MENINGGAL DUNIA. Salah seorang dokter, alumni angkatan pertama Fakultas Kedokteran (FK) Unismuh Makassar, dr Nurfaisal Majid, meninggal dunia di Balikpapan, Selasa malam, 23 Mei 2017. Jenazah almarhum rencananya diterbangkan dari Balikpapan ke Makassar pada Rabu sore, 24 Mei 2017, dan selanjutnya langsung diantar ke Kabupaten Sinjai untuk dikebumikan.
-------
Rabu, 24 Mei 2017
Alumni Pertama FK Unismuh Meninggal Dunia
-
Keluarga Besar Unismuh, Pemuda Muhammadiyah, dan IMM Berduka
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Kabar duka bagi keluarga besar Universitas Muhammadiyah (Unismuh)
Makassar, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sulsel, Pemuda Muhammadiyah
Sulsel, serta keluarga besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), berhembus dari
Balikpapan, Kalimantan Timur.
Salah seorang dokter,
alumni angkatan pertama Fakultas Kedokteran (FK) Unismuh Makassar, dr Nurfaisal
Majid, meninggal dunia di Balikpapan, Selasa malam, 23 Mei 2017. Jenazah
almarhum rencananya diterbangkan dari Balikpapan ke Makassar pada Rabu sore, 24
Mei 2017, dan selanjutnya langsung diantar ke Kabupaten Sinjai untuk
dikebumikan.
Kabar meninggalnya
Nurfaisal langsung beredar luas di dunia maya (Facebook) dari kerabat dan
handai taulan almarhum, yang secara tidak langsung menceritakan sosok almarhum,
baik aktivitasnya di IMM dan Pemuda Muhammadiyah, maupun pembawaan dan
kesehariannya.
Mantan Rektor
Unismuh Makassar, Prof Irwan Akib menulis bahwa dirinya teringat pada awal
hadirnya FK Unismuh Makassar, saat almarhum Nurfaisal bersama generasi awal FK
Unismuh selalu hadir dan tampil menyuarakan aspirasi teman-temannya.
“Kadang ananda
harus berhadapan dengan saya (sebagai Rektor Unismuh ketika itu, red), tetapi semua bisa kita selesaikan dengan baik,
karena kebesaran jiwa ananda bersama teman-teman untuk melihat hadirnya FK yang
baik dan berkemanjuan. Visi kita sama, walau kadang langkah kita berbeda,
tetapi sekali lagi, ruang dialog memberi kita suasana yang nyaman dan jalan
terbaik untuk FK Unismuh,” tutur Irwan.
Dia juga
mengungkapkan bahwa perjuangan Nurfaisal Majid menghadirkan IMM FK Unismuh
tidaklah akan sia-sia, karena telah memberi warna tersendiri bagi kaderisasi di FK
Unismuh.
“Ananda dr
Nurfaisal Majid hampir tak pernah alpa pada momen penting persyarikatan
(Muhammadiyah, red). Almarhum selalu menghadirkan diri sebagai kader yang
telaten, khususnya melayani umat dan masyarakat dalam bidang kesehatan. Dia
terlahir sebagai alumni pertama FK Unismuh dan kehadirannya telah memberi warna
tersendiri bagi hadirnya kader-kader di FK Unismuh. Selamat jalan ananda. Namamu
terukir dengan tinta emas, abadilah perjuanganmu. Insya Allah tempat terbaik
bagimu di sisi-Nya,” ujar Irwan.
Ketua Pemuda
Muhammadiyah Sulsel, Mahyuddin, juga mengungkapkan perasaannya melalui akun
Facebook-nya.
“Kak, setelah
kegiatan ini, saya ijin balik dulu (maksudnya balik dari Makassar ke Balikpapan
tempat tugasnya sebagai doter, red). Begitu pembicaraan terakhir saya dengan
adinda dokter Nurfaisal Majid pada Rapimwil Pemuda Muhammadiyah (Sulsel, red). Pagi
ini (Rabu pagi, 24 Mei 2017), saya dapat kabar bahwa beliau sudah dipanggil
menghadap oleh Sang Pencipta. Atas nama Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah
Sulawesi Selatan, kami sampaikan duka yang mendalam atas berpulangnya adinda dokter
Nurfaisal Majid (Wakil Sekretaris PW PM Sulsel),” tulis Mahyudin.
Mantan Ketua Ikatan
Pelajar Muhammadiyah Sulsel, Elly Oschar, langsung mengungkapkan perasaannya di
Facebook dengan mengatakan almarhum Nurfaisal Majid sudah menjadi keluarga
besarnya dan kehadiran almarhum dalam sejarah perjalanan hidupnya tak bisa ia lupakan.
“Sejak 2008 kita
berjumpa dan bergelut di dunia kampus dan jalanan. Menjadi tokoh pergerakan dan
tokoh mahasiswa menjadi jalan kita kawan. Surat sakti, stempel, Sekret, kost, komitmen,
megaphone, ban bekas, telpon rektor, telpon dekan, telpon Kapolres, telpon Kapolsek,
menjadi kosa kata yang sangat akrab dalam memori kita kawan. Masak indomie,
titip KTP di Dg Mile (penjual warung kecil depan kampus), perkaderan DAD, DAM
IMM, TBM, LDK, Mappaouddank, Benteng Somba Upo, Tanjung Bayang, Malino
bercampur menjadi satu letupan semangat untuk menempa diri dan demi melahirkan
generasi mumpuni,” tulis Elly.
Rifqi Ismulail,
salah seorang sahabat almarhum sebagai sesama mahasiswa FK Unismuh Makassar dalam
akun Facebook-nya menjelaskan bahwa almarhum dokter Nurfaisal Majid adalah Ketua
Umum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FK Unismuh periode 2009-2010, dan periode
2010-2011, serta alumni Darul Arqam Menengah (DAM) Angkatan ke-42 Pimpinan Cabang
IMM Kota Makassar tahun 2010.
“Pesan terakhir almarhum
dokter Nurfaisal Majid tentang regenerasi BEM FK Unismuh: Kita sekarang krisis
kader, tidak ada juga kader dari Pikom (Pimpinan Komisariat IMM) yang bisa didorong.
Kita siapkan kader baru, kita bergerak,” ungkap Rifqi.
Mantan Koordinator
Komisariat (Korkom) IMM Unismuh Makassar, Kasri Riswadi, dalam akun
Facebook-nya mengatakan, akhir pekan kemarin, almarhum masih di Makassar, tanah
kelahirannya, selama beberapa hari.
“Ia pulang ke
Makassar untuk menunaikan amanah organisasinya, Muspimwil Pemuda Muhammadiyah.
Selepas acara itu, ia pun kembali ke perantauannya, bertugas sebagai dokter di
Balikpapan. Hingga tadi pagi, kita semua tiba-tiba dikagetkan dengan berita kematiannya,”
kata Kasri.
Almarhum Nurfaisal,
katanya, tipe orang yang sangat telaten dalam menjalankan semua amanah yang
dibebankan padanya, seperti ditelusuri dalam kesempatan yang sedikit di
Makassar, ia bahkan masih sempat melakukan pertemuan dengan teman-teman dan
juniornya untuk membicarakan eksistensi alumni FK Unismuh, sebagai
Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) FK Unismuh.
“Almarhum dokter Ichal
meninggal dalam perantauannya, dalam tugas dan kerja mulianya sebagai seorang
dokter. Selamat jalan kawan,” ujar Kasri.
Almarhum Nurfaisal Majid dalam akun Facebook-nya dengan nama Faisal Majied, pada 1 Juni 2015, membuat status dengan mengutip
pemikiran seorang filsuf Perancis dalam bukunya “The Treasson of The
Intelectual.”
“Intelektual sejati
harus senantiasa bersentuhan dengan lingkungan. Kaum intelektual bukanlah
pemikir menara gading, yang terlalu pribadi, terlalu eksklusif, menciptakan
hal-hal yang sulit dimengerti. Kaum intelektual seharusnya melindungi yang
lemah, memerangi korupsi, menentang otoritas yang zalim, dan senantiasa berseberangan
dengan status quo. Selamat atas gelar intelektual teman-teman. Semoga menjadi
aktor pengabdian di tengah-tengah masyarakat,” tulis Nurfaisal Majid. (win)
Tags
Aneka