tauladan Kalukuang
Makassar (1987), kemudian SMP Benteng (1991), SMA Benteng Selayar (1996),
S1 Peradilan Agama, Fakultas Syari’ah IAIN Alauddin Makassar (2003), S2 (magister)
Komunikasi Massa, Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar,
hingga S3 (doktor) Komunikasi Islam PPs UIN Alauddin (2015).
Dari perkawinannya dengan Ponno H
Pareppai SAg SPd (Guru SD Inpres I Benteng), Nur Aswar Badulu telah dikaruniai
tiga anak, yakni Putri Nourah Wihdatusyu’ur Aswar, Fathirah Mahbubah Aswar, serta
Muhammad Mughni Aswar. (asnawin)