JARI KAKI. Seorang murid Kelas Dua (II) SD Negeri 164 Inpres Lappawarue, Desa Wanua Waru, Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros, tampak menghitung dengan jari tangan dan jari kaki, saat mengikuti ulangan kenaikan kelas, Rabu, 31 Mei 2017. Foto ini diabadikan oleh gurunya dan diunggah di media sosial Facebook, Rabu, 31 Mei 2017.
----------
PEDOMAN
KARYA
Rabu,
31 Mei 2017
Menghitung dengan
Jari Tangan dan Jari Kaki
Pemandangan langka terjadi di
Sekolah Dasar Negeri (SDN) 164 Inpres Lappawarue, Desa Wanua Waru, Kecamatan
Mallawa, Kabupaten Maros. Seorang murid kelas dua tampak menghitung dengan
menggunakan jari tangan dan jari kaki saat mengikuti ulangan kenaikan kelas, Rabu,
31 Mei 2017.
Guru yang bertugas mengawasi di
kelas dengan sigap mengabadikan momen tersebut dan kemudian mengunggahnya di
Media Sosial Facebook, pada hari yang sama. Guru tersebut di media sosial
menggunakan nama Lies Mallawa.
Pemandangan tersebut tentu saja
langsung mendapat perhatian dari para netizen, khususnya pengguna Facebook,
karena unik dan langka. Di daerah-daerah terpencil atau di daerah pedesaan,
pemandangan seperti ini mungkin masih biasa ditemukan, tetapi di daerah
perkotaan, tentu sudah langka.
Langka karena anak-anak wajib
memakai sepatu dan kaos kaki. Selain itu, metode pembelajaran matematika juga
tidak lagi menggunakan cara lama dengan hitungan jari tangan dan jari kaki.
Ini bukan berarti metode
pembelajaran matematika di pedesaan sudah ketinggalan zaman. Ini justru bagian
dari kreativitas guru memanfaatkan atau menyiasati kekurangan sarana dan peralatan
sekolah untuk kegiatan proses belajar mengajar di kelas.
Guru tentu tidak ingin menyulitkan
para murid yang mereka ajar, karena yang terpenting adalah bagaimana supaya
proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik. Jangan sampai karena
aturan harus memakai sepatu di sekolah dan di kelas, lalu murid tidak bisa ke
sekolah, atau disuruh pulang setelah tiba di sekolah.
Selamat kepada para guru yang
kreatif dan realistis. Selamat belajar anak-anak bangsaku. (asnawin aminuddin)