KULIAH TAMU. Mantan Ketua Forum Rektor Indonesia, Prof Edy Suandi Hamid (kedua dari kiri) foto bersama Dekan FEB Unismuh Makassar Ismail rasulong (paling kiri), serta dosen Unismuh Agus Salim Harrang (kedua dari kanan), dan Ifayani Haanurat, sesaat sebelum Edy Suandi Hamid membawakan Kuliah Tamu, di Kampus Unismuh Makassar, Kamis, 23 Maret 2017. (ist)
----------
Jumat, 24 Maret 2017
Gubernur
Sulsel dan Walikota Makassar Harus Visioner
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA).
Pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Selatan,
cukup tinggi dan perkembangannya juga cukup pesat, yang antara lain ditandai
dengan padatnya jadwal penerbangan dan seringnya terjadi kemacetan arus lalu
lintas.
Untuk
mengantisipasi pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan perkembangan yang pesat itu,
maka Gubernur Sulawesi Selatan dan Walikota Makassar haruslah orang yang
benar-benar visioner.
“Gubernur
Sulsel dan Walikota Makassar harus visioner, harus berpikir seratus tahun ke
depan, harus memikirkan infrastruktur. Ini Makassar sudah macet, saya juga
kaget. Memang mahal, tapi itu harus dilakukan,” tegas mantan Ketua Forum Rektor
Indonesia, Prof Edy Suandi Hamid.
Hal itu dikemukakan saat tampil sebagai
pembicara pada Kuliah Tamu yang diadakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB)
Unismuh Makassar dan dihadiri seratusan dosen dan mahasiswa, di Aula Mini
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar,
Kamis, 23 Maret 2017.
Mantan
Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta dan juga mantan Ketua Umum
Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI), juga mengemukakan berbagai
masalah yang dihadapi Indonesia, khususnya dalam bidang kemandirian ekonomi.
Menyangkut utang luar negeri dalam
kaitannya dengan pembangunan di Tanah Air, Edy mengatakan, jumlah utang luar
negeri Indonesia sudah terlalu besar dan akan semakin besar kalau tidak segera
dilunasi karena adanya beban bunga yang juga cukup tinggi.
“Risiko gagal juga besar dan Indonesia
memiliki ketergantungan yang sangat besar, kemudian kondisi ini diperparah
dengan banyaknya kasus korupsi,” papar Edy yang didampingi Dekan FEB Unismuh
Ismail Rasulong, dan Wakil Dekan III Samsul Rizal.
Pada kesempatan itu, dia juga sempat memuji
keberadaan “Student Mall” Unismuh Makassar yang memberi kesempatan kepada
mahasiswa untuk berlatih berwirausaha dan mengatakan akan menirunya seandainya
dia masih menjabat rektor.
Memberikan kesempatan berwirausaha
kepada mahasiswa, katanya, merupakan salah satu solusi untuk mengantisipasi
bertambahnya pengangguran terdidik (luaran perguruan tinggi) yang dewasa ini
diperkirakan berjumlah sekitar 700 ribu orang.
“Saat ini ada sembilan juta pengangguran
terbuka di negara kita dan sekitar 700 ribu di antaranya merupakan pengangguran
terdidik,” sebut Edy. (zak)