PEMBEKALAN. Rektor Unibos Prof HM Saleh Pallu memberikan kata sambutan pada pembukaan Pembekalan KKN Angkatan angkatan XLII Tahun 2017, di Balai Sidang 45 Makassar, Selasa, 04 April 2017. (ist)
-------
Selasa,
04 April 2017
Mahasiswa Unibos
KKN pada 9 Kabupaten se-Sulsel
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA).
Sebanyak 532 mahasiswa Universitas Bosowa (Unibos) Makassar melaksanakan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) pada awal Mei hingga akhir Juni 2017 pada sembilan kabupaten
se-Sulsel, yaitu Bantaeng, Takalar, Gowa, Bone, Pangkep, Maros, Luwu, Pinrang,
dan Sidrap.
Selain itu, sejumlah mahasiswa Unibos Makassar
juga melaksanakan KKN di luar provinsi, yakni di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
dan Provinsi Bali, serta beberapa mahasiswa melakukan KKN di “Negeri Sakura” Jepang.
Hal itu terungkap pada Pembukaan
Pembekalan KKN Angkatan angkatan XLII Tahun 2017, di Balai Sidang 45 Makassar,
Selasa, 04 April 2017, yang dibuka secara resmi oleh Rektor Unibos Prof HM Saleh
Pallu, dan dihadiri jajaran wakil rektor bersama para Dekan Fakultas
se-Universitas Bosowa, serta Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
(LPPM) Unibos Dr Hasanuddin Remmang.
Rektor Unibos Saleh Pallu pada
pembekalan ini mengungkapkan harapan agar mahasiswa mampu memberi kontribusi
nyata selama proses KKN pada sembilan kabupaten se-Sulsel.
“Salah satu indikator keberhasilan perguruan
tinggi itu juga dilihat dari bagaimana mahasiswanya dapat memberikan karya
nyata kepada masyarakat hingga mampu membentuk perubahan, utamanya dalam
pembangunan dan pola pikir masyarakat. Semoga dengan adanya pembekalan ini,
mahasiswa Unibos siap pakai secara Iptek di lapangan,” tutur Saleh.
Sementara Ketua LPPM Unibos, Hasanuddin
Remmang, mengatakan, pemberdayaan masyarakat pedesaan saat ini menjadi fokus
KKN mahasiswa Unibos dengan melihat kompetensi daerah yang ada di Sulawesi Selatan
yang dapat dimanfaatkan untuk diolah dan memberikan suatu hasil yang bisa
memajukan kehidupan masyarakat.
“Sebanyak 80 persen masyarakat Sulsel berdomisili
di pedesaan. Dan di desa itulah terletak banyaknya kekayaan alam dari berbagai
sektor yang bisa dimanfaatkan untuk diolah, termasuk sektor pertanian,
peternakan, pertambangan, kehutanan dan kelautan. Karena itulah, mahasiswa
diberi pembekalan untuk dapat membantu masyarakat melakukan pergerakan dalam
perubahan pola pikir dan pola hidup untuk lebih mengoptimalkan sumber daya yang
dimiliki masyarakat setempat,” papar Hasanuddin. (ima)