CITA-CITA JADI DOSEN. Ketua DPD RI Mohammad Saleh menjadi dosen Kuliah Tamu, di Kampus Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Sabtu, 25 Maret 2017. Saleh mengaku bercita-cita jadi dosen, tetapi "apes" menjadi Ketua DPD RI. (Foto: Asnawin)
------
PEDOMAN
KARYA
Ahad,
26 Maret 2017
Mohammad Saleh
Bercita-cita Jadi Dosen, “Apes” Jadi Ketua DPD RI
Penampilannya biasa-biasa saja, apalagi
kalau tidak memakai jas dan juga tidak sedang memimpin rapat. Begitu pun saat
datang ke kampus di Kampus Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Sabtu,
25 Maret 2017, untuk membawakan Kuliah Umum di hadapan ratusan mahasiswa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unismuh Makassar.
“Mungkin orang bilang, Ketua DPD RI kok penampilannya
culun begitu,” kata Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI),
Mohammad Saleh, sambil tertawa dan diikuti tawa dan tepuk-tangan meriah mahasiswa
dan dosen.
Masih dalam suasana bercanda, pria
kelahiran Curup, Rejang Lebong, Bengkulu, 10 Juli 1966, mengatakan dirinya
sebenarnya malu jika biodatanya dibacakan di depan orang banyak, apalagi dengan
menyebutkan berbagai perusahaan yang didirikannya seperti dibacakan pembawa
acara pada acara pembukaan.
“Sebetulnya cita-cita saya itu ingin
jadi dosen, tetapi Allah mentakdirkan saya tidak menjadi dosen. Allah
mengatakan kerja yang lain sajalah, akhirnya agak apes juga jadi Ketua DPD RI,”
ujar Saleh sambil tertawa dan lagi-lagi disambut tawa dan tepuk-tangan meriah
dari ratusan mahasiswa dan dosen, termasuk Wakil Rektor IV Unismuh HM Saleh
Molla, dan Dekan FEB Unismuh Ismail Rasulong.
Saleh yang saat berkunjung ke Unismuh
Makassar didampingi antara lain dua Anggota DPD RI Asal Sulsel, yakni Azis
Qahar Mudzakkar dan Ajiep Padindang, serta seorang Anggota DD RI asal Riau,
Abdul Gafar Usman, mengakui bahwa ketika kuliah pada Fakultas Ekonomi Ekonomi
Universitas Bengkulu, dirinya juga dikenal sebagai mahasiswa yang nakal.
“Saya memang nakal, tapi saya tidak
bodoh. Saya aktif berorganisasi. Saya terpilih menjadi Ketua BEM (Badan
Eksekutif Mahasiswa) Universitas Bengkulu. IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) saya
bagus. Ada juga mahasiswa yang diam-diam tapi bodoh. Diam-diam tapi IPK-nya
rendah,” katanya lalu kembali tertawa.
(asnawin)