MANTAN WARTAWAN. Sekitar 25 tahun lalu, saat diterima menjadi wartawan Harian Pedoman Rakyat, saya tertarik melihat gaya dan penampilan salah seorang senior kami, Darmansyah Muin. Ia murah senyum dan selalu memancing orang untuk tertawa kalau kita ngobrol-ngobrol. Tak heran kalau ia kelihatan akrab dengan semua wartawan dan karyawan Pedoman Rakyat.
-------
PEDOMAN KARYA
Selasa,
21 Februari 2017
Darmansyah Muin; Tinggalkan
Dunia Wartawan, Beralih Jadi Pengusaha
Sekitar 25 tahun lalu, saat diterima
menjadi wartawan Harian Pedoman Rakyat, saya tertarik melihat gaya dan
penampilan salah seorang senior kami, Darmansyah Muin. Ia murah senyum dan
selalu memancing orang untuk tertawa kalau kita ngobrol-ngobrol. Tak heran
kalau ia kelihatan akrab dengan semua wartawan dan karyawan Pedoman Rakyat.
Ketika itu, ia selalu bersama-sama
dengan Pak Alex Wacanno (almarhum), Ardhy Basyir, Mahyudin, James Wehantouw,
dan Khairil. Kalau tidak salah, waktu itu ia masuk Desk Kota yang dikomandani
Pak Alex, tapi beritanya lebih banyak berita ekonomi (Gapensi dan sekitarnya,
ha..ha..ha..).
Berita-beritanya selalu termuat, mungkin
tidak ada beritanya yang tertunda, karena ia “dekat” dengan Pak Alex, dan ia
juga anak dari Pak Muin (alm), salah seorang pejabat di Percetakan Sulawesi (disingkat
Persul, perusahaan internal yang mencetak koran Pedoman Rakyat).
Waktu itu, koran Harian Pedoman Rakyat
masih menggunakan sistem manual (belum menggunakan sistem komputerisasi).
Berita yang dibuat dan telah lolos edit, terlebih dahulu diprint kemudian hasil
print tersebut ditempel di atas plat. Plat itulah yang dimasukkan ke mesin
cetak dan kemudian dicetak jadi koran.
Pada malam hari di Percetakan Sulawesi
(sekarang sudah dijual), para wartawan biasanya antri menyetor dan atau menjaga
beritanya agar dapat termuat pada keesokan harinya.
Waktu itu, ada sistem jaga malam bagi
wartawan di percetakan. Tugasnya, membantu rekdatur pelaksana mengambil dan
memilih berita melalui Kantor Berita Antara yang dikirim melalui fax, serta
membantu memerhatikan judul-judul berita dan lead berita, jangan sampai ada
yang salah atau kurang sesuai.
Darman–sapaan akrab Darmansyah Muin–termasuk
salah seorang wartawan yang rajin ke percetakan pada malam hari, sehingga
berita-beritanya selalu lolos, sedangkan wartawan lain kadang-kadang tertunda
beritanya karena tidak mengawalnya di percetakan. (Sebenarnya ini rahasia,
ha..ha..ha.. tapi tidak apa-apa diungkap, karena sudah cukup lama berlalu, dan
saya yakin Darman serta teman-teman lain pasti akan senyum-senyum atau ketawa
kalau ingat masa-masa manis itu).
Tidak terasa waktu berlalu dan pada
suatu ketika, Darman tiba-tiba sudah meninggalkan Harian Pedoman Rakyat,
meninggalkan profesi wartawan, dan beralih menjadi pengusaha, tepatnya
kontraktor.
Sejak itu, saya jarang melihatnya dan
juga jarang bertemu dengannya, tetapi sekali-sekali ia muncul di kantor dengan
senyumannya yang khas, muncul dengan membawa kue (biasanya gorengan atau kue
terang bulan). Kalau muncul, ia pasti selalu “dikerjai” oleh teman-teman,
terutama oleh Norma Djidding dan Petrus Sofyan (dua wartawan yang se-angkatan
dengan Darman).
Sebaliknya, salah seorang rekan wartawan
yang sering “dikerjai” oleh Darman, yaitu Insan Ikhlas Jalil, karena badannya
kurus dan selalu tersenyum meskipun sedang “dikerjai.”
Setelah Harian Pedoman Rakyat tidak
terbit lagi tahun 2007, kami, mantan wartawan dan mantan karyawan masih rutin
mengadakan acara ulang tahun Harian Pedoman Rakyat, setiap 1 Maret. Tentu saja
kami selalu bergembira bersama setiap reuni tahunan tersebut, sayangnya Darman
jarang hadir. Mungkin sibuk.
Hari ini, 21 Februari 2017, Facebook
menyampaikan bahwa Darman berulang-tahun. Pemberitahuan itu langsung memicu
adrenalin saya untuk menulis tentang beliau dengan berupaya mengumpulkan
puing-puing ingatan saat masih bersama-sama di Harian Pedoman Rakyat.
Selamat ulang tahun senior. Semoga sehat
selalu, murah rezeki (sekali-sekali kasi-kasitongki kodong, transfer saja lewat
rekening, ha..ha..ha..), dan bahagia bersama keluarga.. (Eh, jangki lupa
rajin-rajin shalat dan baca Al-qur'an plus terjemahannya). (asnawin)