CA BAU KAN. Teater Studio Makassar mementaskan drama “Ca Bau Kan”, di Gedung Kesenian Societeit de Harmonie, Jl Riburane, No 15, Makassar, 14-16 Mei 2017. Pementasan digelar dua kali sekali selama tiga hari berturut-turut, yakni pada pukul 16.00 Wita, dan pukul 19.30 Wita.
------
Kamis,
11 Mei 2017
Drama “Ca Bau
Kan” Dipentaskan di Gedung Kesenian Makassar
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Teater
Studio Makassar mementaskan drama “Ca Bau Kan”, di Gedung Kesenian Societeit de
Harmonie, Jl Riburane, No 15, Makassar, 14-16 Mei 2017. Pementasan digelar dua
kali sekali selama tiga hari berturut-turut, yakni pada pukul 16.00 Wita, dan
pukul 19.30 Wita.
Salah seorang teaterawan yang ikut
bermain dalam pentas drama “Ca Bau Kan”, Hasan Kuba, mengatakan, cerita “Ca Bau
Kan” diangkat dari Novel Remy Silado yang diadaptasi ke dalam naskah pentas
oleh Bahar Merdu.
“Drama ini disutradarai Kadir Anshari
sekaligus penata artistik,” jelas Hasan Kuba yang memerankan tokoh Tan Peng
Liang (kucir) dalam drama tersebut, kepada “Pedoman Karya”, di Makassar, Kamis,
11 Mei 2017.
Pemain-pemain teater yang tampil selain
Hasan Kuba, yaitu Goenawan Monoharto (Tuan Liang - Parlente), Is Hakim (Polisi
Belanda), Amrin (Hasan – Wartawan), dan Ani (Saodah), Satriani Hamrin, Monita
Goenawan, Hamrin Samad, Djamal April Kalam, Andaspeak, Jussy Jusriati, Muhammad
Fajrin, Reza Vahlevy Al, Salman Egi Hadian, RA Musfira Tenti Mandawara,
Ryaasanti Fany Faizal, Aco B Maggo, Aco Brown.
Selain itu juga ada bintang tamu Halim
Homeric dan Safari G, serta pemain cilik Ellina Hamrin dan Christin Aurelia
Taka.
“Pemain berbakat Almaidah Hamka dipercayakan
sebagai pemeran utama dengan nama Tinung,” kata Hasan Kuba, yang sehari-hari seorang
wartawan senior dan mantan Wakil Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)
Sulsel.
Tentang jalan cerita drama “Ca Bau Kan”,
dia mengatakan, awalnya Tinung diperisterikan Karaeng Kobara, tetapi ketika Tinung
hamil muda, Karaeng Kobara sebagai pelaut mendapat kecelakaan. Perahunya
tenggelam dan Karaeng Kobara meninggal. Tinung kemudian mendatangi tempat
Saodah (tantenya) yang membuka tempat hiburan malam.
Sekali waktu, kata Hasan Kuba, Tan Pen
Liang sebagai kucir berkunjung ke tempat hiburan malam milik Saodah. Saodah
memperkenalkan Tinung kepada Tan Pen Liang yang langsung jatuh hati, lalu
melamar Tinung untuk dijadikan isterinya.
Tan Pen Liang memerintahkan pengawalnya
Udin dan Idin untuk untuk mengantar ke sebuah rumah yang akan disewakan untuk
Tinung.
Tinung rupanya tidak tahan mendampingi
Tan Pen Liang yang kasar dan suka menganiaya orang, bahkan tidak segan-segan
membunuh orang yang berutang kepadanya kalau tidak membayar sesuai waktu yang
dijanjikan. Tinung tidak sanggup melayani Tan Pen Liang. Walau Tinung sedang
hamil tua, akhirnya lari dari pelukan Tan Pen Liang.
Tinung kembali ke tempat Saodah (tantenya)
melayani tamu-tamu yang berkunjung di tempat hiburan malam itu. Di tempat
inilah, Tinung bertemu dengan Tuan Liang (Parlente) yang kemudian
memperisterikannya, meskipun sudah punya bayi, anak dari Tan Pen Liang (Kucir).
Tuan Liang memperisterikan Tinung karena
isteri pertamanya sakit lumpuh dan tidak bisa lagi melayani dirinya sebagai suami.
Dua orang anaknya laki-laki sudah remaja. Tuan Liang mau anak perempuan. Itu
sebabnya dia mau kawini Tinung.
Setelah Tinung diperisterikannya, Tuan Liang
terlibat pembuatan pemalsuan uang. Tidak berapa lama Tinung melahirkan bayi
perempuan dari perkawinannya dengan Tuan Liang, namun Tuan Liang kemudian ditangkap
oleh polisi Belanda karena perbuatannya memalsukan uang. Tuan Liang ditangkap
tetapi berhasil meloloskan diri, lari ke Negeri Cina.
Sementara Hasan yang wartawan itu
ternyata jatuh cinta sama Tinung sejak pertemuannya yang pertama. Walapun
Tinung sudah bersuami tiga kali, rupanya Hasan tidak menyurutkan hatinya untuk
jatuh cinta. Saat pertemuannya terakhirnya dengan Tinung, Hasan mengutarakan
isi hatinya. Juga peristiwa membongkar pemalsuan uang yang dilakukan oleh Tuan
Liang.
“Bagaimana kisah selanjutnya, sebaiknya
datang langsung menyaksikan pertunjukannya di Gedung Kesenian Societeit de
Harmonie, Jl Riburane, Nomor 15, Makassar,” kata Hasan Kuba sambil tersenyum. (win)