----
PEDOMAN
KARYA
Rabu,
31 Mei 2017
Pidato Sarjana
Kehormatan Pendiri Facebook (1):
Ketika Mark
Zuckerberg Memutuskan “DO” dari Harvard University
Pengantar:
Nama Mark Zuckerberg sudah sangat
terkenal sebagai pendiri Facebook. Pria kelahiran White Plains, New York, 14
Mei 1984, juga terkenal karena tercatat sebagai salah satu orang terkaya di
dunia saat ini.
Mark Elliot Zuckerberg, nama lengkapnya,
bukanlah seorang sarjana. Ia lulus tes calon mahasiswa baru di Harvard
University, AS, pada tahun 2002, tetapi pada tahun 2004, ia memutuskan “drop
out” dari kampusnya tersebut demi mengejar impiannya membangun jejaring sosial
di internet yang kemudian ia beri Facebook.
Tiga belas tahun setelah meninggalkan
bangku kuliahnya, tepatnya pada 25 Mei 2017, ia dipanggil kembali oleh
kampusnya untuk diberi gelar Sarjana Kehormatan, dan diminta menyampaikan
pidato kelulusan.
Pidato kelulusannya sangat menarik dan
karena itulah kami memuatnya secara bersambung demi kenyamanan pembaca.
Berikut pidato kelulusan Mark Zuckerberg
yang diunggah di akun Facebook-nya, dan diterjemahkan oleh Hilman Fajrian yang
ia posting di Kompasiana.com, pada 26 Mei 2017, pukul 13:30:41, dan diperbarui
pada 26 Mei 2017, pukul 13:40:25.
***
Rektor Harvard Ibu Faust, Dewan
Pengawas, fakultas, alumni, kawan, para orangtua yang sedang bangga, anggota
dewan administratif, dan para lulusan universitas terbaik di dunia.
Saya merasa begitu terhormat bersama Anda
hari ini karena, saya akui, Anda berhasil pada sesuatu yang saya tidak mampu.
Saat dimana pidato ini saya selesaikan, adalah saat dimana saya pertama kalinya
menyelesaikan sesuatu di Harvard. Selamat, angkatan 2017!
Saya bukanlah pembicara pada umumnya,
tidak hanya karena saya drop out (DO), tetapi karena kita adalah generasi yang
sama. Kita berjalan di taman ini kurang dari satu dekade yang lalu, mempelajari
gagasan-gagasan yang sama, dan tertidur di pelajaran Ec10 yang sama.
Kita mengambil jalur yang berbeda untuk
tiba di sini, terutama bila Anda datang dari Quad (sebuah komplek kampus di Harvard).
Tetapi hari ini, saya ingin berbagi soal apa yang telah saya pelajari tentang
generasi kita dan dunia yang sedang kita bangun bersama-sama. Namun
pertama-tama, beberapa hari belakangan saya teringat kembali akan
kenangan-kenangan indah.
Berapa banyak dari Anda yang mengingat
apa tepatnya yang sedang Anda kerjakan ketika datang email yang memberitahukan
bahwa Anda lulus diterima di Harvard?
Waktu itu saya sedang bermain game
Civilization dan langsung lari ke lantai bawah rumah, memanggil ayah saya. Dan
karena beberapa alasan beliau merekam dengan video momen ketika saya membuka
email itu. Video itu tampak sendu. Sungguh, saya diterima di Harvard adalah hal
paling membanggakan bagi orangtua saya.
Bagaimana dengan mata kuliah pertama di
Harvard? Mata kuliah pertama saya adalah Computer Science 121 yang dibawakan
oleh Harry Lewis, dosen yang luar biasa. Saya datang terlambat sehingga memakai
baju kaos terbalik. Saya tidak tahu kenapa orang-orang tak mau bicara kepada
saya --- kecuali satu orang, KX Jin, yang menganggap hal yang terjadi pada saya
itu biasa saja.
Akhirnya kami bekerja bersama, dan
sekarang ia mengerjakan sebuah bagian besar di Facebook. Demikianlah, para
angkatan 2017, alasan mengapa Anda mesti berlaku baik kepada orang lain.
Namun kenangan terbaik saya di Harvard
adalah ketika bertemu dengan Priscilla. Waktu itu saya baru saja meluncurkan
situs kelakar, Facesmash, dan dewan administratif kampus ingin “bertemu dengan
saya”. Semua orang berpikir saya akan dikeluarkan dari kampus. Orangtua saya datang
untuk membantu berkemas. Kawan-kawan saya membuat pesta perpisahan buat saya.
Beruntungnya, Priscilla ada di pesta itu
bersama kawannya. Kami bertemu ketika sedang mengantre toilet di asrama Pfoho
Belltower, pastilah itu menjadi antrean paling romantis sepanjang masa.
Saya sampaikan kepadanya: “Saya akan
dikeluarkan dalam tiga hari, kita harus lekas-lekas berkencan.” Anda juga boleh
menggunakan kalimat itu. Namun ternyata saya tidak dikeluarkan --- justru saya
yang melakukannya sendiri.
Dan, tahukah Anda, film (Social Network)
seakan-akan mengatakan bahwa Facemash begitu penting dalam permulaan Facebook.
Itu tidak benar. Namun tanpa Facemash, saya tidak akan bertemu Priscilla. Ia
adalah orang paling penting dalam hidup saya.
Jadi, Anda bisa katakan bahwa Facemash
adalah hal terpenting yang pernah saya buat pada masa-masa ketika saya masih di
Harvard. Kita semua telah memulai pertemanan hidup yang panjang di sini, bahkan
beberapa dari kita pada akhirnya membangun keluarga. Karena itulah saya sangat
bersyukur akan tempat ini. Terima kasih, Harvard. (bersambung)