TEMAN. Lima mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Nurjannah, Siti Sara Namsa, Indasari, Muhammad Yunus, dan Raodah Rahma membuat artikel dengan judul "Radio sebagai Teman dan Pemberi Informasi".
---------
PEDOMAN KARYA
Ahad,
30 April 2017
Radio sebagai
Teman dan Pemberi Informasi
(Bagian kedua dari dua tulisan)
Oleh: Nurjannah,
Siti Sara Namsa, Indasari, Muhammad Yunus, Raodah Rahma
Sebagai unsur dari proses komunikasi,
dalam hal ini sebagai media massa, radio siaran mempunyai ciri dan sifat yang
berbeda dengan media massa lainnya.
Jelas berbeda dengan surat kabar yang
merupakan media cetak, juga dengan film yang bersifat mekanik optic. Dengan
televisi, kalau pun ada persamaannya dalam sifatnya yang elektronik, terdapat
perbedaan, yakni radio sifatnya audial, televisi audiovisual.
Penyampaian pesan melalui radio siaran
dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan; kalaupun ada lambang-lambang
nirverbal, yang digunakan jumlahnya sangat minim, umpamanya tanda waktu pada
saat akan memulai acara warta berita dalam bentuk bunyi telegrafi atau bunyi
salah satu alat musik.
Keuntungan radio siaran bagi komunikan
adalah sifatnya yang santai. Orang bisa menikmati acara siaran radio sambil
makan, sambil tidur-tiduran, sambil bekerja, bahkan sambil mengemudikan mobil.
Tidak demikian dengan media massa
lainnya. Karena sifatnya auditori, untuk didengarkan, lebih mudah orang
menyampaikan pesan dalam bentuk cara yang menarik.
Bandingkan dengan media massa lainnya,
umpamanya televisi, kalau kita ingin menyampaikan pesan dalam bentuk drama.
Sebuah kisah di hutan, di dasar laut, ataupun di neraka lebih mudah disajikan
dibanding kalau disampaikan melalui surat kabar, televisi atau film.
Penyajian hal yang menarik dalam rangka
penyampaian suatu pesan, adalah penting, karena publik sifatnya selektif.
Begitu banyak pilihan di antara sekian banyak media komunikasi, dan begitu
banyak pula pilihan acara dari setiap media.
Dalam hubungan ini musik memegang
peranan sangat penting. Siapa orangnya tidak tertarik oleh musik? Di antara
acara-acara musik yang memukau itulah pesan-pesan disampaikan kepada pendengar.
Radio merupakan sumber informasi yang
kompleks mulai dari fungsi tradisional, radio sebagai penyampai berita dan
informasi, perkembangan ekonomi, pendongkrak popularitas, hingga propaganda
politik dan ideologi.
Bagi pendengarnya radio adalah teman,
sarana komunikasi, sarana imajinasi, dan pemberi informasi.
Kelemahan Radio
Siaran
Daya pikat untuk melancarkan pesan ini
penting, artinya dalam proses komunikasi, terutama melalui media massa,
disebabkan sifatnya yang satu arah (one way traffic communication).
Komunikasi hanya dari komunikator kepada
komunikan. Komunikator tidak mengetahui tanggapan komunikan. Kelemahan ini bagi
radio ditambah lagi dengan sifatnya yang lain, yakni “sekilas dengar”. Pesan
yang sampai pada khalayak hanya sekilas saja, begitu terdengar begitu hilang.
Arus balik (feedback) tidak mungkin pada
saat itu. Pendengar yang tidak mengerti atau ingin memperoleh penjelasan lebih
jauh, tak mungkin meminta kepada penyiar untuk mengulang lagi.
Karena kelemahan itulah, maka radio
siaran banyak dipelajari dan diteliti untuk mencari teknik-teknik yang dapat
mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut sehingga komunikasi melalui radio siaran
lebih efektif.
Teman dan
Pemberi Informasi
Televisi dan radio dapat dikelompokkan
sebagai media yang menguasai ruang tetapi tidak menguasai waktu, sedangkan
media cetak menguasai waktu tetapi tidak menguasai ruang.
Oleh karena itu, radio merupakan sumber
informasi yang kompleks mulai dari fungsi tradisional, radio sebagai penyampai
berita dan informasi, perkembangan ekonomi, pendongkrak popularitas, hingga
propaganda politik dan ideologi.
Bagi pendengarnya radio adalah teman,
sarana komunikasi, sarana imajinasi, dan pemberi informasi.
Di Indonesia, radio sebagai media yang
terkait dengan medium kebutuhan lokal. Media komunikasi massa yang hanya
memiliki skala lokalitas suatu daerah tertentu berbeda dengan televisi dan film
yang skalanya nasional.
Perkembangan radio di Indonesia dimulai
dari zaman penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, masa kemerdekaan, dan zaman
orde baru. Radio siaran disebut sebagai “The Fifth Estate” atau memilki lima
kekuatan yaitu, fungsi kontrol sosial, memberikan informasi, menghibur, mendidik
serta melakukan kegiatan persuasif.
Kehadiran media radio tidak dapat
dilepaskan dari inovasi teknologi yang dilakukan Marconi. Penggunaan media ini
mempengaruhi banyak aspek kehidupan khususnya dalam bidang sosial dan ekonomi.
Masyarakat sebagai pengguna teknologi
radio berlanjut terus saat kemunculan teknologi radio yang bersifat penyiaran.
Radio mudah beradaptasi dan sering
dengan kehebatanya menyajikan bentuk siaran “live” (secara langsung), tidak
memerlukan pemrosesan film, tidak perlu menunggu proses pencetakan. Bahkan pada
saat ini radio digunakan sebagai media pendidikan yang menggunakan konsep dan
juga fakta.
Daftar Pustaka:
Ashadi Siregar, Menyingkap Media Penyiaran Membaca Televisi
Melihat Radio. LP3Y, Yogyakarta, 2001.
M Tata Taufik, Etika Komunikasi Islam. Sahifa, Bandung,
2008.
Onong Uchjana Effendy., Radio Siaran Teori dan Praktek. Mandar Maju, Bandung, 1990.
Onong Uchjana Effendy., Radio Siaran Teori dan Praktek. Mandar Maju, Bandung, 1990.
Theo Stokkink, The Professional Radio Presenter terjemahan.
Kanisius, Yogyakarta, 1997.
http://id.wikipedia.org/wiki/Radio,
diakses pada tanggal 23 April 2017, pukul 13.00 Wita.
http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media
studies/2191229-pengertian-radio/#ixzz2AED9X7rG, diakses pada tanggal 23
April 2017, pukul 13.00 Wita.
-------
Artikel Bagian Pertama:
------
Keterangan:
- Para penulis adalah
mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Unismuh
Makassar, Angkatan 2014/2015
- Artikel ini merupakan tugas
mata kuliah Jurnalistik yang diampu oleh Asnawin Aminuddin