KOLABORASI. Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) yang juga Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unismuh Makassar, Erwin Akib PhD (kiri), didampingi perwakilan delegasi Politeknik Singapura, kepada wartawan di Makassar Sabtu, 18 Maret 2017. (ist)
-------
Sabtu,
18 Maret 2017
Politeknik
Singapura dan Unismuh Bantu Petani di Bantaeng
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA).
Politeknik Singapura bersama Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar
berkolaborasi membuat program Learning Express 2017 dengan menghadirkan inovasi
sosial yang bersifat pengabdian pada masyarakat.
“Program Learning Express Politeknik
Singapura dan Unismuh Makassar akan melibatkan petani dan kelompok tani di Desa
Bontomarannu, Kabupaten Bantaeng,” jelas Kepala Kantor Urusan Internasional
(KUI) yang juga Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unismuh
Makassar, Erwin Akib PhD, kepada wartawan di Makassar Sabtu, 18 Maret 2017.
Program Learning Express 2017, jelasnya,
merupakan salah satu program kolaborasi yang terjalin dan akan menjadi program pada
setiap semester bagi kedua institusi. Program tersebut, katanya, diikuti oleh
25 mahasiswa Politeknik Singapura dan 25 mahasiswa Unismuh Makassar, serta
masing-masing didampingi oleh tiga dosen Politeknik Singapura dan empat dosen
Unismuh Makassar.
“Inti dari LeX (Learning Express) Program
ini yaitu menghadirkan Social Innovation dan New Insight bagi masyarakat dan
mahasiswa, karena program ini akan berlangsung pada dua tempat selama 14 hari
yakni di Kota Makassar dan di Kabupaten Bantaeng,” papar Erwin.
Dia mengatakan, program kerjasama tersebut
tentu memberikan dampak yang luar biasa bagi kedua institusi, karena program
internasionalisasi kampus telah berjalan, sehingga kehadiran program kolaborasi
internasional ini dirasakan manfaatnya oleh mahasiswa, dosen, dan seluruh
sivitas akademika.
“Kedepannya, akan banyak lagi program
yang bisa disatukan dan dibangun oleh Unismuh ketika semakin serius dalam
melihat peluang kerjasama. Dengan begitu, Unismuh telah dikenal dan tidak lagi
dipandang sebelah mata, partnerships kami telah mengakui dan mempercayai itu,”
kata Erwin.
Wildhan Burhanuddin sebagai Koordinator Local
Facilitator, juga mengatakan bahwa program ini bersifat sustainability atau
berkelanjutan, sehingga mahasiswa Unismuh Makassar menyiapkan diri untuk
seleksi berikutnya.
“Kami ingin melibatkan seluruh prodi dan
fakultas. LeX program menghadirkan inovasi sosial yang bersifat pengabdian pada
masyarakat dengan melibatkan petani dan kelompok tani di Desa Bonto Marannu,
Kabupaten Bantaeng,” ujar Burhanuddin. (zak)